MAKALAH
OLEH:
Nama
: Salvador Monteiro
Nim
: 12.07.03.0301
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Informatika
Semester
: V
UNIVERSITAS ORIENTAL TIMOR LOROSA’E
(UNITAL)
KELAS B BAUCAU
TAHUN AKADEMIK

KATA PENGANTAR
Sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang Maha Pintar sudah
sepantasnya penyusun memanjatkan puji syukur kehadirat atas segala rahmatnya
dan karunia yang telah dilimpahkan kepada penyusun sehingga penyusun makalah
ini dapat menyelesaikan makalah ini, dengan berjudul “Teknik Penelitian Operasional”.
Penyusun meyakini
segala daya upaya manusia tidak sia-sia belaka Penyusun suatu karya ilmiah
seperti ini pada prinsipnya mengembangkan dua misi pokok yaitu; misi akademik
dam misi sosial. Pada misi akademik penulis makalah merupakan penganti tas akhir
semester yang harus di selesaikan setiap mahasiswa/i dalam rangka penyelesaian
studi di perguruan tinggi. Karya ilmiah yang di hasilkan akan di persembahkan
pada almameter sebagai menara gading bagi kemajuan ilmu dan teknologi.
sedangkan pada misi sosial; suatu karya ilmiah adalah proses mempelajari,
mengamati, meneliti, dalam kaitan ini penyusun mengkorek hala-hal yang selama
ini menjadi sebab akibat ketinggalan mahasiswa/i sekaligus membuka sakrawala
pemikiran yang baru bagi peningkatan peran pelajar dalam peningkatan sumber
daya manusia terutama mahasiswa/i UNITAL Kelas B Baucau.
Baucau, 07 Mei 2014
Penulis
(Salvador
Monteiro)
Nim: 12.07.03.0301
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUHAN
1.1
Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2
Tujuan......................................................................................................... 2
1.3
Perumusan Masalah ................................................................................... 2
1.4
Batasang Masalah....................................................................................... 2
1.5
Manfaat...................................................................................................... 2
1.6
Sistematika................................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Teknik/Cara/Metode .................................................................................. 4
2.2
Penelitian.................................................................................................... 4
2.3
Operasi....................................................................................................... 7
2.4
Metode Penelitian Operasional.................................................................. 8
BAB III PEMBAHASAN
3.1
Pengertian Teknik (Cara/Metode).............................................................. 9
3.2
Penelitian.................................................................................................... 9
3.2.1 Langkah-Langkah Penelitian............................................................ 10
3.2.2 Metode Penelitian............................................................................ 46
3.2.3 Penelitian Operasional...................................................................... 53
3.3
Operasi...................................................................................................... 56
3.4
Metode Penelitian Operasi........................................................................ 57
3.4.1 Pengertian Metode Penelitian
Kuantitatif Dan Kualitatif............... 59
3.4.2 Perbedaan Penelitian
Kuantitatif Dan Kualitatif............................. 60
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan................................................................................................ 64
4.2
Saran.......................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 66
BAB I
PENDAHULUHAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Penelitian
(Riset) operasi adalah ilmu yang mengkaji teknik-teknik pemecahan masalah
dengan tujuan untuk mencapai solusi yang optimum, khususnya masalah yang
berorentasikan sumber-sumber yang terbatas untuk mencapai hasil (outcomes)
yang optimum. Riset operasi merupakan suatu metode pengambilan keputusan yang
dikembangkan dari studi operasional militer selama Perang Dunia II.
Keberhasilan-keberhasilan penelitian dari kelompok-kelompok studi militer ini
telah menarik kalangan industriawan untuk membantu memberikan berbagai solusi
terhadap masalahmasalah manajerial yang rumit. Dewasa ini riset operasi telah
medapat pengakuan sebagai mata ajaran yang penting di tingkat perguruan tinggi,
sesuai perkembangan kurikulum pendidikan tinggi maka teknik-teknik pendekatan
dalam mengidentifikasi masalah dan mengambil keputusan menjadi suatu kebutuhan
penting bagi peserta didik. Selain itu kalangan professional, manajer, akademisi
dapat memanfaatkan metode-metode riset operasi. Materi riset operasi yang disampaikan
mencakup berbagai bidang pengetahuan seperti ekonomi, manajemen produksi, manejemen
operasi, transportasi, teknik industri dan lain-lain.
