KATA PENGANTAR
Sebagai mahkluk ciptaan
Tuhan yang Maha Pintar sudah sepantasnya penyusun memanjatkan puji syukur kehadirat
atas segala rahmatnya dan karunia yang telah dilimpahkan kepada penyusun
sehingga penyusun makalah ini dapat menyelesaikan makalah ini, dengan berjudul
“Proyek Sistim Informasi”.
Penyusun meyakini
segala daya upaya manusia tidak sia-sia belaka Penyusun suatu karya ilmiah
seperti ini pada prinsipnya mengembangkan dua misi pokok yaitu; misi akademik
dam misi sosial. Pada misi akademik penulis makalah merupakan penganti tes
tenggah semester yang harus di selesaikan setiap mahasiswa/i dalam rangka penyelesaian
studi di perguruan tinggi. Karya ilmiah yang di hasilkan akan di persembahkan
pada almameter sebagai menara gading bagi kemajuan ilmu dan teknologi.
sedangkan pada misi sosial; suatu karya ilmiah adalah proses mempelajari,
mengamati, meneliti, dalam kaitan ini penyusun mengkorek hala-hal yang selama
ini menjadi sebab akibat ketinggalan mahasiswa/i sekaligus membuka sakrawala
pemikiran yang baru bagi peningkatan peran pelajar dalam peningkatan sumber
daya manusia terutama mahasiswa/i UNITAL Kelas B Baucau.
Baucau, 10/05/2014
Penulis
(Salvador
Monteiro)
Nim:
12.07.03.0301
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUHAN
1.1
Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3
Batasang Masalah ...................................................................................... 2
1.4
Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
1.5
Manfaat Penulisan...................................................................................... 2
1.6
Sistematika Penulisan................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Proyek....................................................................................................... 4
2.2.
Sistim......................................................................................................... 4
2.3.
Informasi................................................................................................... 5
2.4.
Proyek Sistim Informasi............................................................................ 5
BAB III PEMBAHASAN
3.1.
Proyek....................................................................................................... 6
3.1.1.
Penegertian Proyek............................................................................. 6
3.1.2. Ciri-Ciri
Proyek................................................................................... 8
3.1.3.
Macam-Macam Proyek....................................................................... 8
3.1.4. Faktor-Faktor
Proyek.......................................................................... 9
3.1.5. Resiko
Dalam Proyek........................................................................ 13
3.1.6. Metode
Proyek.................................................................................. 20
3.1.7. Struktur
Organisasi............................................................................ 22
3.1.8. Manajemen......................................................................................... 31
3.2.
Sistem...................................................................................................... 36
3.2.1.
Pengertian Sistem.............................................................................. 36
3.2.2.
Tujuan Sistem.................................................................................... 37
3.2.3.
Masukan Sistem................................................................................. 37
3.2.4.
Proses Sistem..................................................................................... 37
3.2.5.
Keluaran Sistem................................................................................. 37
3.2.6.
Batasan Sistem................................................................................... 38
3.2.7.
Mekanisme Pengendalian Sistem....................................................... 38
3.2.8.
Lingkungan Sistem............................................................................ 43
3.3.
Informasi.................................................................................................. 44
3.3.1. Pengertian
Informasi.......................................................................... 44
3.3.2. Tujuan
Informasi................................................................................ 45
3.3.3. Jenis-Jenis
Distribusi Informasi......................................................... 45
3.4.
Proyek Sistim Informasi........................................................................... 46
BAB IV PENUTUP
4.1.
Kesimpulan............................................................................................... 50
4.2.
Saran......................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 52
BAB I
PENDAHULUHAN
1.1 Latar
Belakang
Proyek adalah suatu rangkaian
pekerjaan yang diada-kan dalam selang waktu tertentu & mempunyai tujuan
khusus. Yang membedakan proyek dengan pekerjaan lain adalah sifatnya yang
khusus dan tidak bersifat rutin pengadaannya, sehingga pengelola-annya pun
memerlukan ekstra lebih banyak. Semua proyek selalu mengandung resiko relatif
besar berkaitan dengan manajemen yang diterapkan untuk proyek itu. Proyek yang
dikerjakan dengan manajemen asal-asalan maka bisa berakibat buruk, tidak hanya
materi, waktu dan tenaga tetapi juga kredibilitas, hubungan baik dll. Sumber
kegagalan terutama terletak pada manajemen, misal pada saat perencanaan terjadi
kesalahan identifikasi, baik iden-tifikasi kebutuhan maupun identifikasi.
Potensi sehingga jadwal yang disusunpun menjadi tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya dan menjadi penyebab gagal-nya proyek. Idealnya sebuah proyek
harus mampu memberikan optimasi sistem yang ada. Untuk itu diperlukan suatu
manajemen proyek sistem informasi yang baik, terutama ditekankan pada:
1.
Organisasi
proyek harus tangguh, tahan terhadap gangguan -gangguan yang timbul, baik dari
luar maupun dari dalam.
2.
Analisa
kebutuhan dan sumberdaya harus akurat, jangan sampai ada yang tidak dikenali.
Toleransi yang ketat harus diberlakukan, mengingat ‘harga’ yang harus dibayar
cukup tinggi bila proyek gagal.
3.
Pelaksanaan
pekerjaan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan matang.
4.
Pengembangan
sistem yang ada, baik untuk penyesuaian dengan perkembangan jaman maupun untuk
optimasi sistem yang telah ada dan terkait dengan proyek.
Jadi, Secara mendasar, manajemen
proyek sistem informasi adalah proses pengelolaan proyek yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian dan pengaturan tugas - tugas serta sumber daya
yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, dengan
mempertimbangkan factor-faktornya, terutama waktu dan biaya. Sebuah proyek
sederhana barangkali hanya membutuhkan secarik kertas untuk menyusun
perencanaannya. Namun tidak bisa demikian utk mega proyek, unsur yang terkait
berjumlah sangat besar. Melibatkan ribuan pekerja, dana trilyunan rupiah, waktu
pelaksanaan tahunan dll. Sehingga harus menggunakan manajemen yang kelas ‘mega’
juga. Dalam lingkup mega proyek, strategi yang digunakan umumnya adalah:
1.
Pemilahan
tugas-tugas menjadi unit-unit kecil yang lebih mudah dikelola, tentu saja
dengan tetap mempertimbangkan efisiensinya.
2.
Penjadwalan
pelaksanaan tugas seoptimal mungkin dengan mempertim-bangkan sumber daya yang
ada seperti pekerja, waktu, peralatan, dana, material, sistem operasi peraltan
maupun lingkup-lingkup yang ada.
3.
Penelusuran
pelaksanaan pekerjaan dengan pengukuran kemajuan (progress) dalam selang waktu
dan periode tertentu.
1.2 Perumusan
Masalah
v Apa yang dimaksud dengan proyek,
factor-faktor proyek dan resiko dalam proyek?
v Apa yang dimaksud dengan sistim,
masukan, proses, keluaran, batasan, lingkungan, mekanisme pengendali sistem?
v Apa yang dimaksud dengan informasi
dan jenis-jenis distribusi informasi?
1.3 Batasang
Masalah
v Dalam makalah ini penulis hanya
mengkorek atau membahas tentang apa itu proyek, sistem, informasi dan proyek
system informasi.
1.4 Tujuan
Penulisan Masalah
v Mengetahui
secara rincian tentang proyek, sistem dan informasi.
1.5 Manfaat
Penulisan
Dari makalah yang dilakukan,
diperoleh berbagai manfaat yang diharapkan berguna bagi semua orang. Hal
terutama yang diharapkan adalah:
Ø Manfaat
bagi penulis:
v Memberikan
wawasan yang lebih luas dari penerapan ilmu-ilmu yang sudah diperoleh dari
dosen.
v Menyelesaikan
Tes Akhir Semester di jurusan informatika, fakultas teknik pada UNITAL Kelas B
Baucau.
Ø Manfaat
bagi UNITAL Kelas B Baucau :
Proyek Sistim Informasi yang
digunakan dapat lebih disempurnakan di masa yang akan datang untuk mencapai
standar akademik yang lebih tinggi.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan makalah ini disusun untuk
memberikan gambaran umum tentang proyek sistim informasi yang dijalankan. Sistematika penulisan makalah ini adalah:
BAB I
PENDAHULUAN
Menguraikan
tentang Latar Belakang Masalah, perumusan
Masalah, Batasan Masalah, Tujuan
penulisan, manfaat penulisan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai
konsep dasar dan teori-teori yang berhubungan dengan proyek,
sistim dan informasi.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai proyek,
sistim, informasi dan peoyek system informasi.
BAB IV PENUTUP
Berisi
kumpulan kesimpulan dan saran-saran setelah dilakukan makalah tersebut.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Proyek
Proyek merupakan suatu tugas yang
perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta
harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga
manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan
pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan.
Menurut DI Cleland dan Wr. King
(1987), proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam
organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu[1].
2.2 Sistim
Sistem adalah sekelompok komponen dan
elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Ada banyak
pendapat tentang pengertian dan definisi sistem yang dijelaskan oleh beberapa
ahli. Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli:
ü Jogianto (2005:2), Sistem adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang
nyata, seperti tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi[2].
ü Indrajit (2001:2), Sistem adalah
kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara
satu dengan lainnya.
ü Lani Sidharta (1995:9), Sistem adalah
himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan, yang secara bersama
mencapai tujuan-tujuan yang sama.
ü Murdick, R. G (1991:27), Sistem adalah
seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau
bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama
dengan mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk
menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau barang.
ü Davis, G. B (1991:45), Sistem adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang beroperai bersama-sama untuk menyelesaikan
suatu sasaran.
2.3 Informasi
Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu
mengurangi rasa cemas seseorang.
Menurut
Notoatmodjo (2008) bahwa semakin banyak informasi dapat memengaruhi atau
menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran
yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
2.4 Proyek Sistim Informasi
Proyek sistem
informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lain.
