PROYEK SISTIM INFORMASI - HANUMATA
Home » » PROYEK SISTIM INFORMASI

PROYEK SISTIM INFORMASI

Written By THALYFUTO on Tuesday, 7 October 2014 | 19:32:00


KATA PENGANTAR

Sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang Maha Pintar sudah sepantasnya penyusun memanjatkan puji syukur kehadirat atas segala rahmatnya dan karunia yang telah dilimpahkan kepada penyusun sehingga penyusun makalah ini dapat menyelesaikan makalah ini, dengan berjudul “Proyek Sistim Informasi”.
Penyusun meyakini segala daya upaya manusia tidak sia-sia belaka Penyusun suatu karya ilmiah seperti ini pada prinsipnya mengembangkan dua misi pokok yaitu; misi akademik dam misi sosial. Pada misi akademik penulis makalah merupakan penganti tes tenggah semester yang harus di selesaikan setiap mahasiswa/i dalam rangka penyelesaian studi di perguruan tinggi. Karya ilmiah yang di hasilkan akan di persembahkan pada almameter sebagai menara gading bagi kemajuan ilmu dan teknologi. sedangkan pada misi sosial; suatu karya ilmiah adalah proses mempelajari, mengamati, meneliti, dalam kaitan ini penyusun mengkorek hala-hal yang selama ini menjadi sebab akibat ketinggalan mahasiswa/i sekaligus membuka sakrawala pemikiran yang baru bagi peningkatan peran pelajar dalam peningkatan sumber daya manusia terutama mahasiswa/i UNITAL Kelas B Baucau.


Baucau, 10/05/2014
Penulis


(Salvador Monteiro)
Nim: 12.07.03.0301





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUHAN
1.1  Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2  Perumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3  Batasang Masalah ...................................................................................... 2
1.4  Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
1.5  Manfaat Penulisan...................................................................................... 2
1.6  Sistematika Penulisan................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Proyek....................................................................................................... 4
2.2. Sistim......................................................................................................... 4
2.3. Informasi................................................................................................... 5
2.4. Proyek Sistim Informasi............................................................................ 5
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Proyek....................................................................................................... 6
3.1.1. Penegertian Proyek............................................................................. 6
3.1.2. Ciri-Ciri Proyek................................................................................... 8
3.1.3. Macam-Macam Proyek....................................................................... 8
3.1.4. Faktor-Faktor Proyek.......................................................................... 9
3.1.5. Resiko Dalam Proyek........................................................................ 13
3.1.6. Metode Proyek.................................................................................. 20
3.1.7. Struktur Organisasi............................................................................ 22
3.1.8. Manajemen......................................................................................... 31
3.2. Sistem...................................................................................................... 36
3.2.1. Pengertian Sistem.............................................................................. 36
3.2.2. Tujuan Sistem.................................................................................... 37
3.2.3. Masukan Sistem................................................................................. 37
3.2.4. Proses Sistem..................................................................................... 37
3.2.5. Keluaran Sistem................................................................................. 37
3.2.6. Batasan Sistem................................................................................... 38
3.2.7. Mekanisme Pengendalian Sistem....................................................... 38
3.2.8. Lingkungan Sistem............................................................................ 43
3.3. Informasi.................................................................................................. 44
3.3.1. Pengertian Informasi.......................................................................... 44
3.3.2. Tujuan Informasi................................................................................ 45
3.3.3. Jenis-Jenis Distribusi Informasi......................................................... 45
3.4. Proyek Sistim Informasi........................................................................... 46
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan............................................................................................... 50
4.2. Saran......................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 52


BAB I
PENDAHULUHAN

1.1  Latar Belakang
Proyek adalah suatu rangkaian pekerjaan yang diada-kan dalam selang waktu tertentu & mempunyai tujuan khusus. Yang membedakan proyek dengan pekerjaan lain adalah sifatnya yang khusus dan tidak bersifat rutin pengadaannya, sehingga pengelola-annya pun memerlukan ekstra lebih banyak. Semua proyek selalu mengandung resiko relatif besar berkaitan dengan manajemen yang diterapkan untuk proyek itu. Proyek yang dikerjakan dengan manajemen asal-asalan maka bisa berakibat buruk, tidak hanya materi, waktu dan tenaga tetapi juga kredibilitas, hubungan baik dll. Sumber kegagalan terutama terletak pada manajemen, misal pada saat perencanaan terjadi kesalahan identifikasi, baik iden-tifikasi kebutuhan maupun identifikasi. Potensi sehingga jadwal yang disusunpun menjadi tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan menjadi penyebab gagal-nya proyek. Idealnya sebuah proyek harus mampu memberikan optimasi sistem yang ada. Untuk itu diperlukan suatu manajemen proyek sistem informasi yang baik, terutama ditekankan pada:
1.      Organisasi proyek harus tangguh, tahan terhadap gangguan -gangguan yang timbul, baik dari luar maupun dari dalam.
2.      Analisa kebutuhan dan sumberdaya harus akurat, jangan sampai ada yang tidak dikenali. Toleransi yang ketat harus diberlakukan, mengingat ‘harga’ yang harus dibayar cukup tinggi bila proyek gagal.
3.      Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan matang.
4.      Pengembangan sistem yang ada, baik untuk penyesuaian dengan perkembangan jaman maupun untuk optimasi sistem yang telah ada dan terkait dengan proyek.
Jadi, Secara mendasar, manajemen proyek sistem informasi adalah proses pengelolaan proyek yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengaturan tugas - tugas serta sumber daya yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, dengan mempertimbangkan factor-faktornya, terutama waktu dan biaya. Sebuah proyek sederhana barangkali hanya membutuhkan secarik kertas untuk menyusun perencanaannya. Namun tidak bisa demikian utk mega proyek, unsur yang terkait berjumlah sangat besar. Melibatkan ribuan pekerja, dana trilyunan rupiah, waktu pelaksanaan tahunan dll. Sehingga harus menggunakan manajemen yang kelas ‘mega’ juga. Dalam lingkup mega proyek, strategi yang digunakan umumnya adalah:
1.      Pemilahan tugas-tugas menjadi unit-unit kecil yang lebih mudah dikelola, tentu saja dengan tetap mempertimbangkan efisiensinya.
2.      Penjadwalan pelaksanaan tugas seoptimal mungkin dengan mempertim-bangkan sumber daya yang ada seperti pekerja, waktu, peralatan, dana, material, sistem operasi peraltan maupun lingkup-lingkup yang ada.
3.      Penelusuran pelaksanaan pekerjaan dengan pengukuran kemajuan (progress) dalam selang waktu dan periode tertentu.
1.2  Perumusan Masalah
v  Apa yang dimaksud dengan proyek, factor-faktor proyek dan resiko dalam proyek?
v  Apa yang dimaksud dengan sistim, masukan, proses, keluaran, batasan, lingkungan, mekanisme pengendali sistem?
v  Apa yang dimaksud dengan informasi dan jenis-jenis distribusi informasi?
1.3  Batasang Masalah
v  Dalam makalah ini penulis hanya mengkorek atau membahas tentang apa itu proyek, sistem, informasi dan proyek system informasi.
1.4  Tujuan Penulisan Masalah
v  Mengetahui secara rincian tentang proyek, sistem dan informasi.
1.5  Manfaat Penulisan
Dari makalah yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang diharapkan berguna bagi semua orang. Hal terutama yang diharapkan adalah:
Ø  Manfaat bagi penulis:
v  Memberikan wawasan yang lebih luas dari penerapan ilmu-ilmu yang sudah diperoleh dari dosen.
v  Menyelesaikan Tes Akhir Semester di jurusan informatika, fakultas teknik pada UNITAL Kelas B Baucau.
Ø  Manfaat bagi UNITAL Kelas B Baucau :
Proyek Sistim Informasi yang digunakan dapat lebih disempurnakan di masa yang akan datang untuk mencapai standar akademik yang lebih tinggi.

1.6  Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang proyek sistim informasi yang dijalankan. Sistematika penulisan makalah ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai konsep dasar dan teori-teori yang berhubungan dengan proyek, sistim dan informasi.

BAB III PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai proyek, sistim, informasi dan peoyek system informasi.

BAB IV PENUTUP
Berisi kumpulan kesimpulan dan saran-saran setelah dilakukan makalah tersebut.




BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Proyek
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan.
Menurut DI Cleland dan Wr. King (1987), proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu[1].

2.2 Sistim
Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Ada banyak pendapat tentang pengertian dan definisi sistem yang dijelaskan oleh beberapa ahli. Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli:
ü  Jogianto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi[2].
ü  Indrajit (2001:2), Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.
ü  Lani Sidharta (1995:9), Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan, yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.
ü  Murdick, R. G (1991:27), Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau barang.
ü  Davis, G. B (1991:45), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang beroperai bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran.