Riset
operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalah rumit yang muncul
dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan
dan uang dalam industri, bisnis, pemerintahan, pendidikan dan pertahanan.
Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk suatu model ilmiah dari sistem,
menggabungkan ukuran-ukuran, faktor-faktor seperti
kesempatan dan resiko.
Pertumbuhan
ukuran dan kompleksitas organisasi, Peningkatan pembagian kerja dan segmentasi
dari tanggungjawab manajemen dalam organisasi, Peningkatan pembagian kerja dan segmentasi dari tanggungjawab manajemen
dalam organisasi dari komponen organisasi untuk tumbuh secara otonom dengan
sasaran dan sistem nilainya sendiri kesulitan untuk mengalokasikan sumberdaya
bagi berbagai aktivitas secara efektif bagi organisasi secara keseluruhan; Metode
untuk Memecahkan masalah Penelitian Operasional (Operations
Research).
1.2 TUJUAN
v Mengetahui Maksud Teknik
Penelitian Operasional
v Mengetahui Tahapan
Studi Teknik Penelitian Operasional
v Mengetahui Riset
Operasional
v Mengetahui Langkah Teknik
Penelitian Operasional
1.3 PERUMUSAN
MASALAH
v Apa Yang Dimaksud Dengan Teknik?
v Apa Yang Dimaksud Dengan Penelitian?
v Apa Yang Dimaksud Dengan Operasional?
1.4 BATASAN MASALAH
Dengan
tiga permasalahan yang dipaparkan pada perumusan masalah maka di bagian batasan
masalah ini hanya mengali secara rincian tentang Penelitian.
1.5 MANFAAT
Dari
penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang diharapkan berguna
bagi semua orang. Hal terutama yang diharapkan adalah :
Ø Manfaat
bagi penulis:
v Memberikan
wawasan yang lebih luas dari penerapan ilmu-ilmu yang sudah diperoleh dalam
perkuliahan.
v Menyelesaikan
Tes Akhir Semester di jurusan informatika, fakultas teknik pada UNITAL Kelas B
Baucau.
Ø Manfaat
bagi universitas :
v Teknik
Penelitian Operasional yang digunakan dapat lebih disempurnakan di masa yang
akan datang untuk mencapai standar akademik yang lebih tinggi.
1.6 SISTEMATIKA
PENULISAN
Sistematika penulisan makalah
ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang teknik penelitian operasional yang
dijalankan. Sistematika penulisan makalah
ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Tujuan, Batasan Masalah, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai konsep dasar dan teori-teori yang
berhubungan dengan teknik penelitian operasi.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai teknik penelitian
operasi.
BAB IV PENUTUP
Berisi kumpulan kesimpulan dan saran-saran setelah dilakukan makalah tersebut.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1
TEKNIK /METODE/CARA
Metode
adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan
bidang keilmuan; atau juga suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan rencana tertentu.
Terdapat beberapa pengertian teknik
(Metode/Cara) atau riset operasi menurut para ahli, diantaranya adalah:
a.
Menurut
para ahli Nandika, Dodi.dkk; Metode adalah gambaran ideal dari suatu situasi nyata
sehingga sifatnya yang kompleks dapat disederhanakan.
b. Menurut penulis pada posting http://salmonblogspot.wordpress.com ; Teknik (Metode)
adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan
bidang keilmuan.
2.2 PENELITIAN
Penelitian
adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu
proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antara fenomena. Penelitian
merupakan juga refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa
fakta-fakta atau fenomena alam.
Terdapat beberapa definisi
penelitian (riset) menurut penulis pada posting , diantaranya adalah:
1. Http://aname2013.blogspot.com,
Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis
dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antara fenomena.
2. Http://9day-salmon.blogspot.com ,
Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa
fakta-fakta atau fenomena alam.
Beberapa pandangan metode penelitian
secara umum menurut para ahli :
1. Metode
penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan
dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
2. Metode
penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.
3. Metode
penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yg teliti
dan sistematik.
4. Metode
penelitian adalah suatu cara memilih masalah dan penentuan judul penelitian.
Beberapa pandangan metode penelitian
secara khusus menurut para ahli:
1.