Investasi berarti dikeluarkan sumber-sumber daya untuk mendapatkan manfaat di
masa meninformasing. Investasi untuk mengembangkan sistem informasi juga
membutuhkan sumber-sumber daya. Sebagai hasilnya, sistem informasi akan
memberikan manfaat-manfaat yang dapat berupa penghematan-penghematan atau
manfaat yang baru. Jika manfaat yang diharapkan lebih kecil dari sumber-sumber
daya yang dikeluarkan maka dikatakan sistem informasi ini tidak bernilai atau
tidak layak.
Dalam modul mata
kuliah proyek sistim informasi untuk UNITAL kelas B Baucau, proyek sistim
informasi adalah, “Kumpulan sumber daya, seperti: manusia dan peralatan, yang
diatur untuk menjalankan pekerjaan menjadi informasi khusus.” Informasi ini
dikomunikasikan kepada para penggunanya untuk berbagai kebutuhan tertentu.
Menurut
http://id.wikipedia.org/wiki/proyek/sistim/informasi, proyek sistim informasi proyek sistem
informasi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan
sumber daya fisik dan komponen lain.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Proyek
3.1.1.
Pengertian Proyek
Proyek dalam bisnis
dan ilmu pengetahuan biasanya didefinisikan
sebagai sebuah usaha kolaboratif dan juga seringkali melibatkan penelitian
atau desain,
yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Proyek dapat juga
didefinisikan sebagai usaha sementara, temporer, dan bukan permanen, yang
memiliki sasaran
khusus dengan waktu
pelaksanaan yang tegas. Contoh proyek yang terkenal antara lain adalah Proyek Manhattan
untuk pengembangan senjata nuklir pertama serta Program Apollo
untuk mendaratkan manusia di bulan.
Kata
proyek berasal dari bahasa latin projectum dari kata kerja proicere yang
artinya "untuk membuang sesuatu ke depan”. Kata awalnya berasal dari kata
pro-, yang menunjukkan sesuatu yang mendahului tindakan dari bagian berikutnya
dari suatu kata dalam suatu waktu (paralel dengan bahasa Yunani
πρό) dan kata iacere yang artinya "melemparkan". Sehingga kata
"proyek" sebenarnya berarti "sesuatu yang informasing sebelum
apa pun yang terjadi". Dalam bahasa Timor Leste, kata Proyek merupakan
serapan dengan cara penerjemahan dari bahasa asing
Project. Sehingga mungkin kosakata ini akhirnya masuk kedalam Daftar kosa kata
bahasa Timor Leste yang sering salah dieja menjadi
"projek".
Pengertian
Proyek: proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai
sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu
periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas
dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerja sama yang berbeda
dari yang biasanya digunakan.
Proyek adalah suatu rangkaian pekerjaan
yang diadakan dalam selang waktu tertentu & mempunyai tujuan khusus. Yang
membedakan proyek dengan pekerjaan lain adalah sifatnya yang khusus dan tidak
bersifat rutin pengadaannya, sehingga pengelola-annya pun memerlukan ekstra
lebih banyak. Semua proyek selalu mengandung resiko relatif besar berkaitan
dengan manajemen yang diterapkan untuk proyek itu. Proyek yang dikerjakan
dengan manajemen asal-asalan maka bisa berakibat buruk, tidak hanya materi,
waktu dan tenaga tetapi juga kredibilitas, hubungan baik dll.
Sumber kegagalan terutama terletak pada
manajemen, misal pada saat perencanaan terjadi kesalahan identifikasi, baik
iden-tifikasi kebutuhan maupun identifikasi. Potensi sehingga jadwal yang
disusunpun menjadi tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan menjadi
penyebab gagal-nya proyek. Idealnya sebuah proyek harus mampu memberikan
optimasi sistem yang ada. Untuk itu diperlukan suatu manajemen proyek sistem informasi
yang baik, terutama ditekankan pada: Organisasi proyek harus tangguh, tahan
terhadap gangguan-gangguan yang timbul, baik dari luar maupun dari dalam.
1)
Analisa kebutuhan
dan sumberdaya harus akurat, jangan sampai ada yang tidak dikenali. Toleransi
yang ketat harus diberlakukan, mengingat ‘harga’ yang harus dibayar cukup
tinggi bila proyek gagal.
2)
Pelaksanaan
pekerjaan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan matang.
3)
Pengembangan
sistem yang ada, baik untuk penyesuaian dengan perkembangan jaman maupun untuk
optimasi sistem yang telah ada dan terkait dengan proyek.
Jadi, Secara mendasar, manajemen proyek sistem
informasi adalah proses pengelolaan proyek yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian dan pengaturan tugas-tugas serta sumber daya yang dimiliki
untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, dengan mempertimbangkan faktor-faktornya,
terutama waktu dan biaya. Sebuah proyek sederhana barangkali hanya membutuhkan
secarik kertas untuk menyusun perencanaannya. Namun tidak bisa demikian utk
mega proyek, unsur yang terkait berjumlah sangat besar. Melibatkan ribuan
pekerja, dana trilyunan rupiah, waktu pelaksanaan tahunan dll. Sehingga harus
menggunakan manajemen yang kelas ‘mega’ juga.
Dalam lingkup mega proyek, strategi yang digunakan umumnya
adalah:
1)
Pemilahan
tugas-tugas menjadi unit-unit kecil yang lebih mudah dikelola, tentu saja
dengan tetap mempertimbangkan efisiensinya.
2)
Penjadwalan
pelaksanaan tugas seoptimal mungkin dengan mempertim-bangkan sumber daya yang
ada seperti pekerja, waktu, peralatan, dana, material, sistem operasi peraltan
maupun lingkup-lingkup yang ada.
3)
Penelusuran
pelaksanaan pekerjaan dengan pengukuran kemajuan (progress) dalam selang waktu
dan periode tertentu.
Secara bertahap, manajemen proyek sistem informasi bisa
dibagi menjadi beberapa fase proses, yaitu:
1.
Perencanaan dan
penyusunan jadwal.
Adalah tahapan paling penting krn didalamnya terdapat
proses penentuan tugas dan durasinya dan penentuan hubungannya dengan
tugas-tugas lainnya.
2.
Pengelolaan
perubahan.
Selama melaksanakan proyek, sering kali diperlukan
penyesuaian antara rencana dengan kenyataan yang ada.
3.
Publikasi
informasi proyek.
3.1.2 Ciri- Ciri Proyek
1.
Sasarannya
Jelas
2.
Sasaran
Diarahkan Pada Suatu Perubahan Atau Pembaharuan
3.
Sasaran
Terjadi Hanya Satu Kali
4.
Ada
Batasan Awal Dan Batasan Akhir Pelaksanaan Proyek
5.
Proyek
Bersifat Antar Disiplin
6.
Adanya
Anggaran Dan Batasan Terhadap Biaya- Biaya
3.1.3 Macam-Macam
Proyek
1) Proyek pengembangan produk baru
adalah kegiatan untuk menciptakan produk baru yang biasanya merupakan gabungan
antara proyek kapital dan proyek riset dan pengembangan
2)
Proyek
kapital (modal)
3)
Proyek
penelitian dan pengembangan adalah kegistsn untuk melakukan penelitian dengan
sasaran yang ditentukan.proyek ini dapat berupa proyek yang meningkatkan dan
memperbaiki mutu produk
4)
Proyek
sistem informasi adalah kegiatan yang sifatnya spesifik dengan mempergunakan
alat – alat pemprosesan informasi.
3.1.4 Faktor-Faktor Proyek:
A.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Proyek
- Misi Proyek
Berupa penentuan tujuan utama proyek dan menentukan
arahan serta aturan umum yang akan digunakan dalam operasionalisasi proyek.
Tujuan: Memberikan penjelasan kepada seluruh tim anggota proyek
yang terlibat dalam operasional proyek
- Dukungan Top Manajemen
Berupa kesediaan untuk menyediakan sumber daya dan
wewenang demi kesuksesan proyek, karena top manajemen berperan sebagai tutor
dan fasilitator dalam mengimplementasikan rencana terhadap tujuan organisasi
Tujuan: Top manajemen mempunyai komitmen terhadap kesuksesan
proyek
- Rencana Proyek
Penjadwalan dan rencana kerja yang berupa uraian rincian
tentang spesifikasi keahlian tenaga kerja yang dibutuhkan serta rencana kerja
rinci dari tahap ke tahap dalam operasional proyek.
Tujuan:
-
Untuk
menjamin proyek dapat terlaksana dengan
efektif
-
Sebagai
alat ukur kemajuan oparionalisasi proyek
-
Untuk
mengetahui unsur kelayakan secara teknis maupun ekonomis
- Konsultasi dengan pelanggan
Memberikan gambaran hasil yang dibutuhkan oleh pelanggan
yang akan menjadi pemakai hasil proyek
Tujuan: Untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan proyek
- Pelaksana
Merupakan suatu peran yang menentukan keberhasilan suatu
proyek.
Tujuan: Untuk melakukan rekrutmen dan seleksi tenaga kerja sesuai
dengan keterampilan pelaksanaan proyek
- Tugas-tugas teknis
Ketersediaan peralatan, teknologi, dan keahlian yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Tujuan:
-
Menyediakan
tenaga operasionalisasi proyek sesuai dengan kebutuhan
-
Memanfaatkan
peralatan teknologi dan keterampilan dalam menjalankan pekerjaan
- Kepercayaan Pelanggan
Merupakan kesediaan menerima terhadap hasil kerja proyek. Tujuan:
-
Pelanggan
akan menerima hasil pekerjaan proyek
-
Menjaga
tingkat intensitas hubungan pelaksana proyek dengan pemakai
- Pengawasan dan umpan balik
Merupakan pengawasan menyeluruh terhadap seluruh
aktifitas disetiap tahapan proyek dalam operasionalisasi proyek.