2.3 Informasi
Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang.
 Menurut Notoatmodjo (2008) bahwa semakin banyak informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

2.4 Proyek Sistim Informasi
Proyek sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lain. Investasi berarti dikeluarkan sumber-sumber daya untuk mendapatkan manfaat di masa meninformasing. Investasi untuk mengembangkan sistem informasi juga membutuhkan sumber-sumber daya. Sebagai hasilnya, sistem informasi akan memberikan manfaat-manfaat yang dapat berupa penghematan-penghematan atau manfaat yang baru. Jika manfaat yang diharapkan lebih kecil dari sumber-sumber daya yang dikeluarkan maka dikatakan sistem informasi ini tidak bernilai atau tidak layak.
Dalam modul mata kuliah proyek sistim informasi untuk UNITAL kelas B Baucau, proyek sistim informasi adalah, “Kumpulan sumber daya, seperti: manusia dan peralatan, yang diatur untuk menjalankan pekerjaan menjadi informasi khusus.” Informasi ini dikomunikasikan kepada para penggunanya untuk berbagai kebutuhan tertentu.
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/proyek/sistim/informasi, proyek sistim informasi proyek sistem informasi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Proyek
3.1.1. Pengertian Proyek
Proyek dalam bisnis dan ilmu pengetahuan biasanya didefinisikan sebagai sebuah usaha kolaboratif dan juga seringkali melibatkan penelitian atau desain, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Proyek dapat juga didefinisikan sebagai usaha sementara, temporer, dan bukan permanen, yang memiliki sasaran khusus dengan waktu pelaksanaan yang tegas. Contoh proyek yang terkenal antara lain adalah Proyek Manhattan untuk pengembangan senjata nuklir pertama serta Program Apollo untuk mendaratkan manusia di bulan.
Kata proyek berasal dari bahasa latin projectum dari kata kerja proicere yang artinya "untuk membuang sesuatu ke depan”. Kata awalnya berasal dari kata pro-, yang menunjukkan sesuatu yang mendahului tindakan dari bagian berikutnya dari suatu kata dalam suatu waktu (paralel dengan bahasa Yunani πρό) dan kata iacere yang artinya "melemparkan". Sehingga kata "proyek" sebenarnya berarti "sesuatu yang informasing sebelum apa pun yang terjadi". Dalam bahasa Timor Leste, kata Proyek merupakan serapan dengan cara penerjemahan dari bahasa asing Project. Sehingga mungkin kosakata ini akhirnya masuk kedalam Daftar kosa kata bahasa Timor Leste yang sering salah dieja menjadi "projek".
Pengertian Proyek: proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerja sama yang berbeda dari yang biasanya digunakan.
Proyek adalah suatu rangkaian pekerjaan yang diadakan dalam selang waktu tertentu & mempunyai tujuan khusus. Yang membedakan proyek dengan pekerjaan lain adalah sifatnya yang khusus dan tidak bersifat rutin pengadaannya, sehingga pengelola-annya pun memerlukan ekstra lebih banyak. Semua proyek selalu mengandung resiko relatif besar berkaitan dengan manajemen yang diterapkan untuk proyek itu. Proyek yang dikerjakan dengan manajemen asal-asalan maka bisa berakibat buruk, tidak hanya materi, waktu dan tenaga tetapi juga kredibilitas, hubungan baik dll.
Sumber kegagalan terutama terletak pada manajemen, misal pada saat perencanaan terjadi kesalahan identifikasi, baik iden-tifikasi kebutuhan maupun identifikasi. Potensi sehingga jadwal yang disusunpun menjadi tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan menjadi penyebab gagal-nya proyek. Idealnya sebuah proyek harus mampu memberikan optimasi sistem yang ada. Untuk itu diperlukan suatu manajemen proyek sistem informasi yang baik, terutama ditekankan pada: Organisasi proyek harus tangguh, tahan terhadap gangguan-gangguan yang timbul, baik dari luar maupun dari dalam.
1)      Analisa kebutuhan dan sumberdaya harus akurat, jangan sampai ada yang tidak dikenali. Toleransi yang ketat harus diberlakukan, mengingat ‘harga’ yang harus dibayar cukup tinggi bila proyek gagal.
2)      Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan matang.
3)      Pengembangan sistem yang ada, baik untuk penyesuaian dengan perkembangan jaman maupun untuk optimasi sistem yang telah ada dan terkait dengan proyek.
Jadi, Secara mendasar, manajemen proyek sistem informasi adalah proses pengelolaan proyek yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengaturan tugas-tugas serta sumber daya yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, dengan mempertimbangkan faktor-faktornya, terutama waktu dan biaya. Sebuah proyek sederhana barangkali hanya membutuhkan secarik kertas untuk menyusun perencanaannya. Namun tidak bisa demikian utk mega proyek, unsur yang terkait berjumlah sangat besar. Melibatkan ribuan pekerja, dana trilyunan rupiah, waktu pelaksanaan tahunan dll. Sehingga harus menggunakan manajemen yang kelas ‘mega’ juga.
Dalam lingkup mega proyek, strategi yang digunakan umumnya adalah:
1)      Pemilahan tugas-tugas menjadi unit-unit kecil yang lebih mudah dikelola, tentu saja dengan tetap mempertimbangkan efisiensinya.
2)      Penjadwalan pelaksanaan tugas seoptimal mungkin dengan mempertim-bangkan sumber daya yang ada seperti pekerja, waktu, peralatan, dana, material, sistem operasi peraltan maupun lingkup-lingkup yang ada.
3)      Penelusuran pelaksanaan pekerjaan dengan pengukuran kemajuan (progress) dalam selang waktu dan periode tertentu.
Secara bertahap, manajemen proyek sistem informasi bisa dibagi menjadi beberapa fase proses, yaitu:
1.      Perencanaan dan penyusunan jadwal. 
Adalah tahapan paling penting krn didalamnya terdapat proses penentuan tugas dan durasinya dan penentuan hubungannya dengan tugas-tugas lainnya.
2.      Pengelolaan perubahan.
Selama melaksanakan proyek, sering kali diperlukan penyesuaian antara rencana dengan kenyataan yang ada.
3.      Publikasi informasi proyek.

3.1.2 Ciri- Ciri Proyek
1.      Sasarannya Jelas
2.      Sasaran Diarahkan Pada Suatu Perubahan Atau Pembaharuan
3.      Sasaran Terjadi Hanya Satu Kali
4.      Ada Batasan Awal Dan Batasan Akhir Pelaksanaan Proyek
5.      Proyek Bersifat Antar Disiplin
6.      Adanya Anggaran Dan Batasan Terhadap Biaya- Biaya

3.1.3 Macam-Macam Proyek
1)      Proyek pengembangan produk baru adalah kegiatan untuk menciptakan produk baru yang biasanya merupakan gabungan antara proyek kapital dan proyek riset dan pengembangan
2)      Proyek kapital (modal)
3)      Proyek penelitian dan pengembangan adalah kegistsn untuk melakukan penelitian dengan sasaran yang ditentukan.proyek ini dapat berupa proyek yang meningkatkan dan memperbaiki mutu produk
4)      Proyek sistem informasi adalah kegiatan yang sifatnya spesifik dengan mempergunakan alat – alat pemprosesan informasi.

3.1.4 Faktor-Faktor Proyek:
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Proyek
  1. Misi Proyek
Berupa penentuan tujuan utama proyek dan menentukan arahan serta aturan umum yang akan digunakan dalam operasionalisasi proyek. Tujuan: Memberikan penjelasan kepada seluruh tim anggota proyek yang terlibat dalam operasional proyek
  1. Dukungan Top Manajemen
Berupa kesediaan untuk menyediakan sumber daya dan wewenang demi kesuksesan proyek, karena top manajemen berperan sebagai tutor dan fasilitator dalam mengimplementasikan rencana terhadap tujuan organisasi
Tujuan: Top manajemen mempunyai komitmen terhadap kesuksesan proyek
  1. Rencana Proyek
Penjadwalan dan rencana kerja yang berupa uraian rincian tentang spesifikasi keahlian tenaga kerja yang dibutuhkan serta rencana kerja rinci dari tahap ke tahap dalam operasional proyek. Tujuan:
-          Untuk menjamin  proyek dapat terlaksana dengan efektif
-          Sebagai alat ukur kemajuan oparionalisasi proyek
-          Untuk mengetahui unsur kelayakan secara teknis maupun ekonomis
  1. Konsultasi dengan pelanggan
Memberikan gambaran hasil yang dibutuhkan oleh pelanggan yang akan menjadi pemakai hasil proyek
Tujuan: Untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan proyek
  1. Pelaksana
Merupakan suatu peran yang menentukan keberhasilan suatu proyek. Tujuan: Untuk melakukan rekrutmen dan seleksi tenaga kerja sesuai dengan keterampilan pelaksanaan proyek
  1. Tugas-tugas teknis
Ketersediaan peralatan, teknologi, dan keahlian yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Tujuan:
-          Menyediakan tenaga operasionalisasi proyek sesuai dengan kebutuhan
-          Memanfaatkan peralatan teknologi dan keterampilan dalam menjalankan pekerjaan
  1. Kepercayaan Pelanggan
Merupakan kesediaan menerima terhadap hasil kerja proyek.    Tujuan:
-          Pelanggan akan menerima hasil pekerjaan proyek
-          Menjaga tingkat intensitas hubungan pelaksana proyek dengan pemakai
  1. Pengawasan dan umpan balik
Merupakan pengawasan menyeluruh terhadap seluruh aktifitas disetiap tahapan proyek dalam operasionalisasi proyek. Tujuan:
-          Sebagai pembanding antara realisasi dengan rencana
-          Pemimpin proyek agar memiliki kemampuan untuk mengantisipasi masalah
-          Untuk menjaga penilaian pelaksanaan dan memastikan tidak ada satupun pekerjaan yang tertinggal
  1. Komunikasi
Interaksi informasi dan data terkini untuk seluruh pelaku dalam operasional proyek. Tujuan:
-          Untuk memfasilitasi masing-masing variabel  penentu kesuksesan proyek
-          Untuk memberikan informasi yang terbaru antara pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek

  1. Pemecahan Masalah
Kemampuan untuk menangani keadaan kritis yang tidak diharapkan. Tujuan :
-          Agar mampu mengendalikan jika terjadi penyimpangan dan yang direncanakan
-          Perlunya mekanisme pemecahan masalah yang ditetapkan dalam rencana operasional proyek.
-          Untuk mempermudah menejer proyek dalam mengatasi masalah dan mengatasi masalah potensial yang timbul
 B. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Proyek
  1. Teknologi
Teknologi merupakan bagian dari proyek yang mempunyai dampak besar pada kesuksesan proyek teknologi yang digunakan manajemen atau tim proyek antara lain :
a.       Mengukur kemajuan proyek
b.      Mempunyai ide-ide umum dari teknologi yang dapat mewujudkan sesuatu yang diharapkan
c.       Tidak menjadi halangan ketika langkah dan perkembangannya lambat
  1. Organisasi
Faktor-faktor organisasional yang berdampak pada kelangsungan hidup proyek
Faktor-faktor organisasional yang dimaksud diantaranya adalah :
a.       Internal competition
Untuk memberikan motivasi tim proyek dan juga sumber daya yang berkualitas
b.      Managemen support and the Company’s market strategi
Berperan sebagai penyedia sumber daya, pengarah pelaksanaan proyek dan fasilitator dalam mengimplementasikan tujuan organisasi
  1. Kekuatan-kekuatan Pasar
Persaingan perusahaan di dalam pasar berpengaruh kuat pada kelangsungan proyek baru maupun proyek yang adakan datang
  1. Perencanaan
Merupakan faktor penting dagi kegagalan dan kesuksesan proyek
Kegunaan :
a.       Mengurangi resiko dan meningkatkan kualitas
b.      Sebagai dasar perencanaan dan pengoranisasian yang lebih efektif dari pengalaman tim proyek
  1. Tim Proyek
Kemampuan tim dalam melaksanakan kinerja dalam sebuah tim yang akan memiliki komitmen dan spesifikasi sesuai dengan persyaratan yang diperlukan proyek. Tujuan :
a.       Memberikan komitmen
b.      Aantusias
c.       Melakukan koordinasi
d.      Menyelesaikan konplik yang timbul
  1. Faktor Ekonomi
Merupakan frekuensi perputaran investasi yang dapat menunjukkan kesusesan dan kegagalan sebuah proyek. Tujuan :
a.       Agar proyek mampu mengembalikan invertasi dengan cepat, sedang atau gagal
b.      Perusahaan membuat ukuran baku berkaitan dengan kondisi financial (pendapatan)
c.       melakukan evaluasi setiap akhir proyek
  1. Lain-lain
Faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kesuksesan dan kegagalan dalam sebuat proyek. Contoh :
a.       Peraturan pemerintah yang baru
b.      Masalah-masalah yang berkaitan dengan hak paten kepemilikan
c.       Pengaruh lingkungan baru.



3.1.5. Resiko Dalam Proyek:
Pengertian Resiko
Ada banyak definisi tentang resiko, resiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
Karakteristik resiko :
1. Ketidak pastian
2. Kerugian
Kategori resiko :
v  Resiko proyek
v  Resiko teknis
v  Resiko bisnis
v  Resiko Manajemen
v  Resiko Pasar
v  Resiko Kredit
Resiko Proyek
Resiko proyek mengancam rencana proyek. Bila resiko proyek menjadi kenyataan maka ada kemungkinan jadwal proyek akan mengalami slip & biaya menjadi bertambah. Resiko proyek mengidenifikasi:
 - Biaya – sumber daya
- Jadwal – pelanggan
- Personil (staffing & organisasi) – masalah persyaratan
Resiko Teknis
Resiko teknis mengancam kualitas & ketepatan waktu PL yg akan dihasilkan. Bila resiko teknis menjadi kenyataan maka implementasinya menjadi sangat sulit atau tidak mungkin. Resiko teknis mengidentifikasi:
- Desain potensial – ambiquitas
- Implementasi – spesifikasi
- Interfacing – ketidakpastian teknik
- Verivikasi – keusangan teknik
- Masalah pemeliharaan – teknologi yg leading edge
Resiko Teknis ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer/wirausaha dalam mengambil keputusan. Resiko yang sering terjadi adalah: 
a)      Biaya produksi yang tinggi (inefisien), 
b)      Pemakaian sumber-sumber daya yang tidak seimbang, misal terlalu banyak tenaga kerja. 
c)      Sering terjadi pencurian, akibat pengawasan/penjagaan yang kurang baik.
d)     Sering terjadi kebakaran, target produksi tak tercapai, penempatan tenaga tidak tepat/tidak sesuai, perencanaan dan desain produk salah dsb. 
Upaya mengatasi/menanggulangi resiko teknis: 
1.      Menajer/wirausaha harus menambah pengetahuan tentang: 
a.       Ketrampilan teknis /technological skill, terutama yang berkaitan dengan proses produksi. Diupayakan dengan memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi, misal dengan teknologi tepat guna /modern. 
b.      Ketrampilan mengorganisasi /organization skill , yaitu kemampuan meramu yang tepat dari faktor-faktor produksi dalam melakukan usahanya 
c.       Ketrampilan memimpin/managerial skill, yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi tsb. Untuk ini setiap pimpinan dituntut membuat konsep kerja yang baik/conceptional skill. 
2. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan yang meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya (SDA dan SDM), strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi penelitia dan pengembangan. Tujuan strategi ini ada tiga yaitu; tetap memperoleh keuntungan, hari depan tetap lebih baik dari sekarang (usaha berkembang) dan tetap bertahan (survive). Upaya yang dilakukan adalah keandalan menganalisis dan memprognosa keadaan didalam dan diluar lingkup organisasi. 
3. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang akan menjadi pengeluaran biaya. 
Resiko Bisnis
Cara Mengatasi Resiko Bisnis/Usaha Berikut langkah-langkah yang perlu Anda perhatikan, untuk mengurangi resiko.
1.      Sebelum memulai usaha, Sebaiknya Anda melakukan riset mengenai hambatan-hambatan yang dimungkinkan muncul ditengah perjalanan usaha. Dengan begitu Anda dapat menyiapkan strategi sedini mungkin, untuk mengantisipasi hambatan yang dimungkinkan ada. Misalnya saja resiko persaingan bisnis yang dimungkinkan semakin meningkat.
2.      Pilihlah peluang bisnis sesuai dengan skill dan minat yang Anda miliki, Jangan sampai Anda memulai usaha hanya karena ikut-ikutan trend yang ada. Dengan memulai usaha sesuai dengan skill dan minat, setidaknya Anda memiliki bekal pengetahuan dan keahlian untuk mengurangi dan mengatasi segala resiko yang muncul di tengah perjalanan Anda. Hindari peluang usaha yang tidak Anda kuasai, ini dilakukan agar Anda tidak kesulitan dalam mengatasi segala resikonya. 
3.      Carilah informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis Anda. Hal tersebut bisa membantu Anda untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang bisa membuat usaha Anda berkembang, dan langkah apa saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi munculnya resiko yang tidak diinginkan. 
4.      Sesuaikan besar modal usaha yang Anda miliki dengan resiko usaha yang Anda ambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil peluang usaha yang beresiko besar, jika modal usaha yang Anda miliki juga masih terbatas. 
5.      Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan adanya keteguhan hati yang didukung kreatifitas. Dengan keteguhan hati dalam mencapai kesuksesan serta kreatifitas untuk mengembangkan usaha dengan ide-ide baru. Maka segala resiko yang muncul bisa Anda atasi dengan baik. 
6.      Cari informasi tentang prospek bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah resiko. Saat ini banyak peluang usaha yang tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak bisa bertahan lama. Hanya dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut seiring dengan bergantinya trend pasar. Sebaiknya Anda menghindari jenis peluang usaha seperti itu, karena resikonya cukup besar. 
7.      Ketahui seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat akan produk Anda. Semakin besar tingkat kebutuhan konsumen akan sebuah produk, maka akan memperkecil resiko bisnis tersebut. Setidaknya resiko dalam memasarkan produk.
Resiko Manajemen
Salah satu dari sasaran manajemen proyek adalah untuk mengurangi resiko dari kegagalan dalam mencapai sasaran hasil proyek. Semua proyek dapat tertahan oleh beberapa resiko, Resiko dapat terkaitan dengan berbagai penyebab, mencakup kesalahan manusia, perubahan lingkup proyek, perubahan teknologi, atau politik internal.
Manajemen resiko melibatkan mengidentifikasi resiko proyek, menaksir konsekwensi mereka, merencanakan tindakan dalam memperkecil resiko, dan mengawasi seberapa baik resiko, dan mengawasi bagaimana sebaiknya resiko dapat dikurangi dan diatur. Identifikasi resiko harus dikerjakan terutama menyangkut proyek, berdasar pengalaman pada proyek serupa.
Tingkatan tertinggi dari resiko proyek biasanya terjadi saat menyangkut permulaan proyek. Suatu kali ketika proyek dalam perjalanan dan anggota team belajar lebih banyak mengenai kebutuhan pelanggan, suatu teknologi baru, atau suatu paket penjual software, resiko proyek biasanya akan berkurang. Bagaimanapun, langkah-langkah yang paling awal merancang sumber daya yang lebih sedikit telah diinvestasikan dan hal itu lebih mudah ketika mengakhiri proyek. Setelah sumber daya telah diinvestasikan, perancang organisasi di dalam proyek menigkat dan dengan begitu terbuka resiko juga meningkat.
Penilaian resiko untuk proyek yang ditentukan dapat mengakibatkan keputusan tentang susunan kepegawaian proyek atau alternatif platform teknis yang menurunkan total resiko, yang manapun di dalam suatu langkah perencanaan atau sebagai suatu situasi masalah ditemui.
Resiko Pasar
Resiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku dipasar. Produk telah menjadi kuno (absolensense) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Akibatnya penerimaan/revenue yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugianterus. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai diterminal alias gulung tikar.  Upaya yang dapat ditempuh pengusaha adalah sbb: 
a)      Mengadakan inovasi produk/product inovation, yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli. Dalam usaha pertanian, misal budidaya kelinci, lele dumbo,asparagus dsb. Relatif sulit untuk inovasi, tetapi hal ini akan dipermudah bila ada upaya kearah agro industri. 
b)      Mengadakan penelitian pasar/market research untuk memperoleh informasi pasar secara berkisinambungan. 
Resiko Kredit
Resiko Kredit Adalah resiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak mampu membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati. Sering terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian. Atau debitor meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal, akibatnya timbul kredit macet Upaya untuk mengatasi hal tersebut (resiko kredit) diantarnya dengan cara sebagai berikut: 
A.    Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat sbb:
a)      Dapat dipercaya,(character), yaitu watak dan reputasi yang telah diketahui 
b)      Kemampuan untuk membayar (capcity), hal ini dapat dilihat dari kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya (laba usaha). 
c)      Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) sehingga merupakan net personal assets.
d)     Keadaan usahanya selama ini (conditions) adalah menunjukan trend naik meninformasir atau menurun.
B.     Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil mengevaluasi kredibilitas debitor. 
C.      Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila yang bersangkutan memiliki perusahaan. Dan yang perlu diperhatikan adalah lembaran neraca, laporan laba-rugi tahunan dan aliran Dana setiap tahunnya. 
Resiko Alam
Resiko ini terjadi diluar pengetahuan dan kemampuan manusia, misalnya gempa bumi, banjir, anginputing beliung, kemarau panjang dsb. Karena peristiwa ini kemungkinan sangat kecil resikonya dapat dianggap tidak ada, tetapi bila takut menghadapi resiko tersebut, ada perusahaan asuransi yang berani menanggung resiko tersebut.