Metode Penelitian Historis
a. Menurut
Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen (1990 : 411) dalam Yatim Riyanto
(1996: 22), dalam Nurul Zuriah (2005: 51) “metode penelitian sejarah
adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu”
b. Menurut
Donald Ary, dkk (1980) dalam Yatim Riyanto (1996: 22) dalam Nurul Zuriah
(2005: 51) “metode penelitian sejarah adalah penelitian untuk menetapkan
fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu”.
2.
Metode Penelitian Survey
a. Menurut
Zikmund (1997) “metode penelitian survey adalah satu bentuk teknik
penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang,
melalui pertanyaan-pertanyaan”.
b. Menurut Gay & Diehl (1992) “metode
penelitian survey merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum
penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara”.
c. Sedangkan menurut Bailey (1982) “metode
penelitian survey merupakan satu metode penelitian yang teknik pengambilan
datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”.
3.
Metode Penelitian Kuantitatif
v Menurut
Jonathan Sarwonno (2006) “metode penelitian kuantitatif adalah penelitian
ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta
hubungan-hubungannya”.
4.
Metode Penelitian Eksperimen
Ø Menurut
Arikunto (2006) “metode penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor lain yang mengganggu”.
5.
Metode
Penelitian Naturalistic
ü Bogdan
dan Tylor dalam Moleong (1993:3) “metode penelitian kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
6.
Metode
Penelitian Kebijaksanaan (Deskriptif)
·
Menurut Suharsimi Arikunto “metode
penelitian kebijaksanaan adalah metode penelitiaan yang tidak dimaksudkan untuk
menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel,
gejala atau keadaan”.
7.
Metode
Penelitian Tindakan
a. Menurut Kemmis (1988) “metode penelitian
tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan
peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik social”.
b. Sedangkan
menurut Kemmis & Taggar (1988) dalam Zuriah (2003: 54) “metode
penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri secara
kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
dan keadilan pratek pendidikan sosial mereka, serta pemahaman mereka mengenai
praktek dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek tersebut”.
2.3
OPERASI
Operasional hanya berlaku pada area penelitian yang
sedang dilakukan, Operasional bersifat spesifik, rinci, tegas dan pasti yang
menggambarkan karakteristik variabel-variabel penelitian dan hal-hal yang
dianggap penting.
Terdapat beberapa pengertian
operasional atau riset operasi menurut para ahli, diantaranya adalah:
·
Morsedan Kimball, Riset Operasi adalah suatu metode ilmiah yang memungklinkan
para manajer mengambil keputusan mengenai kegiatan yang di tangani secara
kuantitatif.
·
Churchman, Arkoff dan Arneff, Riset operasi merupakan aplikasi metode-metode,
teknik-teknik dan peralatan ilmiah dalam mengahadapi masalah-masalah yang
timbul dalam operasi perusahaan-perusahaan dengan tujuan menemukan pemecahan
yang optimal.
·
Miller dan M.K. Star, Riset Operasi adalah peralatan
manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan, matematika, dan logika dalam rangka
memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari sehingga dapat dipecahkan secara
optimal.
Selain defenisi para ahli, terdapat
juga pengertian dari operasi riset menurut The Operations Research Society of
Great Britain dan juga The Operations Research Society of America (ORSA).
·
The Operations Research Society of Great Britain, Penelitian operasional merupakan
penerapan metode ilmiah bagi permasalahan yang kompleks yang muncul dalam
penmgelolaan sistem-sistem yang besar terdiri dari manusia, mesin,bahan, dan
uang dalam industri, bisnis, pemerintahan dan pertahanan.pendekatannya adalah
dengan mengembangkan model-model ilmiah dari sistem yang mencakup pengukuran
atas faktor-faktor antara lain peluang dan resiko untuk memprediksikan dan
membandingkan hasil-hasil dari berbagai alternatif dari keputusan, strategi,
dan kontrol.Tujuannya adalah membantu manajemen untuk menentukan kebijakan dan
tindakannya secara ilmiah.
·
The Operations Research Society of America (ORSA), Penelitian operasional berkaitan
dengan penenyuan secara ilmiah bagaimana merancang dan mengoperasikan sistem
manusia-mesin yang terbaik, yang biasanya dalam kondisi yang membutuhkan
pengalokasian sumber daya yang terbatas.