Tujuan:
-
Sebagai
pembanding antara realisasi dengan rencana
-
Pemimpin
proyek agar memiliki kemampuan untuk mengantisipasi masalah
-
Untuk
menjaga penilaian pelaksanaan dan memastikan tidak ada satupun pekerjaan yang
tertinggal
- Komunikasi
Interaksi informasi dan data terkini untuk seluruh pelaku
dalam operasional proyek. Tujuan:
-
Untuk
memfasilitasi masing-masing variabel
penentu kesuksesan proyek
-
Untuk
memberikan informasi yang terbaru antara pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
proyek
- Pemecahan Masalah
Kemampuan untuk menangani keadaan kritis yang tidak
diharapkan. Tujuan
:
-
Agar
mampu mengendalikan jika terjadi penyimpangan dan yang direncanakan
-
Perlunya
mekanisme pemecahan masalah yang ditetapkan dalam rencana operasional proyek.
-
Untuk
mempermudah menejer proyek dalam mengatasi masalah dan mengatasi masalah
potensial yang timbul
B. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Proyek
- Teknologi
Teknologi merupakan bagian dari proyek yang mempunyai
dampak besar
pada kesuksesan proyek teknologi yang digunakan manajemen atau tim proyek antara
lain :
a.
Mengukur
kemajuan proyek
b.
Mempunyai
ide-ide umum dari teknologi yang dapat mewujudkan sesuatu yang diharapkan
c.
Tidak
menjadi halangan ketika langkah dan perkembangannya lambat
- Organisasi
Faktor-faktor organisasional yang berdampak pada
kelangsungan hidup proyek
Faktor-faktor organisasional yang dimaksud diantaranya
adalah :
a.
Internal
competition
Untuk memberikan motivasi tim proyek dan juga sumber daya
yang berkualitas
b.
Managemen
support and the Company’s market strategi
Berperan sebagai penyedia sumber daya, pengarah
pelaksanaan proyek dan fasilitator dalam mengimplementasikan tujuan organisasi
- Kekuatan-kekuatan Pasar
Persaingan perusahaan di dalam pasar berpengaruh kuat
pada kelangsungan proyek baru maupun proyek yang adakan datang
- Perencanaan
Merupakan faktor penting dagi kegagalan dan kesuksesan
proyek
Kegunaan :
a.
Mengurangi
resiko dan meningkatkan kualitas
b.
Sebagai
dasar perencanaan dan pengoranisasian yang lebih efektif dari pengalaman tim
proyek
- Tim Proyek
Kemampuan tim dalam melaksanakan kinerja dalam sebuah tim
yang akan memiliki komitmen dan spesifikasi sesuai dengan persyaratan yang
diperlukan proyek. Tujuan :
a.
Memberikan
komitmen
b.
Aantusias
c.
Melakukan
koordinasi
d.
Menyelesaikan
konplik yang timbul
- Faktor Ekonomi
Merupakan frekuensi perputaran investasi yang dapat
menunjukkan kesusesan dan kegagalan sebuah proyek. Tujuan :
a.
Agar
proyek mampu mengembalikan invertasi dengan cepat, sedang atau gagal
b.
Perusahaan
membuat ukuran baku berkaitan dengan kondisi financial (pendapatan)
c.
melakukan
evaluasi setiap akhir proyek
- Lain-lain
Faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap
kesuksesan dan kegagalan dalam sebuat proyek. Contoh :
a.
Peraturan
pemerintah yang baru
b.
Masalah-masalah
yang berkaitan dengan hak paten kepemilikan
c.
Pengaruh
lingkungan baru.
3.1.5. Resiko Dalam Proyek:
Pengertian
Resiko
Ada banyak definisi tentang resiko,
resiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu
keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil
berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
Karakteristik resiko :
1. Ketidak pastian
2. Kerugian
2. Kerugian
Kategori resiko :
v Resiko proyek
v Resiko teknis
v Resiko bisnis
v Resiko Manajemen
v Resiko Pasar
v Resiko Kredit
Resiko Proyek
Resiko Proyek
Resiko
proyek mengancam rencana proyek. Bila resiko proyek menjadi kenyataan maka ada
kemungkinan jadwal proyek akan mengalami slip & biaya menjadi bertambah.
Resiko proyek mengidenifikasi:
- Biaya – sumber daya
- Jadwal – pelanggan
- Personil (staffing & organisasi) – masalah persyaratan
- Jadwal – pelanggan
- Personil (staffing & organisasi) – masalah persyaratan
Resiko Teknis
Resiko
teknis mengancam kualitas & ketepatan waktu PL yg akan dihasilkan. Bila
resiko teknis menjadi kenyataan maka implementasinya menjadi sangat sulit atau
tidak mungkin. Resiko teknis mengidentifikasi:
- Desain
potensial – ambiquitas
- Implementasi – spesifikasi
- Interfacing – ketidakpastian teknik
- Verivikasi – keusangan teknik
- Implementasi – spesifikasi
- Interfacing – ketidakpastian teknik
- Verivikasi – keusangan teknik
-
Masalah pemeliharaan – teknologi yg leading edge
Resiko Teknis ini terjadi akibat
kekurangmampuan manajer/wirausaha dalam mengambil keputusan. Resiko yang sering
terjadi adalah:
a) Biaya produksi yang tinggi
(inefisien),
b) Pemakaian sumber-sumber daya yang
tidak seimbang, misal terlalu banyak tenaga kerja.
c) Sering terjadi pencurian, akibat
pengawasan/penjagaan yang kurang baik.
d) Sering terjadi kebakaran, target
produksi tak tercapai, penempatan tenaga tidak tepat/tidak sesuai, perencanaan
dan desain produk salah dsb.
Upaya mengatasi/menanggulangi resiko
teknis:
1. Menajer/wirausaha harus menambah
pengetahuan tentang:
a. Ketrampilan teknis /technological
skill, terutama yang berkaitan dengan proses produksi. Diupayakan dengan
memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi, misal dengan teknologi
tepat guna /modern.
b. Ketrampilan mengorganisasi
/organization skill , yaitu kemampuan meramu yang tepat dari faktor-faktor
produksi dalam melakukan usahanya
c. Ketrampilan memimpin/managerial
skill, yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan
baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi tsb. Untuk ini setiap
pimpinan dituntut membuat konsep kerja yang baik/conceptional skill.
2. Membuat
strategi usaha yang terarah untuk masa depan yang meliputi strategi produksi,
strategi keuangan, strategi sumber daya (SDA dan SDM), strategi operasional,
strategi pemasaran, dan strategi penelitia dan pengembangan. Tujuan strategi
ini ada tiga yaitu; tetap memperoleh keuntungan, hari depan tetap lebih baik
dari sekarang (usaha berkembang) dan tetap bertahan (survive). Upaya yang
dilakukan adalah keandalan menganalisis dan memprognosa keadaan didalam dan
diluar lingkup organisasi.
3. Mengalihkan
kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi setiap saat harus
membayar premi asuransi yang akan menjadi pengeluaran biaya.
Resiko Bisnis
Cara Mengatasi Resiko Bisnis/Usaha
Berikut langkah-langkah yang perlu Anda perhatikan, untuk mengurangi resiko.
1. Sebelum memulai usaha, Sebaiknya
Anda melakukan riset mengenai hambatan-hambatan yang dimungkinkan muncul
ditengah perjalanan usaha. Dengan begitu Anda dapat menyiapkan strategi sedini
mungkin, untuk mengantisipasi hambatan yang dimungkinkan ada. Misalnya saja
resiko persaingan bisnis yang dimungkinkan semakin meningkat.
2. Pilihlah peluang bisnis sesuai
dengan skill dan minat yang Anda miliki, Jangan sampai Anda memulai usaha hanya
karena ikut-ikutan trend yang ada. Dengan memulai usaha sesuai dengan skill dan
minat, setidaknya Anda memiliki bekal pengetahuan dan keahlian untuk mengurangi
dan mengatasi segala resiko yang muncul di tengah perjalanan Anda. Hindari
peluang usaha yang tidak Anda kuasai, ini dilakukan agar Anda tidak kesulitan
dalam mengatasi segala resikonya.
3. Carilah informasi mengenai kunci
kesuksesan bisnis Anda. Hal tersebut bisa membantu Anda untuk menentukan
langkah-langkah apa saja yang bisa membuat usaha Anda berkembang, dan langkah
apa saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi munculnya resiko yang
tidak diinginkan.
4. Sesuaikan besar modal usaha yang
Anda miliki dengan resiko usaha yang Anda ambil. Jangan terlalu memaksakan diri
untuk mengambil peluang usaha yang beresiko besar, jika modal usaha yang Anda
miliki juga masih terbatas.
5. Kesuksesan bisnis bisa dibangun
dengan adanya keteguhan hati yang didukung kreatifitas. Dengan keteguhan hati
dalam mencapai kesuksesan serta kreatifitas untuk mengembangkan usaha dengan
ide-ide baru. Maka segala resiko yang muncul bisa Anda atasi dengan baik.
6. Cari informasi tentang prospek
bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah resiko. Saat ini banyak peluang usaha
yang tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak bisa bertahan lama. Hanya
dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut seiring dengan bergantinya
trend pasar. Sebaiknya Anda menghindari jenis peluang usaha seperti itu, karena
resikonya cukup besar.
7. Ketahui seberapa besar tingkat
kebutuhan masyarakat akan produk Anda. Semakin besar tingkat kebutuhan konsumen
akan sebuah produk, maka akan memperkecil resiko bisnis tersebut. Setidaknya
resiko dalam memasarkan produk.
Resiko Manajemen
Salah satu dari
sasaran manajemen proyek adalah untuk mengurangi resiko dari kegagalan dalam
mencapai sasaran hasil proyek. Semua proyek dapat tertahan oleh beberapa
resiko, Resiko dapat terkaitan dengan berbagai penyebab, mencakup kesalahan
manusia, perubahan lingkup proyek, perubahan teknologi, atau politik internal.
Manajemen resiko
melibatkan mengidentifikasi resiko proyek, menaksir konsekwensi mereka, merencanakan
tindakan dalam memperkecil resiko, dan mengawasi seberapa baik resiko, dan
mengawasi bagaimana sebaiknya resiko dapat dikurangi dan diatur. Identifikasi
resiko harus dikerjakan terutama menyangkut proyek, berdasar pengalaman pada
proyek serupa.