Jenis-Jenis Resiko
1. Menurut sifatnya dibedakan dalam: 
a)      Resiko murni, yaitu resiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja. Misal: kebakaran, kebanjiran, bencana alam, pencurian dsb. 
b)      Resiko speculatif, yaitu resiko yng sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertantu. Contoh: utang-piutang, perdagangan berjangka, pembelian saham dsb. 
c)      Resiko fundamental, yaitu resiko yang penyebabnya tidak bisa dilimpahkan kepada seseorang dan menderita cukup banyak. Misal: banjir, gempa bumi, gunung meletus dsb. 
d)     Resko Khusus, yaitu resiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, misal: kapal kandas, pesawat jatuh, dsb. 
e)      Resiko dinamis, yaitu resiko yang timbul karen perkembangan dan kemajuan masyarakat dibidang ekonomi, ilmu pengetahuan,teknologi, contoh: resiko penerbangan luar angkasa, nuklir dsb. 
2. Menurut dapat tidaknya resiko dialihkan kepada pihak lain (diasuransikan). 
a)      Resiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan mempertanggungkan suatu obyek yang akan terkena resiko pada perusahaan asuransi. 
b)      Resiko yang tidak dapat dialihkan pada pihak lain, misal barang-barang purbakala, barang bersejarah. 
3. Menurut sumber/penyebab timbulnya. 
a)      Resiko intern, yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, contoh: keusakan aktiva karena kesalahan karyawan itu sendiri (kecelakaan kerja) 
b)      Resiko ekstern, yaitu resiko yang berasal dari luar perusahaan itu, misal: pencurian, persaingan bisnis, fluktuasi harga dsb. Upaya penanggulangan/meminimumkan resiko berdasar pada sifat dan obyek yang terkena resiko. 








3.1.6 Metode Proyek
A. Pengertian Proyek
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
B. Kelebihan Metode Proyek
Ø  Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Ø  Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
1. Meningkatkan motivasi.
Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak yang mengatakan bahwa siswa suka tekun sampai kelewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan pengembangan dalam kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa belajar dalam proyek lebih fun daripada komponen kurikulum yang lain. 
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Penelitian pada pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks. 
3. Meningkatkan kolaborasi.
Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi (Johnson & Johnson, 1989). Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif (Vygotsky, 1978; Davidov, 1995).
4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
Bagian dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks. Pembelajaran Berbais Proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
C. Kekurangan Atau Kelemahan Metode Proyek
v  Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;
v  bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
v  Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan;
v  Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
v  Kurikulum yang berlaku di Timor Leste saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
v  Pemilihan topik proyek yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber belajar yang diperlukan, bukanlah pekerjaan yang mudah.
v  Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok proyek yang dibahas
v  Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.

3.1.7. Struktur Organisasi
A. Pengertian Stuktur Organisasi.
Stuktur organisasi pada setiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada budaya dan jenis industri dimana mereka berusaha. Contohnya saja perusahaan konsultan dan perusahaan pertambangan. Struktur organisasi mereka bisa sangat berbeda. Umumnya pada perusahaan konsultan, jabatan tertinggi adalah “partner” sedangkan pada perusahaan tambang bisa CEO. Umumnya stuktur organisasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis: Fungsional, Project, dan Organisasi Matrix. Tipe struktur organisasi berpengaruh pada bagaimana komunikasi didalam perusahaan. Struktur organisasi di buat dengan maksud:  Memperlihatkan pola hubungan antara anggota organisasi dan sarana yang dimiliki agar setiap anggota organisasi mengerti dengan jelas tugasnya, kewajiban, hak dan tanggung jawab.

B. Fungsi Atau Kegunaan
Fungsi atau kegunaan struktur dalam sebuah organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
2.      Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
3.      Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.