2.4 METODE PENELITIAN OPERASIONAL
Metode Penelitian Operasional adalah Hasil suatu riset disebut penemuan (findings) yang berbentuk kesimpulan dan rekomendasi. Hal ini berarti hasil tersebut akan berguna bagi berbagai pihak (Abisujak, 1981):
1. Bagi
ilmu pengetahuan sendiri sesuai dengan tujuan pengembangan pengetahuan.
2. Bagi
orang-orang yang berminat untuk menerapkan hasil-hasil yang telah dirumuskan
untuk maksud pelayanan/operasional atau perencanaan suatu program.
3. Bagi
orang-orang yang bermaksud mengadakan penelitian yang sama dengan populasi atau
objek lain atau penelitian lanjutan.
Menurut para ahli Dantzig, 1947 Kemajuan
teknik-teknik dalam Penelitian Operasional adalah Metode Simpleks.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PENGERTIAN
TEKNIK /METODE
Metode berasal dari
Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk
dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode
berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Adapun pengertian dan definisi
metode menurut para ahli antara lain :
1. Metode
adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi.
2. Metode
adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan
bidang keilmuan.
3. Metode
adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana
tertentu.
4. Metode
adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara
sistematis (urutannya logis).
3.2 PENELITIAN
Penelitian atau
riset berasal dari bahasa inggris research yang artinya adalah proses pengumpulan
informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah
penyelidikan atau kelompok penyelidikan.
Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Pengertian penelitian menurut para penulis adalah :
Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Pengertian penelitian menurut para penulis adalah :
a.
Penelitian adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi
dan mengembangkan pengetahuan yang dapat di sampaikan (dikomunikasikan) dan
diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain
b.
Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis
dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antara fenomena.
c.
Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa
fakta-fakta atau fenomena alam.
d.
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah
yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
e.
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang
dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar,
hati-hati, serta sistematis.
Penelitian atau riset sering dideskripsikan sebagai
suatu proses investigasi yang dilakukan
dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan,
dan merevisi fakta-fakta.
Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan
yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah
laku, teori,
dan hukum, serta
membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini
juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi
menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan
hasil dari suatu ilmu
atau metode
ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa
Inggris research yang diturunkan dari bahasa
Perancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki secara tuntas"
3.2.1. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Langkah
penelitian merupakan awal dari proses pelaksanaan suatu penelitian yang hendak
dilakukan, dengan demikian berarti masih terdapat kegiatan lain yang juga harus
ditempuh. Di dalam melakukan penelitian ilmiah, kita harus melalui
langkah-langkah tertentu dengan sistematis atau yang disebut dengan prosedur
penelitian. Oleh karena itu pada dasarnya langkah-langkah penelitian yang
dimaksud yaitu sebagai berikut ini:
A. Identifikasi, Pemilihan dan
Perumusan Masalah Penelitian
1.
Identifikasi masalah penelitian
Sumber:
a. Bacaan,
terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian
b. Seminar,
diskusi, konferensi dan lain-lain pertemuan ilmiah
c. Pernyataan
pemegang otoritas
d. Pengamatan
selintas
e. Pengalaman
pribadi
f. Perasaan
intuitif
2.
Pemilihan masalah penelitian
Pertimbangan:
a. Pertimbangan
dari arah masalahnya
b. Pertimbangan
dari arah calon peneliti
3.
Perumusan masalah penelitian
1) Perumusan
hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
2) Rumusan
hendaklah padat dan jelas
3) Rumusan
itu hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan dat guna
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu
B. Penelahan
Kepustakaan
1. Penelahan
sumber-sumber yang berupa buku
2. Pemilihan
berdasarkan pada prinsip:
a. Relevansi
b. Kemutakhiran
(kecuali studi sejarah)
3.
Penelaahan sumber-sumber yang berupa laporan hasil penelitian
Penilikan
berdasarkan atas prinsip
a.
Relevansi
b. Kemutakhiran
c. Bobot
C.
Perumusan Hipotesis
Hipotesis
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yg dianggap benar
untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dsb) meskipun
kebenarannya masih harus dibuktikan.