Tingkatan tertinggi
dari resiko proyek biasanya terjadi saat menyangkut permulaan proyek. Suatu
kali ketika proyek dalam perjalanan dan anggota team belajar lebih banyak
mengenai kebutuhan pelanggan, suatu teknologi baru, atau suatu paket penjual
software, resiko proyek biasanya akan berkurang. Bagaimanapun, langkah-langkah
yang paling awal merancang sumber daya yang lebih sedikit telah diinvestasikan
dan hal itu lebih mudah ketika mengakhiri proyek. Setelah sumber daya telah
diinvestasikan, perancang organisasi di dalam proyek menigkat dan dengan begitu
terbuka resiko juga meningkat.
Penilaian resiko
untuk proyek yang ditentukan dapat mengakibatkan keputusan tentang susunan
kepegawaian proyek atau alternatif platform teknis yang menurunkan total
resiko, yang manapun di dalam suatu langkah perencanaan atau sebagai suatu
situasi masalah ditemui.
Resiko
Pasar
Resiko ini terjadi akibat
produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku dipasar. Produk telah
menjadi kuno (absolensense) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian.
Akibatnya penerimaan/revenue yang diperoleh terus menurun dan terjadi
kerugianterus. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya
sampai diterminal alias gulung tikar. Upaya yang dapat ditempuh pengusaha
adalah sbb:
a) Mengadakan inovasi produk/product
inovation, yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli.
Dalam usaha pertanian, misal budidaya kelinci, lele dumbo,asparagus dsb.
Relatif sulit untuk inovasi, tetapi hal ini akan dipermudah bila ada upaya
kearah agro industri.
b) Mengadakan penelitian pasar/market
research untuk memperoleh informasi pasar secara berkisinambungan.
Resiko
Kredit
Resiko Kredit Adalah resiko yang
ditanggung kreditor akibat debitor tidak mampu membayar pinjaman sesuai waktu
yang telah disepakati. Sering terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu dan
dibayar kemudian. Atau debitor meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal,
akibatnya timbul kredit macet Upaya untuk mengatasi hal tersebut (resiko
kredit) diantarnya dengan cara sebagai berikut:
A. Berikan kredit pada seseorang yang
minimal memenuhi syarat sbb:
a) Dapat dipercaya,(character), yaitu
watak dan reputasi yang telah diketahui
b) Kemampuan untuk membayar (capcity),
hal ini dapat dilihat dari kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya (laba
usaha).
c) Kemampuan modal sendiri yang
ditempatkan dalam usaha (capital) sehingga merupakan net personal assets.
d) Keadaan usahanya selama ini
(conditions) adalah menunjukan trend naik meninformasir atau menurun.
B. Jangan memberikan pinjaman yang
terlalu besar sambil mengevaluasi kredibilitas debitor.
C. Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila
yang bersangkutan memiliki perusahaan. Dan yang perlu diperhatikan adalah
lembaran neraca, laporan laba-rugi tahunan dan aliran Dana setiap
tahunnya.
Resiko
Alam
Resiko ini terjadi diluar
pengetahuan dan kemampuan manusia, misalnya gempa bumi, banjir, anginputing
beliung, kemarau panjang dsb. Karena peristiwa ini kemungkinan sangat kecil
resikonya dapat dianggap tidak ada, tetapi bila takut menghadapi resiko
tersebut, ada perusahaan asuransi yang berani menanggung resiko tersebut.
Jenis-Jenis
Resiko
1. Menurut sifatnya dibedakan dalam:
a) Resiko murni, yaitu resiko yang
terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja. Misal:
kebakaran, kebanjiran, bencana alam, pencurian dsb.
b) Resiko speculatif, yaitu resiko yng
sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi
pihak tertantu. Contoh: utang-piutang, perdagangan berjangka, pembelian saham
dsb.
c) Resiko fundamental, yaitu resiko
yang penyebabnya tidak bisa dilimpahkan kepada seseorang dan menderita cukup
banyak. Misal: banjir, gempa bumi, gunung meletus dsb.
d) Resko Khusus, yaitu resiko yang
bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, misal:
kapal kandas, pesawat jatuh, dsb.
e) Resiko dinamis, yaitu resiko yang
timbul karen perkembangan dan kemajuan masyarakat dibidang ekonomi, ilmu
pengetahuan,teknologi, contoh: resiko penerbangan luar angkasa, nuklir
dsb.
2. Menurut dapat tidaknya resiko
dialihkan kepada pihak lain (diasuransikan).
a) Resiko yang dapat dialihkan pada
pihak lain, dengan mempertanggungkan suatu obyek yang akan terkena resiko pada
perusahaan asuransi.
b) Resiko yang tidak dapat dialihkan
pada pihak lain, misal barang-barang purbakala, barang bersejarah.
3. Menurut sumber/penyebab
timbulnya.
a) Resiko intern, yaitu resiko yang
berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, contoh: keusakan aktiva karena
kesalahan karyawan itu sendiri (kecelakaan kerja)
b) Resiko ekstern, yaitu resiko yang
berasal dari luar perusahaan itu, misal: pencurian, persaingan bisnis,
fluktuasi harga dsb. Upaya penanggulangan/meminimumkan resiko berdasar pada
sifat dan obyek yang terkena resiko.
3.1.6
Metode Proyek
A. Pengertian Proyek
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang
memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan
sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik
untuk belajar.
B.
Kelebihan Metode Proyek
Ø Dapat
merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan
menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan.
Ø Melalui
metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Meningkatkan motivasi.
Laporan-laporan
tertulis tentang proyek itu banyak yang mengatakan bahwa siswa suka tekun
sampai kelewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga
melaporkan pengembangan dalam kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa
melaporkan bahwa belajar dalam proyek lebih fun daripada komponen kurikulum
yang lain.
2.
Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Penelitian
pada pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan
perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan
perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan dan memecahkan
masalah. Banyak sumber yang mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek
membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang
kompleks.
3.
Meningkatkan kolaborasi.
Pentingnya
kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi (Johnson & Johnson, 1989). Kelompok kerja
kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek
kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan
konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa
siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif (Vygotsky, 1978;
Davidov, 1995).
4.
Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
Bagian
dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan
tugas yang kompleks. Pembelajaran Berbais Proyek yang diimplementasikan secara
baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan
untuk menyelesaikan tugas.
C.
Kekurangan Atau Kelemahan Metode Proyek
v Kurikulum
yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal,
belum menunjang pelaksanaan metode ini;
v bahan
pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan
keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
v Harus
dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup
fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan;
v Bahan
pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas.
v Kurikulum
yang berlaku di Timor Leste saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal,
belum menunjang pelaksanaan metode ini.
v Pemilihan
topik proyek yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan
sumber belajar yang diperlukan, bukanlah pekerjaan yang mudah.
v Bahan
pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok proyek yang
dibahas
v Organisasi
bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan
keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.
3.1.7. Struktur Organisasi
A. Pengertian
Stuktur Organisasi.
Stuktur
organisasi pada setiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada budaya dan jenis
industri dimana mereka berusaha. Contohnya saja perusahaan konsultan dan
perusahaan pertambangan. Struktur organisasi mereka bisa sangat berbeda.
Umumnya pada perusahaan konsultan, jabatan tertinggi adalah “partner” sedangkan
pada perusahaan tambang bisa CEO. Umumnya stuktur organisasi dapat digolongkan
menjadi tiga jenis: Fungsional, Project, dan Organisasi Matrix. Tipe struktur
organisasi berpengaruh pada bagaimana komunikasi didalam perusahaan. Struktur organisasi
di buat dengan maksud: Memperlihatkan
pola hubungan antara anggota organisasi dan sarana yang dimiliki agar setiap
anggota organisasi mengerti dengan jelas tugasnya, kewajiban, hak dan tanggung
jawab.
B. Fungsi Atau
Kegunaan
Fungsi atau kegunaan
struktur dalam sebuah organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kejelasan
Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang
harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab
kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan
kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
2. Kejelasan
Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya
mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan
penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
3. Kejelasan
Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu
pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan
akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya
yang jelas.
C. Tipe Struktur Organisasi
Ada beberapa jenis struktur organisasi dan perusahaan
harus memilih mana yang terbaik sesuai dengan kebutuhannya.
1) Struktur
Tradisional.
Struktur ini berdasarkan fungsi divisi dan departemen.
Ini adalah jenis struktur yang mengikuti aturan dan prosedur organisasi.
Dicirikan dengan memberikan garis otoritas yang jelas di seluruh level
manajemen. Jenis struktur dibawah struktur tradisional adalah:
Ø Struktur Lini (Line Organization) – adalah jenis struktur yang memiliki lini perintah
yang sangat spesifik. Persetujuan dan perintah dari jenis struktur ini berasal
dari atas ke lini yang bawah. Struktur ini sesuai untuk organisasi yang kecil
seperti kantor akunting atau kantor hukum. Jenis struktur seperti ini
memudahkan pengambilan keputusan, dan bersifat informatif. Mereka memiliki
departemen yang lebih sedikit, yang membuat seluruh organisasi sangat
desentralisasi. Organisasi Garis adalah tipe organisasi yang tertua dan
paling sederhana. Dalam organisasi garis, tugas-tugas perencanaan, pengendalian
dan pengawasan berada satu tangan garis kewenangan (line authority) langsung
dari pimpinan kepada bawahan. Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol.
Ciri-ciri
organisasi garis adalah:
1. Tujuan organisasi masih sederhana
2. Organisasinya kecil
3. Jumlah karyawannya sedikit
4. Pemimpin dan semua karyawan saling
mengenal dan dapat berhubungan setiap hari kerja
5. Hubungan antara pimpinan dan
karyawan bersifat langsung
6. Tingkat spesialisasi begitu juga
alat-alat yang diperlukan tidak begitu tinggi dan tidak beraneka ragam
Organisasi bentuk
garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini, wewenang dari
atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya,
pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada ataan yang
memberi perintah. Umumnya organisasi yang memakai struktur ini adalah
organisasi yang masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan spesialisasi
kerjanya masih sederhana.