C. Tipe Struktur Organisasi
Ada beberapa jenis struktur organisasi dan perusahaan harus memilih mana yang terbaik sesuai dengan kebutuhannya.
1)      Struktur Tradisional.
Struktur ini berdasarkan fungsi divisi dan departemen. Ini adalah jenis struktur yang mengikuti aturan dan prosedur organisasi. Dicirikan dengan memberikan garis otoritas yang jelas di seluruh level manajemen. Jenis struktur dibawah struktur tradisional adalah:
Ø  Struktur Lini (Line Organization) – adalah jenis struktur yang memiliki lini perintah yang sangat spesifik. Persetujuan dan perintah dari jenis struktur ini berasal dari atas ke lini yang bawah. Struktur ini sesuai untuk organisasi yang kecil seperti kantor akunting atau kantor hukum. Jenis struktur seperti ini memudahkan pengambilan keputusan, dan bersifat informatif. Mereka memiliki departemen yang lebih sedikit, yang membuat seluruh organisasi sangat desentralisasi. Organisasi Garis adalah tipe organisasi yang tertua dan paling sederhana. Dalam organisasi garis, tugas-tugas perencanaan, pengendalian dan pengawasan berada satu tangan garis kewenangan (line authority) langsung dari pimpinan kepada bawahan. Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol.
Ciri-ciri organisasi garis adalah:
1.      Tujuan organisasi masih sederhana
2.      Organisasinya kecil
3.      Jumlah karyawannya sedikit
4.      Pemimpin dan semua karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan setiap hari kerja
5.      Hubungan antara pimpinan dan karyawan bersifat langsung
6.      Tingkat spesialisasi begitu juga alat-alat yang diperlukan tidak begitu tinggi dan tidak beraneka ragam
Organisasi bentuk garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini, wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada ataan yang memberi perintah. Umumnya organisasi yang memakai struktur ini adalah organisasi yang masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan spesialisasi kerjanya masih sederhana.
Ciri-Ciri:
Kesatuan perintah terjamin; Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan; Organisasi tergantung pada satu pimpinan.
Ø  Struktur Lini dan Staff- meskipun struktur lini sesuai untuk kebanyakan organisasi, khususnya organisasi yang kecil, tapi tidak efektif untuk organisasi yang lebih besar. Dimana struktur organisasi lini dan staff memainkan perannya. Lini dan struktur menggabungkan struktur lini dimana informasi dan persetujuan berasal dari atas ke bawah, dengan dukungan dan spesialisasi staf departemen. Stuktur organisasi lini dan staff lebih terpusat. Manajer lini dan staff memiliki otoritas pada bawahannya. Pada jenis stuktur organiasai ini, proses pengambilan keputusan menjadi lebih lambat karena lapisan dan panduan yang tipikal, dan jangan melupakan formalitas didalamnya.
Dalam organisasi garis dan staf, secara formal yang berhak memberikan perintah hanyalah pemimpin, sedangkan staf hanyalah sebagai pembantu pimpinan dengan tugas perencanaan, memberikan nasihat, dan lain-lain yang serupa dengan itu. Tetapi dalam organisasi yang besar yang mempunyai ruang lingkup tugas yang luas, beraneka ragam, dan kompleks, tidak mungkin lagi bagi seorang pemimpin mendelegasikan beberapa wewenangnya kepada staf sesuai dengan bidang masing-masing. Dalam hal demikian staf menaninformasingani keputusan, perintah, instruksi, dan lain-lain atas nama pimpinan. Struktur organisasi ini merupakan struktur organisasi gabungan yang di kembangkan oleh Harrington Emerson. Struktur ini umumnya di gunakan oleh organisasi yang besar, daerah kerja luas, bidang tugas yang beraneka ragam dan jumlah bawahan yang banyak sehingga pimpinan tidak bisa bekerja sendiri, melainkan memerlukan bantuan staf. Staf adalorang ahli dalam bidang tertentu yang bertugas memberi nasihat dan saran kepada pimpinan dalam organisasi tersebut.
Tipe organisasi garis dan staf pada umumnya digunakan untuk organsasi yang besar. Daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.
Ciri-ciri organisasi garis dan staf adalah:
1.      Organisasinya besar dan bersifat kompleks
2.      Jumlah karyawan banyak
3.      Daerah kerjanya luas
4.      Hubungan kerja yang bersifat langsung tidak mungkin lagi
5.      Pimpinan begitu pula sesama karyawan tidak lagi semuanya saling mengenal
6.      Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara maksimal
Dalam organisasi garis dan staf terdapat tiga komponen utama yaitu:
1.      Pimpinan: yang mengendalikan dan bertanggung jawab atas kelancaran organisasi dalam arti menentukan tujuan, menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan.
2.      Pembantu pimpinan atau staf: yaitu yang membantu pimpinan dalam perencanaan dan pengendalian. Pada organisasi garis dan staf yang besar, staf terdiri dari dua kelompok, yaitu:
3.      Staf koordinasi atau biasa disebut "staf umum", yaitu kelompok staf yang membantu pemimpin dalam perencanaan dan pengawasan serta setiap saat memberikan nasihat-nasihat kepada pemimpin, diminta atau tidak diminta.
4.      Staf teknik atau biasa juga disebut "staf khusus", yaitu kelompok staf memberikan pelayanan atau jasa-jasa kepada komponen pelaksana untuk pelaksanaan tugasnya.
5.      Pelaksana: yaitu komponen organisasi yang melaksanakan tugas-tugas yang telah ditentukan dari atas.
Ø  Struktur fungsional. Jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi. Bagan organisasi untuk organisasi berbasis fungsional terdiri dari Vice President, Sales department, Customer Service Department, Engineering atau departemen produksi, departemen Akunting dan Administratif.
Pada umumnya yang dimaksud dengan organisasi fungsional adalah yang disusun berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilaksanakan.
Ciri-ciri organisasi fungsional antara lain adalah:
1.      Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
2.      Dalam melaksanakan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi terutama pada tingkat pelaksanaan bawahan karena bidang tugasnya sudah tegas dan jelas digariskan. Dalam organisasi fungsional, koordinasi dititikberatkan pada eselon atasan
3.      Pembagian unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas
4.      Para direktur mempunyai wewenang komando terhadap unit-unit yang berada dibawahnya atas namanya sendiri, tidak perlu atas nama direktur utama
Organisasi fungsional pada umumnya digunakan dalam perusahaan-perusahaan yang pembidang tugasnya dapat digriskan secara tegas, umpamanya unit produksi, unit pemasaran, unit keuangan, dan lain-lain yang walaupun saling bersangkut-paut namun bidang kegiatannya jelas berbeda. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda.
Ciri-Ciri Struktur organisasi fungsional:
Tidak menjamin adanya kesatuan perintah Keahlian para pengawas dan pegawai berkembang menuju spesialisasi. Penghematan waktu dapat dilakukan karena mengerjakan pekerjaan yang sama.
Ø  Struktur Fungsional Dan Staf
Struktur organisasi ini merupakan gabungan dari bermacam-macam struktur organisasi.dengan memakai sistem gabungan ini di mungkinkan memilih, yang menguntungkan di pakai yang merugikan di tinggalkan.
Ø  Organisasi Panitia (Commit Organization)
Tipe organisasi panitia pada umumnya dibentuk dalam waktu yang terbatas untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu,
Ciri-ciri organisasi panitia antara lain adalah:
1.      Tugasnya tertentu dan jangka waktu berlakunya terbatas
2.      Seluruh unsur pimpinan duduk dalam panitia baik sebagai ketua maupun sebagai anggota
3.      Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif, oleh sebab itu tanggung jawabpun secara kolektif pula
4.      Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang pada umumnya sama.
5.      Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang dan tugas tertentun yang harus dilaksanakan dalam bentuk tugas (task force)
2)      Struktur Divisional.
Struktur Divisional adalah jenis struktur yang berdasarkan divisi yang berbeda dalam organisasi. Struktur-struktur ini dibagi ke dalam:
Ø  Struktur produk-struktur sebuah produk berdasarkan pada pengelolaan karyawan dan kerja yang berdasarkan jenis produk yang berbeda. Jika perusahaan memproduksi tiga jenis produk yang berbeda, mereka akan memiliki tiga divisi yang berbeda untuk produk tersebut.
Ø  Struktur pasar-struktur pasar digunakan untuk mengelompokkan karyawan berdasarkan pasar tertentu yang dituju oleh perusahaan. Sebuah perusahaan bisa memiliki 3 pangsa pasar yang digunakan dan berdasarkan struktur ini, maka akan membedakan divisi dalam struktur.
Ø  Struktur geografis-organisasi besar memiliki kantor di tempat yang berbeda, misalnya ada zona utara, zona selatan, barat, dan timur. Struktur organisasi mengikuti struktur zona wilayah.
3)      Struktur Matrix
Merupakan struktur, yang menggabungkan struktur fungsi dan produk. Kedua gabungan ini merupakan gabungan terbaik untuk membuat struktur organisasi yang efisien. Ini adalah struktur organisasi yang paling kompleks. Penting untuk menemukan struktur organisasi yang terbaik untuk organisasi, karena penetapan yang keliru akan merusak fungsi organisasi
D. Macam-Macam Organisasi
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.  Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, informasi, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti pengembilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagi anggota-anggotanyasehingga menekan angka pengangguran. Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepda organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinterksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
Contoh Macam-Macam Organisasi
a.       UN = United Nation = PBB (1945)
b.      UNICEF = United Nations International Childrens Emergency Fund (1946), namun namanya diganti setelah thn 1953 menjadi: United Nations Children’s Fund.
c.       UNESCO = the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (16 November 1945)
d.      UNCHR = United Nations Commission on Human Rights (2006)
e.       UNHCR = Uited Nations High Commissioner for Refugees (14 Desember 1950)
f.       UNDPR = The United Nations Division for Palestinian Rights (2 Desember 1977)
g.      UNSCOP = The United Nations Special Committee on Palestine (May 1947, oleh 11 negara)