Ciri-Ciri:
Kesatuan perintah terjamin; Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan; Organisasi tergantung pada satu pimpinan.
Kesatuan perintah terjamin; Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan; Organisasi tergantung pada satu pimpinan.
Ø Struktur Lini dan Staff- meskipun struktur lini sesuai
untuk kebanyakan organisasi, khususnya organisasi yang kecil, tapi tidak
efektif untuk organisasi yang lebih besar. Dimana struktur organisasi lini dan
staff memainkan perannya. Lini dan struktur menggabungkan struktur lini dimana
informasi dan persetujuan berasal dari atas ke bawah, dengan dukungan dan
spesialisasi staf departemen. Stuktur organisasi lini dan staff lebih terpusat.
Manajer lini dan staff memiliki otoritas pada bawahannya. Pada jenis stuktur
organiasai ini, proses pengambilan keputusan menjadi lebih lambat karena
lapisan dan panduan yang tipikal, dan jangan melupakan formalitas didalamnya.
Dalam
organisasi garis dan staf, secara formal yang berhak memberikan perintah
hanyalah pemimpin, sedangkan staf hanyalah sebagai pembantu pimpinan dengan
tugas perencanaan, memberikan nasihat, dan lain-lain yang serupa dengan itu.
Tetapi dalam organisasi yang besar yang mempunyai ruang lingkup tugas yang
luas, beraneka ragam, dan kompleks, tidak mungkin lagi bagi seorang pemimpin
mendelegasikan beberapa wewenangnya kepada staf sesuai dengan bidang
masing-masing. Dalam hal demikian staf menaninformasingani keputusan, perintah,
instruksi, dan lain-lain atas nama pimpinan. Struktur
organisasi ini merupakan struktur organisasi gabungan yang di kembangkan oleh
Harrington Emerson. Struktur ini umumnya di gunakan oleh organisasi yang besar,
daerah kerja luas, bidang tugas yang beraneka ragam dan jumlah bawahan yang
banyak sehingga pimpinan tidak bisa bekerja sendiri, melainkan memerlukan
bantuan staf. Staf adalorang ahli dalam bidang tertentu yang bertugas memberi
nasihat dan saran kepada pimpinan dalam organisasi tersebut.
Tipe organisasi garis dan staf pada
umumnya digunakan untuk organsasi yang besar. Daerah kerjanya luas dan mempunyai
bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit. Bentuk ini diciptakan oleh
Harrington Emerson.
Ciri-ciri organisasi garis dan staf adalah:
Ciri-ciri organisasi garis dan staf adalah:
1. Organisasinya besar dan bersifat
kompleks
2. Jumlah karyawan banyak
3. Daerah kerjanya luas
4. Hubungan kerja yang bersifat
langsung tidak mungkin lagi
5. Pimpinan begitu pula sesama karyawan
tidak lagi semuanya saling mengenal
6. Spesialisasi yang beraneka ragam
diperlukan dan digunakan secara maksimal
Dalam organisasi garis dan staf
terdapat tiga komponen utama yaitu:
1. Pimpinan: yang mengendalikan dan
bertanggung jawab atas kelancaran organisasi dalam arti menentukan tujuan,
menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan.
2. Pembantu pimpinan atau staf: yaitu
yang membantu pimpinan dalam perencanaan dan pengendalian. Pada organisasi
garis dan staf yang besar, staf terdiri dari dua kelompok, yaitu:
3. Staf koordinasi atau biasa disebut
"staf umum", yaitu kelompok staf yang membantu pemimpin dalam
perencanaan dan pengawasan serta setiap saat memberikan nasihat-nasihat kepada
pemimpin, diminta atau tidak diminta.
4. Staf teknik atau biasa juga disebut
"staf khusus", yaitu kelompok staf memberikan pelayanan atau
jasa-jasa kepada komponen pelaksana untuk pelaksanaan tugasnya.
5. Pelaksana: yaitu komponen organisasi
yang melaksanakan tugas-tugas yang telah ditentukan dari atas.
Ø Struktur fungsional. Jenis struktur organisasi ini
mengelompokkan orang berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan
profesional atau menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi. Bagan
organisasi untuk organisasi berbasis fungsional terdiri dari Vice President,
Sales department, Customer Service Department, Engineering atau departemen
produksi, departemen Akunting dan Administratif.
Pada umumnya yang dimaksud dengan
organisasi fungsional adalah yang disusun berdasarkan sifat dan macam-macam
fungsi yang harus dilaksanakan.
Ciri-ciri organisasi fungsional antara lain adalah:
Ciri-ciri organisasi fungsional antara lain adalah:
1. Pembidangan tugas secara tegas dan
jelas dapat dibedakan
2. Dalam melaksanakan tugas tidak
banyak memerlukan koordinasi terutama pada tingkat pelaksanaan bawahan karena
bidang tugasnya sudah tegas dan jelas digariskan. Dalam organisasi fungsional,
koordinasi dititikberatkan pada eselon atasan
3. Pembagian unit-unit organisasi
didasarkan pada spesialisasi tugas
4. Para direktur mempunyai wewenang komando
terhadap unit-unit yang berada dibawahnya atas namanya sendiri, tidak perlu
atas nama direktur utama
Organisasi fungsional pada umumnya
digunakan dalam perusahaan-perusahaan yang pembidang tugasnya dapat digriskan
secara tegas, umpamanya unit produksi, unit pemasaran, unit keuangan, dan
lain-lain yang walaupun saling bersangkut-paut namun bidang kegiatannya jelas
berbeda. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Struktur
organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur ini berawal dari
konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap
atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada
hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas
lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda.
Ciri-Ciri
Struktur organisasi fungsional:
Tidak
menjamin adanya kesatuan perintah Keahlian para pengawas dan pegawai berkembang
menuju spesialisasi. Penghematan waktu dapat dilakukan karena mengerjakan
pekerjaan yang sama.
Ø
Struktur Fungsional
Dan Staf
Struktur organisasi ini merupakan gabungan
dari bermacam-macam struktur organisasi.dengan memakai sistem gabungan ini di
mungkinkan memilih, yang menguntungkan di pakai yang merugikan di tinggalkan.
Ø Organisasi Panitia (Commit Organization)
Tipe organisasi panitia pada umumnya
dibentuk dalam waktu yang terbatas untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu,
Ciri-ciri organisasi panitia antara lain adalah:
Ciri-ciri organisasi panitia antara lain adalah:
1. Tugasnya tertentu dan jangka waktu
berlakunya terbatas
2. Seluruh unsur pimpinan duduk dalam
panitia baik sebagai ketua maupun sebagai anggota
3. Tugas kepemimpinan dilaksanakan
secara kolektif, oleh sebab itu tanggung jawabpun secara kolektif pula
4. Semua anggota pimpinan mempunyai
hak, wewenang dan tanggung jawab yang pada umumnya sama.
5. Para pelaksana dikelompokkan menurut
bidang dan tugas tertentun yang harus dilaksanakan dalam bentuk tugas (task
force)
2) Struktur
Divisional.
Struktur Divisional adalah jenis struktur yang
berdasarkan divisi yang berbeda dalam organisasi. Struktur-struktur ini dibagi
ke dalam:
Ø Struktur produk-struktur sebuah produk berdasarkan
pada pengelolaan karyawan dan kerja yang berdasarkan jenis produk yang berbeda.
Jika perusahaan memproduksi tiga jenis produk yang berbeda, mereka akan
memiliki tiga divisi yang berbeda untuk produk tersebut.
Ø Struktur pasar-struktur pasar digunakan untuk
mengelompokkan karyawan berdasarkan pasar tertentu yang dituju oleh perusahaan.
Sebuah perusahaan bisa memiliki 3 pangsa pasar yang digunakan dan berdasarkan
struktur ini, maka akan membedakan divisi dalam struktur.
Ø Struktur geografis-organisasi besar memiliki kantor di
tempat yang berbeda, misalnya ada zona utara, zona selatan, barat, dan timur.
Struktur organisasi mengikuti struktur zona wilayah.
3)
Struktur Matrix
Merupakan struktur, yang menggabungkan struktur fungsi
dan produk. Kedua gabungan ini merupakan gabungan terbaik untuk membuat
struktur organisasi yang efisien. Ini adalah struktur organisasi yang paling
kompleks. Penting untuk menemukan struktur organisasi yang terbaik untuk organisasi,
karena penetapan yang keliru akan merusak fungsi organisasi
D. Macam-Macam Organisasi
Organisasi adalah suatu kelompok
orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Terdapat beberapa teori dan
perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula
yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah
dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber
daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, informasi,
dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan organisasi. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh
beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi
yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti pengembilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagi anggota-anggotanyasehingga menekan
angka pengangguran. Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi
dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak
langsung kepda organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinterksi secara
efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan.
Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja
yang harus dilakukan.
Contoh Macam-Macam Organisasi
a. UN = United Nation = PBB (1945)
b. UNICEF = United Nations
International Childrens Emergency Fund (1946), namun namanya diganti setelah
thn 1953 menjadi: United Nations Children’s Fund.
c. UNESCO = the United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization (16 November 1945)
d. UNCHR = United Nations Commission on
Human Rights (2006)
e. UNHCR = Uited Nations High
Commissioner for Refugees (14 Desember 1950)
f. UNDPR = The United Nations Division
for Palestinian Rights (2 Desember 1977)
g. UNSCOP = The United Nations Special
Committee on Palestine (May 1947, oleh 11 negara)
3.1.8 Manajemen
A. Pengertian manajemen
Manajemen merupakan sebuah proses
terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi yang dilibatkan
untuk merencanakan, mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan
aktifitas-aktifitas, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar
proses manajemen berjalan lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi
yang solid. Pada organisasi tersebut, seluruh aktifitasnya haruslah
berorientasi pada pencapaian sasaran. Organisasi tersebut berfungsi sebagai
wadah untuk menuangkan konsep, ide-ide manajemen. Jadi dapat dikatakan bahwa
manajemen merupakan suatu rangkaian tanggung jawab yang berhubungan erat satu
sama lainnya.