3.1.8 Manajemen
A. Pengertian manajemen
Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi yang dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar proses manajemen berjalan lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang solid. Pada organisasi tersebut, seluruh aktifitasnya haruslah berorientasi pada pencapaian sasaran. Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah untuk menuangkan konsep, ide-ide manajemen. Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan suatu rangkaian tanggung jawab yang berhubungan erat satu sama lainnya.
B. Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah penerapan dari pengetahuan, ketrampilan, ‘tools and techniques’ pada aktivitas-aktivitas proyek supaya persyaratan dan kebutuhan dari proyek terpenuhi. Proses-proses dari manajemen proyek dapat dikelompokkan dalam lima kelompok yaitu : ‘initiating process, planning process, executing process, controlling process dan closing process’.
Bilamana dibandingkan dengan definisi dari proyek, maka semua ‘pekerjaan yang lain’ dianggap sebagai suatu rutinitas belaka. Suatu pekerjaan rutin biasanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan berorientasi ke proses. Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang rutin tidak dianggap suatu proyek.
C. Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko-resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian serta tuntutan hukum). Manajemen resiko adalah rangkaian langkah-langkah yang membantu suatu perangkat lunak untuk memahami dan mengatur ketidak pastian (Roger S. Pressman).
D. Manfaat Manajemen Proyek
·  Mengidentifikasi fungsi tanggung jawab
·  Meminimalkan tuntutan pelaporan rutin
·  Mengidentifikasi batas waktu untuk penjadwalan
·  Mengidentifikasi metode analisa peramalan
·  Mengukur prestasi terhadap rencana
·  Mengidentifikasi masalah dini & tindakan perbaikan
·  Meningkatkan kemampuan estimasi untuk rencana yad
·  Mengetahui jika sasaran tidak dapat dicapai/terlampau
E. Tujuan manajemen Proyek:
  1. Tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan (proyek-proyek yang berorientasi keuntungan terkait dengan perusahaan, jasa dan properti)
  2. Bersifat sosial benefit. (proyek-proyek yang bergerak pada sektor publik atau pemerintahan).
berdasarkan tujuan di atas  dapat disimpulkan bahwa manajer proyek harus mempertimbangkan kapan proyek dimulai   dan kapan proyek dapat diakhiri dalam penjadwalan waktu yang tepat, sehingga proyek akan mempunyai nilai tambah (value added) dan nilai guna (value in use)
F. Metodologi Manajemen Proyek
Merupakan sebuah model untuk menjelaskan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan operasionalisasi proyek.
Kesuksesan proyek ini didukung dengan 3 variabel yaitu :
1.      Implementataion Process
Kesuksesan operasionalisasi proyek diukur dengan menggunakan variabel:
o   Time (Jadwal)
o   Cost (Anggaran)
o   Kinerja (Kepuasan Pelanggan)
2.      Perceived Value Of Project
Persepsi manfaat proyek diukur dengan menggunakan variabel
o   Pemecahan Masalah Bagi Pelanggan
o   Peningkatan Pengambilan Keputusan
o   Pengaruh Positif
o   Peningkatan Aktivitas
3.      Client Statisfaction
Kepuasan pelangganm diukur dengan variabel
o   Pelaksanaan Proyek
o   Penggunaan Oleh Pelanggan
o   Manfaat Pelanggan

G. Diagram Metode Manajemen Proyek
Project Critical Succes Faktor  (10 independent Variable)
Strategic Planning
Project Life Cycle
- Conceptualization
- Planning
- Execution
- Termination

Tactics
Project Succes
Client Statisfaction
Perceived Value of Project
Implementation Process
 











H. Konsep Manajemen Proyek
Sebagian besar proyek tidak berhasil mencapai tujuannya, akibat kegagalan dalam mendefinisikan lingkup proyek. Kegagalan ini mengakibatkan harapan dari stakeholder dan sponsor berbeda dengan apa yang dibayangkan oleh tim pelaksana. Masalah seperti ini memang sering terjadi dan cukup sulit untuk mengatasinya, tetapi menjadi satu titik kritis yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Jika kita memahami penyebab dari masalah ini maka akan lebih mudah untuk menghindari kesulitan yang dihadapi. Hubungan antara tim pelaksana proyek dengan pengguna akhir menjadi sangat penting dalam mendefinisikan lingkup proyek yang akan dikerjakan. Proyek dilaksanakan karena hasilnya diharapkan bermanfaat bagi pengguna akhir sesuai dengan harapan dan kebutuhan mereka. Karena itulah, kedua belah pihak harus memiliki semangat yang sama, yaitu proyek sukses sehingga hasilnya bermanfaat dan dapat memenuhi keinginan dan harapan pihak-pihak yang memerlukannya. Tim pelakana proyek harus benar-benar memahami pengguna akhir. Anggota tim tidak perlu merasa frustasi jika dirasakan bahwa pengguna akhir kurang memiliki pengetahuan seperti yang dimilikinya. Karena ketidak tahuan merekalah, proyek ini diselenggarakan serta tim pelaksana dibentuk karena dianggap memiliki kompetensi dan kemampuan untuk menyelesaikan proyek, sedangkan pengguna akhir tidak memiliki keahlian untuk itu. Pengguna akhir hanya mengemukakan pandangan melalui kata-kata yang diucapkan, karena itulah tim proyek sejak awal proyek, sudah harus memiliki hubungan baik dengan mereka.
Konsep Manajemen Proyek Meliputi:
1.      Proyek Merupakan Suatu Kegiatan Yang Sifatnya Sementara Dengan Tujuan Tertentu Dan Memanfaatkan Sumber-Sumber Daya
2.      Manajemen Proyek Adalah Proses Pencapaian Tujuan Proyek Dalam Suatu Wadah Tertentu
3.      Manajemen Proyek Meliputi Langkah-Langkah Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan, Dan Penyesuaian Proyek.
4.      Kendala/Hambatan Proyek Adalah Spesifikasi Kerja, Jadwal Waktu Dan Dana
5.      Bentuk Organisasi Atau Wadah Yang Dimaksud Dalam Manajemen Proyek Adalah Organisasi Fungsional, Koordinator Gugus Tegas Dan Matrik
I.     Project Scope Management
Project Scope Management atau Manajemen Lingkup Proyek terdiri dari berbagai proses yang diperlukan agar tercakup seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dengan berhasil. Bidang ilmu ini berhubungan dengan
proses-proses untuk mendefinisikan dan mengendalikan apa yang termasuk dalam proyek dan apa yang diluar cakupan proyek. Proses-proses utama dalam manajemen lingkup proyek adalah sebagai berikut:
Ø  Persiapan (Initiation) – membangun komitmen di organisasi untuk memulai tahap berikutnya dari proyek.
Ø  Perencanaan Lingkup (scope planning) – menyusun pernyataan lingkup secara tertulis, sebagai dasar untuk pengambilan keputusan di masa informasing.
Ø  Pendefinisian Lingkup (scope definition) – membagi produk utama dari proyek menjadi bagian-bagian yang lebih kecil agar lebih mudah untuk dikelola.
Ø  Verifikasi Lingkup (scope verification) – mem-formalkan penerimaan dari lingkup proyek.
Ø  Pengendalian Perubahan Lingkup (scope change control); mengendalikan perubahan lingkup proyek.
Proses-proses di atas berinteraksi satu dengan lainnya dan proses-proses dari bidang lain yang tercantum dalam Project Management Framework. Setiap proses mungkin melibatkan satu atau lebih personil, kelompok atau unit pelaksana, sesuai dengan kebutuhan dari proyek. Setiap proses akan dibutuhkan paling tidak sekali dalam setiap tahap. Walaupun sepertinya proses-proses di atas merupakan elemen yang terpisah dengan antar muka (interface) yang jelas, pada kenyataannya, proses-proses tersebut dapat tumpang tindih dan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam kaitannya dengan proyek, istilah lingkup atau scope dapat berarti :
Ø  Lingkup produk (product scope); sifat atau fungsi yang melekat pada produk atau jasa yang akan dihasilkan dari proyek.
Ø  Lingkup proyek (project scope) & ndash; pekerjaan yang harus dilakukan agar dapat dihasilkan produk atau jasa sesuai dengan sifat atau fungsi yang telah ditetapkan.

3.2 Sistim
3.2.1. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen:
Ø  Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut.
Ø  Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
Ø  Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.
Ø  Lingkungan, tempat di mana sistem berada.
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu: tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :
3.2.2. Tujuan Sistim
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
3.2.3. Masukan Sistim
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
3.2.4. Proses Sistim
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
3.2.5. Keluaran Sistim
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.


3.2.6. Batas Sistim
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.
3.2.7 Mekanisme Pengendalian Sistim
Sebuah sistem harus memiliki daya membela diri dalam bentuk system pengendalian. Pengendalian dari suatu sistem dapat berupa:
v  Pengendalian Sistim Umpan Balik (Feed Back Controlsystem)
v  Pengendalian Sistim Umpan Maju (Feed Forwardcontrol System)
v  Pengendalian Sistim Pencegahan (Preventive Controlsystem).
A. Pengendalian Sistem Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
B. Pengendalian Sistem Umpan Maju“Feed-Forward Control System”
A.    Secara Historis
1.      Secara historis, penggunaan istilah "feedforward" ditemukan dalam karya-karya D.M. MacKay 1956. Sementara pekerjaan MacKay adalah di bidang teori kontrol biologis, ia hanya berbicara tentang sistem feedforward. MacKay tidak menyebutkan "Feedforward Control" atau menyinggung disiplin "Kontrol Feedforward." MacKay dan penulis awal lainnya yang menggunakan istilah "feedforward" umumnya menulis tentang teori tentang bagaimana manusia atau hewan kerja otak.
"kontrol feedforward" sebagian besar dikembangkan oleh para profesor dan mahasiswa pascasarjana di Georgia Tech, MIT, Stanford dan Carnegie Mellon. Feedforward tidak biasanya ditulis dgn tanda penghubung dalam publikasi ilmiah. Meckl dan seering dari MIT dan Buku dan Dickerson dari Georgia Tech memulai pengembangan konsep Pengendalian Feedforward di pertengahan 1970-an. Disiplin Kontrol Feedforward baik didefinisikan dalam banyak makalah ilmiah, artikel dan buku oleh akhir 1980-an.
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
B.     Pengeritan:
1.      Feed-forward adalah istilah yang menggambarkan elemen atau jalur dalam sistem kontrol yang melewati sinyal pengendali dari seorang sumber di lingkungan eksternal, sering sinyal perintah dari operator eksternal, untuk beban di tempat lain di lingkungan eksternal. Sebuah sistem kontrol yang hanya memiliki perilaku umpan-maju merespon sinyal kontrol dalam cara yang telah ditentukan tanpa menanggapi bagaimana beban bereaksi, itu sangat kontras dengan sistem yang juga memiliki umpan balik, yang menyesuaikan output untuk memperhitungkan bagaimana itu mempengaruhi beban, dan bagaimana beban itu sendiri dapat bervariasi tak terduga, beban dianggap milik lingkungan eksternal dari sistem.
2.      Kontrol (control) – mengatur, artinya mengukur nilai dari variabel terkontrol dari sistem dan mengaplikasikan variabel termanipulasi pada sistem untuk mengoreksi atau mengurangi deviasi yang terjadi terhadap nilai keluaran yang dituju. Sistem kontrol (control system) merupakan suatu kumpulan cara atau metode yang dipelajari dari kebiasaan-kebiasaan manusia dalam bekerja, dimana manusia membutuhkan suatu pengamatan kualitas dari apa yang telah mereka kerjakan sehingga memiliki karakteristik sesuai dengan yang diharapkan pada mulanya. Perkembangan teknologi menyebabkan manusia selalu terus belajar untuk mengembangkan dan mengoperasikan pekerjaan-pekerjaan kontrol yang semula dilakukan oleh manusia menjadi serba otomatis (dikendalikan oleh mesin). Dalam aplikasinya, sistem kontrol memegang peranan penting dalam teknologi. Sebagai contoh, otomatisasi industri dapat menekan biaya produksi, mempertinggi kualitas, dan dapat menggantikan pekerjaan-pekerjaan rutin yang membosankan. Sehingga dengan demikian akan meningkatkan kinerja suatu sistem secara keseluruhan, dan pada akhirnya memberikan keuntungan bagi manusia yang menerapkannya.
3.      System: kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama-sama dan melakukan suatu sasaran tertentu.
Beberapa prasyarat yang dibutuhkan untuk skema kontrol dapat dipercaya oleh murni umpan-maju tanpa umpan balik: perintah eksternal atau sinyal pengendali harus tersedia, dan efek dari output dari sistem pada beban harus diketahui (yang biasanya berarti bahwa beban harus diduga tidak berubah dengan waktu). Kadang-kadang murni umpan-maju kontrol tanpa umpan balik disebut 'balistik', karena sekali sinyal kontrol telah dikirim, tidak dapat lebih disesuaikan, penyesuaian korektif harus dengan cara sinyal kontrol baru. Sebaliknya 'cruise control' menyesuaikan output dalam menanggapi beban yang bertemu, oleh mekanisme umpan balik.
C.    Mamfaat:
1.      Manfaat pengendalian feedforward yang signifikan dan sering dapat membenarkan biaya tambahan, waktu dan upaya yang diperlukan untuk menerapkan teknologi. Kontrol akurasi sering dapat ditingkatkan sebanyak urutan besarnya jika model matematis yang cukup berkualitas dan pelaksanaan hukum kontrol feedforward dipikirkan dengan baik. Konsumsi energi oleh sistem kontrol feedforward dan driver-nya biasanya jauh lebih rendah daripada dengan kontrol lain. Stabilitas ditingkatkan sehingga perangkat terkontrol dapat dibangun dari biaya yang lebih rendah, bobot yang lebih ringan, bahan springier sementara masih sangat akurat dan mampu beroperasi pada kecepatan tinggi.
2.      Manfaat lain dari kendali feedforward termasuk mengurangi keausan pada peralatan, biaya pemeliharaan yang lebih rendah, keandalan yang lebih tinggi dan pengurangan substansial dalam hysteresis. Kendali feedforward sering dikombinasikan dengan kontrol umpan balik untuk mengoptimalkan kinerja.
D.    Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
Dalam aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan/sasaran tertentu. Sasaran sistem kontrol adalah untuk mengatur keluaran (output) dalam suatu sikap / kondisi / keadaan yang telah ditetapkan oleh masukan (input) melalui elemen sistem kontrol.
Dengan adanya sasaran ini, maka kualitas keluaran yang dihasilkan tergantung dari proses yang dilakukan dalam sistem kontrol ini.
Tujuan feedfoward control adalah mengukur disturbance dan melakukan kompensasi terhadapnya agar nilai controlled variable tidak menyimpang dari nilai setting point.
E.     Pendiskusian
Feed forward Control System (System pengendalian umpan maju)
v  Mendorong proses dari systems upaya menghasilkan hasil balik yg positip.
v  Pengendalian dilakukan setelah keluaran dihasilkan.
v  Supaya keluaran dapat dihasilka numpan balik yang positip, maka pengendalian tidak boleh diukur dari keluarannya tetapi diukur dan dikendalikan dari prosesnya.
v  Contoh pada system akuntansi adalah perencanaan kas.
F.     Contoh:
Sitim kontrol umpan-majunya: Dalam contoh rumah, sistem umpan maju dapat mengukur fakta bahwa pintu dibuka dan secara otomatis mengaktifkan pemanas sebelum rumah bisa terlalu dingin. Kesulitan dengan kontrol umpan-maju adalah bahwa efek dari gangguan pada sistem harus diprediksi secara akurat, dan tidak boleh ada gangguan terukur. Misalnya, jika jendela dibuka yang tidak diukur, termostat umpan-maju-dikendalikan mungkin masih membiarkan rumah dingin.
Sebuah sensor memonitor bahwa tekanan sehingga katup hanya membuka cukup untuk menyebabkan tekanan yang benar untuk mencapai mekanisme memutar roda. Ini adalah umpan-maju kontrol di mana output dari sistem, perubahan arah perjalanan kendaraan, tidak memainkan bagian dalam sistem.
Dalam fisiologi, kontrol umpan-maju dicontohkan oleh peraturan antisipatif normal detak jantung di muka dari pengerahan tenaga fisik yang sebenarnya. Umpan-maju kontrol dapat disamakan dengan belajar respon antisipatif terhadap isyarat dikenal. Tanggapan regulasi denyut jantung memberikan beradaptasi lebih lanjut untuk eventualities menjalankan aktivitas fisik.
G.    Kesimpulan
Dari hasil diskusi di atas dapat disimpulkan: Sistem kontrol dengan umpan maju (feedfoward) hanya dapat mengkompensasi gangguan, yang merupakan bagian input sistem, terukur dan dapat diprediksi sebelumnya.

C. Pengendalian Sistem Control
Untuk mengendalikan sistem dimukasebelum proses dimulai dengan mencegah hal-hal yang merugikan untuk masuk kedalam sistem.

3.2.8. Lingkungan Sistim
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.
Ada berbagai tipe sistem berdasarkan kategori:
·         Atas dasar keterbukaan:
o   Sistem terbuka, dimana pihak luar dapat mempengaruhinya.
o   Sistem tertutup.
·         Atas dasar komponen:
o   Sistem fisik, dengan komponen materi dan energi.
    • Sistem non-fisik atau konsep, berisikan ide-ide.