B.
Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah penerapan
dari pengetahuan, ketrampilan, ‘tools and techniques’ pada aktivitas-aktivitas
proyek supaya persyaratan dan kebutuhan dari proyek terpenuhi. Proses-proses
dari manajemen proyek dapat dikelompokkan dalam lima kelompok yaitu :
‘initiating process, planning process, executing process, controlling process
dan closing process’.
Bilamana dibandingkan dengan definisi dari proyek, maka semua ‘pekerjaan yang lain’ dianggap sebagai suatu rutinitas belaka. Suatu pekerjaan rutin biasanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan berorientasi ke proses. Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang rutin tidak dianggap suatu proyek.
Bilamana dibandingkan dengan definisi dari proyek, maka semua ‘pekerjaan yang lain’ dianggap sebagai suatu rutinitas belaka. Suatu pekerjaan rutin biasanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan berorientasi ke proses. Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang rutin tidak dianggap suatu proyek.
C. Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah proses
pengukuran atau penilaian resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak
lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung
sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional
terfokus pada resiko-resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti
bencana alam atau kebakaran, kematian serta tuntutan hukum). Manajemen resiko
adalah rangkaian langkah-langkah yang membantu suatu perangkat lunak untuk
memahami dan mengatur ketidak pastian (Roger S. Pressman).
D. Manfaat Manajemen Proyek
· Mengidentifikasi fungsi tanggung
jawab
· Meminimalkan tuntutan pelaporan
rutin
· Mengidentifikasi batas waktu untuk
penjadwalan
· Mengidentifikasi metode analisa
peramalan
· Mengukur prestasi terhadap rencana
· Mengidentifikasi masalah dini &
tindakan perbaikan
· Meningkatkan kemampuan estimasi
untuk rencana yad
· Mengetahui jika sasaran tidak dapat
dicapai/terlampau
E.
Tujuan manajemen Proyek:
- Tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan (proyek-proyek yang berorientasi keuntungan terkait dengan perusahaan, jasa dan properti)
- Bersifat sosial benefit. (proyek-proyek yang bergerak pada sektor publik atau pemerintahan).
berdasarkan tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa manajer proyek harus
mempertimbangkan kapan proyek dimulai
dan kapan proyek dapat diakhiri dalam penjadwalan waktu yang tepat,
sehingga proyek akan mempunyai nilai tambah (value added) dan nilai guna (value
in use)
F. Metodologi Manajemen Proyek
Merupakan sebuah model untuk menjelaskan hubungan antara
faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan operasionalisasi proyek.
Kesuksesan proyek ini didukung dengan 3 variabel yaitu :
1.
Implementataion
Process
Kesuksesan operasionalisasi proyek diukur dengan
menggunakan variabel:
o
Time (Jadwal)
o
Cost (Anggaran)
o
Kinerja (Kepuasan Pelanggan)
2.
Perceived
Value Of Project
Persepsi manfaat proyek diukur dengan menggunakan
variabel
o
Pemecahan
Masalah Bagi Pelanggan
o
Peningkatan
Pengambilan Keputusan
o
Pengaruh
Positif
o
Peningkatan
Aktivitas
3.
Client
Statisfaction
Kepuasan pelangganm diukur dengan variabel
o
Pelaksanaan
Proyek
o
Penggunaan
Oleh Pelanggan
o
Manfaat
Pelanggan
G.
Diagram Metode Manajemen Proyek
Project Critical Succes Faktor
(10 independent Variable)
|
Strategic Planning
|
Project Life
Cycle
-
Conceptualization
- Planning
- Execution
- Termination
|
Tactics
|
Project Succes
|
Client Statisfaction
|
Perceived Value of Project
|
Implementation Process
|
H. Konsep Manajemen Proyek
Sebagian
besar proyek tidak berhasil mencapai tujuannya, akibat kegagalan dalam
mendefinisikan lingkup proyek. Kegagalan ini mengakibatkan harapan dari
stakeholder dan sponsor berbeda dengan apa yang dibayangkan oleh tim pelaksana.
Masalah seperti ini memang sering terjadi dan cukup sulit untuk mengatasinya,
tetapi menjadi satu titik kritis yang menentukan berhasil tidaknya suatu
proyek. Jika kita memahami penyebab dari masalah ini maka akan lebih mudah
untuk menghindari kesulitan yang dihadapi. Hubungan antara tim pelaksana proyek
dengan pengguna akhir menjadi sangat penting dalam mendefinisikan lingkup
proyek yang akan dikerjakan. Proyek dilaksanakan karena hasilnya diharapkan
bermanfaat bagi pengguna akhir sesuai dengan harapan dan kebutuhan mereka. Karena
itulah, kedua belah pihak harus memiliki semangat yang sama, yaitu proyek
sukses sehingga hasilnya bermanfaat dan dapat memenuhi keinginan dan harapan
pihak-pihak yang memerlukannya. Tim pelakana proyek harus benar-benar memahami
pengguna akhir. Anggota tim tidak perlu merasa frustasi jika dirasakan bahwa
pengguna akhir kurang memiliki pengetahuan seperti yang dimilikinya. Karena
ketidak tahuan merekalah, proyek ini diselenggarakan serta tim pelaksana
dibentuk karena dianggap memiliki kompetensi dan kemampuan untuk menyelesaikan
proyek, sedangkan pengguna akhir tidak memiliki keahlian untuk itu. Pengguna
akhir hanya mengemukakan pandangan melalui kata-kata yang diucapkan, karena
itulah tim proyek sejak awal proyek, sudah harus memiliki hubungan baik dengan
mereka.
Konsep Manajemen Proyek Meliputi:
1. Proyek Merupakan Suatu Kegiatan Yang
Sifatnya Sementara Dengan Tujuan Tertentu Dan Memanfaatkan Sumber-Sumber Daya
2. Manajemen Proyek Adalah Proses
Pencapaian Tujuan Proyek Dalam Suatu Wadah Tertentu
3. Manajemen Proyek Meliputi Langkah-Langkah
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan, Dan Penyesuaian Proyek.
4. Kendala/Hambatan Proyek Adalah
Spesifikasi Kerja, Jadwal Waktu Dan Dana
5. Bentuk Organisasi Atau Wadah Yang
Dimaksud Dalam Manajemen Proyek Adalah Organisasi Fungsional, Koordinator Gugus
Tegas Dan Matrik
I.
Project Scope Management
Project Scope Management atau
Manajemen Lingkup Proyek terdiri dari berbagai proses yang diperlukan agar
tercakup seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dengan berhasil.
Bidang ilmu ini berhubungan dengan
proses-proses untuk mendefinisikan
dan mengendalikan apa yang termasuk dalam proyek dan apa yang diluar cakupan
proyek. Proses-proses utama dalam manajemen lingkup proyek adalah sebagai berikut:
Ø Persiapan (Initiation) –
membangun komitmen di organisasi untuk memulai tahap berikutnya dari proyek.
Ø Perencanaan Lingkup (scope planning)
– menyusun pernyataan lingkup secara tertulis, sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan di masa informasing.
Ø Pendefinisian Lingkup (scope
definition) – membagi produk utama dari proyek menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil agar lebih mudah untuk dikelola.
Ø Verifikasi Lingkup (scope
verification) – mem-formalkan penerimaan dari lingkup proyek.
Ø Pengendalian Perubahan Lingkup
(scope change control); mengendalikan perubahan lingkup proyek.
Proses-proses
di atas berinteraksi satu dengan lainnya dan proses-proses dari bidang lain
yang tercantum dalam Project Management Framework. Setiap proses mungkin
melibatkan satu atau lebih personil, kelompok atau unit pelaksana, sesuai
dengan kebutuhan dari proyek. Setiap proses akan dibutuhkan paling tidak sekali
dalam setiap tahap. Walaupun sepertinya proses-proses di atas merupakan elemen
yang terpisah dengan antar muka (interface) yang jelas, pada kenyataannya,
proses-proses tersebut dapat tumpang tindih dan berinteraksi satu dengan yang
lainnya. Dalam kaitannya dengan proyek, istilah lingkup atau scope dapat
berarti :
Ø Lingkup produk (product scope);
sifat atau fungsi yang melekat pada produk atau jasa yang akan dihasilkan dari
proyek.
Ø Lingkup proyek (project scope) &
ndash; pekerjaan yang harus dilakukan agar dapat dihasilkan produk atau jasa
sesuai dengan sifat atau fungsi yang telah ditetapkan.
3.2 Sistim
3.2.1.
Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk
mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan
suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang
saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item
penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan
dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan
sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu
rakyat yang berada dinegara tersebut.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan
dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata
ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya
menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah
sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas
empat elemen:
Ø
Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia
dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat
sistem tersebut.
Ø
Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem
dan objeknya.
Ø
Hubungan
internal, di antara
objek-objek di dalamnya.
Ø
Lingkungan, tempat di mana sistem berada.
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem,
yaitu: tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan
umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang
membentuk sebuah sistem :
3.2.2. Tujuan Sistim
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya
satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang
mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak
terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain
berbeda.
3.2.3.
Masukan Sistim
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang
masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan
dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak
tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang
tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
3.2.4. Proses Sistim
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan
atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih
bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal
yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik
kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa
aktivitas pembedahan pasien.
3.2.5. Keluaran Sistim
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan.
Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan
laporan, dan sebagainya.
3.2.6. Batas Sistim
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah
pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem
menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh,
tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain.
Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan
pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat
dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai
contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi
keterbasatan dana.
3.2.7 Mekanisme Pengendalian Sistim
Sebuah sistem harus memiliki daya membela
diri dalam bentuk system pengendalian. Pengendalian dari suatu sistem dapat
berupa:
v Pengendalian
Sistim Umpan Balik (Feed Back Controlsystem)
v Pengendalian
Sistim Umpan Maju (Feed Forwardcontrol System)
v Pengendalian
Sistim Pencegahan (Preventive Controlsystem).
A. Pengendalian Sistem Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism)
diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran.
Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses.
Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
B. Pengendalian Sistem Umpan Maju“Feed-Forward Control System”
A.
Secara
Historis
1. Secara historis, penggunaan istilah
"feedforward" ditemukan dalam karya-karya D.M. MacKay 1956.
Sementara pekerjaan MacKay adalah di bidang teori kontrol biologis, ia hanya
berbicara tentang sistem feedforward. MacKay tidak menyebutkan
"Feedforward Control" atau menyinggung disiplin "Kontrol
Feedforward." MacKay dan penulis awal lainnya yang menggunakan istilah
"feedforward" umumnya menulis tentang teori tentang bagaimana manusia
atau hewan kerja otak.
"kontrol
feedforward" sebagian besar dikembangkan oleh para profesor dan mahasiswa
pascasarjana di Georgia Tech, MIT, Stanford dan Carnegie Mellon. Feedforward
tidak biasanya ditulis dgn tanda penghubung dalam publikasi ilmiah. Meckl dan
seering dari MIT dan Buku dan Dickerson dari Georgia Tech memulai pengembangan
konsep Pengendalian Feedforward di pertengahan 1970-an. Disiplin Kontrol
Feedforward baik didefinisikan dalam banyak makalah ilmiah, artikel dan buku
oleh akhir 1980-an.
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang
terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai
suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set
entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali
bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta
memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan
suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling
berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai
penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Kata "sistem" banyak sekali
digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen
ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula,
sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah
sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
B. Pengeritan:
1. Feed-forward adalah istilah yang menggambarkan elemen
atau jalur dalam sistem kontrol yang melewati sinyal pengendali dari seorang
sumber di lingkungan eksternal, sering sinyal perintah dari operator eksternal,
untuk beban di tempat lain di lingkungan eksternal. Sebuah sistem kontrol yang
hanya memiliki perilaku umpan-maju merespon sinyal kontrol dalam cara yang
telah ditentukan tanpa menanggapi bagaimana beban bereaksi, itu sangat kontras
dengan sistem yang juga memiliki umpan balik, yang menyesuaikan output untuk
memperhitungkan bagaimana itu mempengaruhi beban, dan bagaimana beban itu
sendiri dapat bervariasi tak terduga, beban dianggap milik lingkungan eksternal
dari sistem.
2. Kontrol
(control) – mengatur, artinya mengukur
nilai dari variabel terkontrol dari sistem dan mengaplikasikan variabel
termanipulasi pada sistem untuk mengoreksi atau mengurangi deviasi yang terjadi
terhadap nilai keluaran yang dituju. Sistem kontrol (control system) merupakan suatu
kumpulan cara atau metode yang dipelajari dari kebiasaan-kebiasaan manusia
dalam bekerja, dimana manusia membutuhkan suatu pengamatan kualitas dari apa
yang telah mereka kerjakan sehingga memiliki karakteristik sesuai dengan yang
diharapkan pada mulanya. Perkembangan teknologi menyebabkan manusia selalu
terus belajar untuk mengembangkan dan mengoperasikan pekerjaan-pekerjaan
kontrol yang semula dilakukan oleh manusia menjadi serba otomatis (dikendalikan
oleh mesin). Dalam aplikasinya, sistem kontrol memegang peranan penting
dalam teknologi. Sebagai contoh, otomatisasi industri dapat menekan biaya
produksi, mempertinggi kualitas, dan dapat menggantikan pekerjaan-pekerjaan
rutin yang membosankan. Sehingga dengan demikian akan meningkatkan kinerja
suatu sistem secara keseluruhan, dan pada akhirnya memberikan keuntungan bagi
manusia yang menerapkannya.
3. System:
kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama-sama dan melakukan suatu
sasaran tertentu.
Beberapa
prasyarat yang dibutuhkan untuk skema kontrol dapat dipercaya oleh murni
umpan-maju tanpa umpan balik: perintah eksternal atau sinyal pengendali harus
tersedia, dan efek dari output dari sistem pada beban harus diketahui (yang
biasanya berarti bahwa beban harus diduga tidak berubah dengan waktu).
Kadang-kadang murni umpan-maju kontrol tanpa umpan balik disebut 'balistik',
karena sekali sinyal kontrol telah dikirim, tidak dapat lebih disesuaikan,
penyesuaian korektif harus dengan cara sinyal kontrol baru. Sebaliknya 'cruise
control' menyesuaikan output dalam menanggapi beban yang bertemu, oleh
mekanisme umpan balik.
C.
Mamfaat:
1. Manfaat pengendalian feedforward yang signifikan dan
sering dapat membenarkan biaya tambahan, waktu dan upaya yang diperlukan untuk
menerapkan teknologi. Kontrol akurasi sering dapat ditingkatkan sebanyak urutan
besarnya jika model matematis yang cukup berkualitas dan pelaksanaan hukum
kontrol feedforward dipikirkan dengan baik. Konsumsi energi oleh sistem kontrol
feedforward dan driver-nya biasanya jauh lebih rendah daripada dengan kontrol
lain. Stabilitas ditingkatkan sehingga perangkat terkontrol dapat dibangun dari
biaya yang lebih rendah, bobot yang lebih ringan, bahan springier sementara
masih sangat akurat dan mampu beroperasi pada kecepatan tinggi.
2. Manfaat lain dari kendali feedforward termasuk mengurangi
keausan pada peralatan, biaya pemeliharaan yang lebih rendah, keandalan yang
lebih tinggi dan pengurangan substansial dalam hysteresis. Kendali feedforward
sering dikombinasikan dengan kontrol umpan balik untuk mengoptimalkan kinerja.
D.
Tujuan
Setiap sistem
memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah
yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi
tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan
sistem yang lain berbeda.
Dalam
aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan/sasaran tertentu. Sasaran
sistem kontrol adalah untuk mengatur keluaran (output) dalam suatu sikap / kondisi / keadaan yang telah
ditetapkan oleh masukan (input)
melalui elemen sistem kontrol.
Dengan
adanya sasaran ini, maka kualitas keluaran yang dihasilkan tergantung dari
proses yang dilakukan dalam sistem kontrol ini.
Tujuan
feedfoward control adalah
mengukur disturbance dan
melakukan kompensasi terhadapnya agar nilai controlled variable tidak menyimpang dari nilai setting point.
E.
Pendiskusian
Feed forward Control System (System pengendalian umpan maju)
v Mendorong proses dari systems upaya menghasilkan hasil balik yg positip.
v Pengendalian dilakukan setelah keluaran dihasilkan.
v Supaya keluaran dapat dihasilka numpan balik yang positip, maka
pengendalian tidak boleh diukur dari keluarannya tetapi diukur dan dikendalikan
dari prosesnya.
v Contoh pada system akuntansi adalah perencanaan kas.
F.
Contoh:
Sitim
kontrol umpan-majunya: Dalam contoh rumah, sistem umpan maju dapat mengukur
fakta bahwa pintu dibuka dan secara otomatis mengaktifkan pemanas sebelum rumah
bisa terlalu dingin. Kesulitan dengan kontrol umpan-maju adalah bahwa efek dari
gangguan pada sistem harus diprediksi secara akurat, dan tidak boleh ada
gangguan terukur. Misalnya, jika jendela dibuka yang tidak diukur, termostat
umpan-maju-dikendalikan mungkin masih membiarkan rumah dingin.
Sebuah sensor memonitor bahwa tekanan sehingga katup
hanya membuka cukup untuk menyebabkan tekanan yang benar untuk mencapai
mekanisme memutar roda. Ini adalah umpan-maju kontrol di mana output dari
sistem, perubahan arah perjalanan kendaraan, tidak memainkan bagian dalam
sistem.
Dalam fisiologi, kontrol umpan-maju dicontohkan oleh
peraturan antisipatif normal detak jantung di muka dari pengerahan tenaga fisik
yang sebenarnya. Umpan-maju kontrol dapat disamakan dengan belajar respon
antisipatif terhadap isyarat dikenal. Tanggapan regulasi denyut jantung
memberikan beradaptasi lebih lanjut untuk eventualities menjalankan aktivitas
fisik.
G. Kesimpulan
Dari hasil diskusi di atas dapat
disimpulkan: Sistem kontrol dengan umpan maju (feedfoward) hanya dapat mengkompensasi gangguan, yang merupakan
bagian input sistem, terukur
dan dapat diprediksi sebelumnya.
C. Pengendalian Sistem Control
Untuk mengendalikan
sistem dimukasebelum proses dimulai dengan mencegah hal-hal yang merugikan
untuk masuk kedalam sistem.
3.2.8. Lingkungan Sistim
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di
luar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti
bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan
tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan
operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena
akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.
Ada berbagai tipe sistem berdasarkan kategori:
·
Atas
dasar keterbukaan:
o
Sistem
terbuka, dimana pihak luar dapat mempengaruhinya.
o
Sistem
tertutup.
·
Atas
dasar komponen:
o
Sistem
fisik, dengan komponen materi dan energi.
- Sistem non-fisik atau konsep, berisikan ide-ide.
3.3 Informasi
3.3.1. Pengertian Informasi
Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (tahun
1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti
“garis besar, konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas
dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”.
Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu
mengurangi rasa cemas seseorang. Menurut Notoatmodjo (2008) bahwa semakin
banyak informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan
dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan
berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Para Yunani kuno kata untuk form adalah μορφή (morphe;
cf. morph) dan juga εἶδος (eidos) "ide, bentuk, set", kata yang terakhir ini biasa digunakan
dalam pengertian teknis filosofis oleh Plato (dan kemudian
Aristoteles) untuk menunjukkan identitas yang ideal atau esensi dari sesuatu (lihat Teori bentuk). "Eidos" juga dapat dikaitkan
dengan pikiran, proposisi atau bahkan konsep.