3.3 Informasi
3.3.1. Pengertian Informasi
Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (tahun 1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”.
Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Menurut Notoatmodjo (2008) bahwa semakin banyak informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Para Yunani kuno kata untuk form adalah μορφή (morphe; cf. morph) dan juga εἶδος (eidos) "ide, bentuk, set", kata yang terakhir ini biasa digunakan dalam pengertian teknis filosofis oleh Plato (dan kemudian Aristoteles) untuk menunjukkan identitas yang ideal atau esensi dari sesuatu (lihat Teori bentuk). "Eidos" juga dapat dikaitkan dengan pikiran, proposisi atau bahkan konsep.
Informasi adalah berita yang memiliki manfaat atau kegunaan bagi seseorang bahkan orang banyak, yang mana berita tersebut belum diketahui kepastian benar atau tidaknya. Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. Informasi adalah jenis acara yang mempengaruhi suatu negara dari sistem dinamis. Para konsep memiliki banyak arti lain dalam konteks yang berbeda. Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun demikian, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, negentropy, Persepsi, Stimulus, komunikasi, kebenaran, representasi, dan rangsangan mental. Informasi adalah informasi yang telah diberi makna melalui konteks. Sebagai contoh, dokumen berbentuk spreadsheet (semisal dari Microsoft Excel) seringkali digunakan untuk membuat informasi dari informasi yang ada di dalamnya. Laporan laba rugi dan neraca merupakan bentuk informasi, sementara angka-angka di dalamnya merupakan informasi yang telah diberi konteks sehingga menjadi punya makna dan manfaat.
3.3.2. Tujuan Informasi
  • Menyediakan suatu berita yang akan di pakai dalam pengambilan keputusan.
  • Membuat situasi menjadi tenang setelah mendengar kabar tersebut atau malah menjadi sebaliknya.
  • Memberikan berita kepada orang yang mulanya tidak tahu sehingga orang tersebut mengerti atau memahaminya.
  • Membantu seseorang dalam melaksanakan kegiatan atau tugasnya dari hari ke hari.
3.3.3 Jenis-Jenis Distribusi Informasi
Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen dapat menggunakan beberapa jenis sistem distribusi yang dapat dikelompokkan:
o    Distribusi langsung
Dimana produsen menyalurkan hasil produksinya langsung kepada konsumen.
o   Distribusi semi langsung
Dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke konsumen melalui badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri.
o  Distribusi tidak langsung
Pada sistem ini produsen tidak langsung menjual hasil produksinya, baik berupa benda ataupun jasa kepada pemakai melainkan melalui perantara.




3.4 Proyek Sistem Informasi
A. Pengertian
Proyek sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lain. Investasi berarti dikeluarkan sumber-sumber daya untuk mendapatkan manfaat di masa meninformasing. Investasi untuk mengembangkan sistem informasi juga membutuhkan sumber-sumber daya. Sebagai hasilnya, sistem informasi akan memberikan manfaat-manfaat yang dapat berupa penghematan-penghematan atau manfaat yang baru. Jika manfaat yang diharapkan lebih kecil dari sumber-sumber daya yang dikeluarkan maka dikatakan sistem informasi ini tidak bernilai atau tidak layak. Oleh karena itu sebelum sistem informasi dikembangkan maka perlu dihitung kelayakan ekonomisnya. Teknik untuk menilai ini disebut dengan analisis biaya/keuntungan (cost/benefit analysis).

B. Manfaat Dari Sistem Informasi 

Sistem informasi dibuat dan dibangun dengan baik agar meningkatkan produktivitas, menghilangkan kegiatan yang tidak memiliki manfaat, meningkatkan layanan, mengkoordinasikan setiap bagian dalam perusahaan serta meningkatkan kualitas kebijakan dalam manajemen. Sedangkan secara umum manfaat Sistem Informasi dapat dikategorikan dengan manfaat berwujud (tangible benefit) dan manfaat tak berwujud (intangible benefit). Berikut saya membahas sedikit tentang manfaat berwujud (tangible benefit) dan manfaat tak berwujud (intangible benefit).
Manfaat Berwujud (tangible benefit)
Sebuah sistem informasi yang dibangun dan dipelihara dengan baik akan memberikan manfaat berwujud yang secara fakta dapat dilihat pergerakannya melalui pendapatan yang diraih serta biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan maupun organisasi bisnis. Indikator dari keberhasilan/manfaat yang berdampak pada peningkatan pendapatan dengan meningkatnya penjualan dalam pasar, serta mengalami perluasan pasar. Sistem informasi yang baik dapat digunakan tidak hanya untuk penyimpanan informasi secara elektronik saja tetapi harus mampu mendukung proses analisis yang diperlukan oleh manajemen, karena dengan adanya laporan yang tersaji dengan cepat dan setiap saat dapat diakses tersebut maka keputusan-keputusan yang diambil pun dapat lebih cepat dan tepat terhadap dinamika pasar yang ada.
Manfaat Tak Berwujud (intangible benefit)
Seringkali manfaat tak berwujud ini menjadi titik kritis pada jalannya roda bisnis sebuah perusahaan. Karena bersifat tak berwujud, aspek-aspek ini seringkali diabaikan, contohnya:
1.      Peningkatan kepuasan konsumen
Misalkan Anda informasing ke sebuah Minimarket. Mana yang kira-kira akan Anda pilih sebagai tempat berbelanja, minimarket yang waktu antrian di kasirnya lebih singkat atau sebaliknya? Tentunya Anda akan memilih yang pertama sekalipun mungkin harus membayar sedikit lebih mahal dibandingkan dengan minimarket kedua. Ternyata minimarket pertama sudah menerapkan sistem informasi penjualannya yang lebih cepat dalam pemrosesan dan kemudahan pemasukan informasinya.
2.      Peningkatan kepuasan karyawan
Seringkali muncul dari pihak karyawan yang merasa haknya tidak terpenuhi seperti misalkan insentif lemburnya. Ternyata hal ini terjadi akibat kesalahan perhitungan pihak manajemen yang masih melakukannya secara manual atau dengan sistem pemasukan ulang informasi. Padahal jika misalkan perusahaan menyediakan sistem absensi yang terintegrasi dalam sistem informasi kepegawaian dan SIA maka secara otomatis dapat dibuat laporan insenstif yang lebih akurat dan benar. Hal tersebut baru salah satu contoh di luar misalkan perhitungan angka kredit, hak cuti, jenjang karier, pendidikan dan latihan, dsb.
3.      Peningkatan mutu dan jumlah informasi
Informasi adalah komponen penting di saat ini. Anda yang kuasai informasi akan bertindak lebih responsif terhadap perubahan yang ada dan tren yang akan informasing. Penerapan sistem informasi yang baik tentunya akan menghasilkan informasi yang telah dikelola sehingga berkualitas. Hal tersebut dapat diwujudkan karena setiap proses pembuatan laporan tersebut dilakukan secara otomatis oleh mesin komputer.
4.      Peningkatan mutu dan jumlah keputusan manajemen
Setiap pengambilan keputusan, bergantung kepada informasi yang mendukung kebijakan yang akan diambil. Hal tersebut hanya dapat terwujud jika sistem informasi dapat menyajikan informasi yang relevan, akurat, terkini dan dapat diambil setiap saat dan kapanpun.
C.Tugas Project Manager
Mengelola / mengontrol sumber daya perusahaan dalam hal waktu, dana dan kinerja.
ANGGARAN (COST); Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal ber-tahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untk total proyek tetapi dipecah bagi komponen-komponennya, atau per periode tertentu (misal per kwartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian, penyelesaian bagian-bagian proyekpun harus memenuhi sasaran anggaran per periode.
Jadwal; Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan.
 Mutu; Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyarakan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa instalasi pabrik maka kriteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus mampu beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Jadi memenuhi persyaratan mutu, berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan atau sering disebut fit for the intended use (sesuai untuk penggunaan yang diharapkan).
Ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik, artinya jika ingin meningkatkan kinerja proyek yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus kompromi dengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi. Negosiasi tentang pemberdayaan resource dilakukan oleh Manajer proyek dengan manajer lapangan / penanggung jawab pekerjaan. Tetapi secara simultan / random bisa dilakukan control terhadap pekerjaan (pemanfaatan resource) melalui manajer lapangan.



















BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerja sama yang berbeda dari yang biasanya digunakan. Proyek dapat juga didefinisikan sebagai usaha sementara, temporer, dan bukan permanen, yang memiliki sasaran khusus dengan waktu pelaksanaan yang tegas.
Teknologi merupakan bagian dari proyek yang mempunyai dampak besar pada kesuksesan proyek teknologi yang digunakan manajemen atau tim proyek.
Ada banyak definisi tentang resiko, resiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
Sistem merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Informasi adalah berita yang memiliki manfaat atau kegunaan bagi seseorang bahkan orang banyak, yang mana berita tersebut belum diketahui kepastian benar atau tidaknya. Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan.
Proyek sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lain. Investasi berarti dikeluarkan sumber-sumber daya untuk mendapatkan manfaat di masa meninformasing

4.2 Saran
Sesudah penulis membaca isi makalah ini maka beberapa kesimpulan yang penulis singun di atas maka penulis memberikan beberapa saran atau upaya yang di perlukan untuk mengati berbagai masalah yang ada sehingga terhujudnya dalam memahami pentingnya proyek system informasi dalam makalah ini.
Dengan demikian uraian singkat dari pembahasan dan penulis makalah perorangan ini semoga dapat berguna dan memberi mamfaat yang sebaik-baiknya dalam rangka pembinaan mahasiswa/i untuk mencoba menulis sebuah karya tulis ilmia dengan sendirian.

DAFTAR PUSTAKA

v  Http://www.uin-suka.info/projectportal Powered by Joomla! Generated: 20 April, 2011, 06:15 ini.
v  Modul mata kuliah proyek sistim informasi untuk UNITAL kelas B Baucau, tahun ajaran 2014.




[1] DI Cleland dan Wr. King (1987), Proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya.
[2] Jogianto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Flag Counter
ARKIVU DOKUMENTUS:

Followers

 
Domin No Pasensia Sei Manan Buat Hotu
Domin Halo Husi Fuan 2 No Sentimentu 1 D8
Halo Buat Nebe Diak Sai Ema Nebe Diak Liu HANUMATA