Informasi adalah berita yang memiliki
manfaat atau kegunaan bagi seseorang bahkan orang banyak, yang mana berita
tersebut belum diketahui kepastian benar atau tidaknya. Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan
yang terdiri dari order sekuens dari simbol,
atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi
dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda,
atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. Informasi adalah jenis acara yang mempengaruhi suatu
negara dari sistem dinamis. Para konsep memiliki banyak arti lain dalam konteks
yang berbeda. Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan
dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun demikian, istilah ini
memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan
erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, negentropy, Persepsi, Stimulus, komunikasi, kebenaran, representasi, dan rangsangan
mental.
Informasi adalah informasi yang telah diberi makna melalui konteks. Sebagai contoh,
dokumen berbentuk spreadsheet (semisal dari Microsoft Excel) seringkali
digunakan untuk membuat informasi dari informasi yang ada di dalamnya. Laporan
laba rugi dan neraca merupakan bentuk informasi, sementara angka-angka di
dalamnya merupakan informasi yang telah diberi konteks sehingga menjadi punya
makna dan manfaat.
3.3.2. Tujuan Informasi
- Menyediakan suatu berita yang akan di pakai dalam pengambilan keputusan.
- Membuat situasi menjadi tenang setelah mendengar kabar tersebut atau malah menjadi sebaliknya.
- Memberikan berita kepada orang yang mulanya tidak tahu sehingga orang tersebut mengerti atau memahaminya.
- Membantu seseorang dalam melaksanakan kegiatan atau tugasnya dari hari ke hari.
3.3.3 Jenis-Jenis Distribusi Informasi
Dalam
penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen dapat menggunakan
beberapa jenis sistem distribusi yang dapat dikelompokkan:
o Distribusi
langsung
Dimana produsen menyalurkan hasil
produksinya langsung kepada konsumen.
o Distribusi semi langsung
Dimana penyaluran barang hasil
produksi dari produsen ke konsumen melalui badan perantara (toko) milik
produsen itu sendiri.
o Distribusi
tidak langsung
Pada sistem ini produsen tidak
langsung menjual hasil produksinya, baik berupa benda ataupun jasa kepada
pemakai melainkan melalui perantara.
3.4
Proyek Sistem Informasi
A. Pengertian
Proyek sistem informasi merupakan suatu investasi
seperti halnya investasi proyek lain. Investasi berarti dikeluarkan
sumber-sumber daya untuk mendapatkan manfaat di masa meninformasing. Investasi
untuk mengembangkan sistem informasi juga membutuhkan sumber-sumber daya.
Sebagai hasilnya, sistem informasi akan memberikan manfaat-manfaat yang dapat
berupa penghematan-penghematan atau manfaat yang baru. Jika manfaat yang
diharapkan lebih kecil dari sumber-sumber daya yang dikeluarkan maka dikatakan
sistem informasi ini tidak bernilai atau tidak layak. Oleh karena itu sebelum
sistem informasi dikembangkan maka perlu dihitung kelayakan ekonomisnya. Teknik
untuk menilai ini disebut dengan analisis biaya/keuntungan (cost/benefit
analysis).
B. Manfaat Dari Sistem Informasi
Sistem informasi
dibuat dan dibangun dengan baik agar meningkatkan produktivitas, menghilangkan
kegiatan yang tidak memiliki manfaat, meningkatkan layanan, mengkoordinasikan
setiap bagian dalam perusahaan serta meningkatkan kualitas kebijakan dalam
manajemen. Sedangkan secara umum manfaat Sistem Informasi dapat dikategorikan
dengan manfaat berwujud (tangible benefit) dan manfaat tak berwujud (intangible
benefit). Berikut saya membahas sedikit tentang manfaat berwujud (tangible
benefit) dan manfaat tak berwujud (intangible benefit).
Manfaat Berwujud (tangible
benefit)
Sebuah sistem
informasi yang dibangun dan dipelihara dengan baik akan memberikan manfaat
berwujud yang secara fakta dapat dilihat pergerakannya melalui pendapatan yang
diraih serta biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan maupun organisasi bisnis.
Indikator dari keberhasilan/manfaat yang berdampak pada peningkatan pendapatan
dengan meningkatnya penjualan dalam pasar, serta mengalami perluasan pasar.
Sistem informasi yang baik dapat digunakan tidak hanya untuk penyimpanan
informasi secara elektronik saja tetapi harus mampu mendukung proses analisis
yang diperlukan oleh manajemen, karena dengan adanya laporan yang tersaji
dengan cepat dan setiap saat dapat diakses tersebut maka keputusan-keputusan
yang diambil pun dapat lebih cepat dan tepat terhadap dinamika pasar yang ada.
Manfaat Tak Berwujud
(intangible benefit)
Seringkali manfaat
tak berwujud ini menjadi titik kritis pada jalannya roda bisnis sebuah
perusahaan. Karena bersifat tak berwujud, aspek-aspek ini seringkali diabaikan,
contohnya:
1. Peningkatan
kepuasan konsumen
Misalkan
Anda informasing ke sebuah Minimarket. Mana yang kira-kira akan Anda pilih
sebagai tempat berbelanja, minimarket yang waktu antrian di kasirnya lebih
singkat atau sebaliknya? Tentunya Anda akan memilih yang pertama sekalipun
mungkin harus membayar sedikit lebih mahal dibandingkan dengan minimarket
kedua. Ternyata minimarket pertama sudah menerapkan sistem informasi
penjualannya yang lebih cepat dalam pemrosesan dan kemudahan pemasukan
informasinya.
2. Peningkatan
kepuasan karyawan
Seringkali
muncul dari pihak karyawan yang merasa haknya tidak terpenuhi seperti misalkan
insentif lemburnya. Ternyata hal ini terjadi akibat kesalahan perhitungan pihak
manajemen yang masih melakukannya secara manual atau dengan sistem pemasukan
ulang informasi. Padahal jika misalkan perusahaan menyediakan sistem absensi
yang terintegrasi dalam sistem informasi kepegawaian dan SIA maka secara
otomatis dapat dibuat laporan insenstif yang lebih akurat dan benar. Hal
tersebut baru salah satu contoh di luar misalkan perhitungan angka kredit, hak
cuti, jenjang karier, pendidikan dan latihan, dsb.
3. Peningkatan
mutu dan jumlah informasi
Informasi
adalah komponen penting di saat ini. Anda yang kuasai informasi akan bertindak
lebih responsif terhadap perubahan yang ada dan tren yang akan informasing.
Penerapan sistem informasi yang baik tentunya akan menghasilkan informasi yang
telah dikelola sehingga berkualitas. Hal tersebut dapat diwujudkan karena setiap
proses pembuatan laporan tersebut dilakukan secara otomatis oleh mesin
komputer.
4. Peningkatan
mutu dan jumlah keputusan manajemen
Setiap
pengambilan keputusan, bergantung kepada informasi yang mendukung kebijakan
yang akan diambil. Hal tersebut hanya dapat terwujud jika sistem informasi
dapat menyajikan informasi yang relevan, akurat, terkini dan dapat diambil
setiap saat dan kapanpun.
C.Tugas Project Manager
Mengelola / mengontrol sumber
daya perusahaan dalam hal waktu, dana dan kinerja.
ANGGARAN (COST); Proyek
harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk
proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal
ber-tahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untk total proyek tetapi
dipecah bagi komponen-komponennya, atau per periode tertentu (misal per
kwartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian,
penyelesaian bagian-bagian proyekpun harus memenuhi sasaran anggaran per
periode.
Jadwal; Proyek
harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah
ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh
melewati batas waktu yang ditentukan.
Mutu; Produk
atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang
dipersyarakan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa
instalasi pabrik maka kriteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus mampu
beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Jadi
memenuhi persyaratan mutu, berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan atau
sering disebut fit for the intended use (sesuai untuk penggunaan yang
diharapkan).
Ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik,
artinya jika ingin meningkatkan kinerja proyek yang telah disepakati dalam
kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya
berakibat pada naiknya biaya melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan
biaya, maka biasanya harus kompromi dengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis,
ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut
dapat dipenuhi. Negosiasi tentang pemberdayaan resource dilakukan oleh Manajer
proyek dengan manajer lapangan / penanggung jawab pekerjaan. Tetapi secara
simultan / random bisa dilakukan control terhadap pekerjaan (pemanfaatan
resource) melalui manajer lapangan.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Proyek
merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang
dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode
tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan
begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerja sama yang berbeda
dari yang biasanya digunakan. Proyek dapat juga didefinisikan
sebagai usaha sementara, temporer, dan bukan permanen, yang memiliki sasaran
khusus dengan waktu
pelaksanaan yang tegas.
Teknologi
merupakan bagian dari proyek yang mempunyai dampak
besar pada kesuksesan proyek
teknologi yang digunakan manajemen atau tim proyek.
Ada
banyak definisi tentang resiko, resiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan
ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan
keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
Sistem
merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam
suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti
negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain
seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana
yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Informasi
merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Informasi adalah berita yang memiliki manfaat atau kegunaan
bagi seseorang bahkan orang banyak, yang mana berita tersebut belum diketahui
kepastian benar atau tidaknya. Informasi
adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol,
atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi
dapat direkam atau ditransmisikan.
Proyek sistem informasi merupakan suatu
investasi seperti halnya investasi proyek lain. Investasi berarti dikeluarkan
sumber-sumber daya untuk mendapatkan manfaat di masa meninformasing
4.2
Saran
Sesudah
penulis membaca isi makalah ini maka beberapa kesimpulan yang penulis singun di
atas maka penulis memberikan beberapa saran atau upaya yang di perlukan untuk
mengati berbagai masalah yang ada sehingga terhujudnya dalam memahami
pentingnya proyek system informasi dalam makalah ini.
Dengan
demikian uraian singkat dari pembahasan dan penulis makalah perorangan ini
semoga dapat berguna dan memberi mamfaat yang sebaik-baiknya dalam rangka
pembinaan mahasiswa/i untuk mencoba menulis sebuah karya tulis ilmia dengan sendirian.
DAFTAR PUSTAKA
v Http://www.uin-suka.info/projectportal
Powered by Joomla! Generated: 20 April, 2011, 06:15 ini.
v Modul mata kuliah proyek sistim
informasi untuk UNITAL kelas B Baucau, tahun ajaran 2014.