Hipotesis
berasal dari kata “hipo” berarti kurang atau lemah dan “tesis”
atau “thesis” yang berarti teori yang disajikan sebagai bukti.
Dalam pembicaraan ini hipo diartikan lemah dan tesis diartikan teori, proposisi
atau pernyataan. Jadi hipotesis adalah pernyataan yang masih
lemah dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. Jika suatu hipotesis telah
terbukti kebenarannya, ia akan berubah namanya disebut tesis, jadi merupakan
teori.
Hipotesis
dapat diterima tetapi juga dapat ditolak. Hipotesis akan diterima jika
bahan-bahan penelitian membenarkan kenyataan dan juga akan ditolak apabila bahan-bahan
penelitian menyangkal (menolak) kenyataan.
jumlah
hipotesis sangat banyak, dapat tidak terbatas, sebab apa saja yang diselidiki
dapat dinyatakan dalam bentuk hipotesis, kecuali jika belum mempunyai
pengetahuan apa-apa tentang gejala yang akan diselidiki. Hipotesis dapat
bersumber dari pengalaman-pengalamn praktek; teori-teori; kesan-kesan hasil
diskusi; pembahasan-pembahasan dalam kepustakaan dan sebagainya.
Tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis.
Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu
merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Sesudah peneliti mantap akan permasalahannya, maka ia
mulai mengerjakan penelitiannya. Sebagai pedoman kerja, ia menerapkan sebuah
hipotesis yang dijadikan arah dalam menetapkan variabel, mengumpulkan
data, mengolah data dan mengambil kesimpulan. Pada dasarnya pekerjaan meneliti
adalah usaha untuk membuktikan hipotesis.
Ada dua macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja atau
disebut juga hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) atau disebut juga
hipotesis nihil. Hipotesis nihil (null hypothesis) adalah
hipotesis yang menyatakan kesamaan atau tidak adanya perbedaan
antara dua kelompok atau lebih tentang suatu perkara yang dipersoalkan.
Contoh: Laki-laki dan perempuan memiliki kecerdasan yang sama atau tidak
ada perbedaan kecerdasan antara laki-laki dan perempuan. Jika suatu
hipotesis tidak menyatakan kesamaan antara dua kelompok tentang suatu perkara
yang dipersoalkan maka disebut hipotesis kerja atau hipotesis
alternatif. Contoh: Laki-laki lebih cerdas dari wanita atau Kecerdasan
Laki-laki lebih tinggi daripada kecerdasan wanita ataupun sebaliknya.
Adanya dua bentuk hipotesis itu, yaitu hipotesis
nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) menimbulkan implikasi yang
berbeda-beda dalam mengetesnya. Implikasi yang berbeda-beda dibicarakan secara
mendalam dalam pelajaran statistik yang membahas cara-cara pengujian hipotesis.
Jelas sekali bahwa hipotesis-hipotesis selalu
menyatakan petunjuk jalan bagi kegiatan-kegiatan dalam perencanaan
pola-pola researcnya (research design), di mana akan dikumpulkan data teknik
analisis dan arah penyimpulannya. Misalnya saja hipotesis tentang pengaruh
hadiah terhadap kegiatan belajar akan diselidiki dengan metode eksperimen, maka
penyeledikan harus menyediakan dua kelompok subjek, yang satu diperlakukan
biasa (tanpa janji hadiah), sedangkan yang satunya diberi janji hadiah.
Dengan melihat prestasi-prestasi dari subjek-subjek dalam masing-0masing
kelompok dapat dinilai apakah janji hadiah memang benar-benar menjadi faktor
pendorong kegiatan belajar atau tidak.
Bentuk bentuk hipotesis ada 3, yaitu:
1) Hipotesis
deskriptif, yaitu hipotesis yang menunjukkan dugaan sementara tentang bagaimana
benda, peristiwa, kenyataan, atau variabel itu terjadi. Contoh: Kemampuan
siswa dalam memahami pelajaran Bahasa Arab itu rendah.
2) Hipotesis
Komparatif, yaitu hipotesis yang menunjukkan dugaan
sementara berkenaan atau berdasarkan perbandingan antara dua variabel. Contoh: tidak
terdapat perbedaan kecerdasan antara siswa dari kota dan siswa dari desa
atau Siswa dari kota lebih pandai dari desa.
3) Hipotesis
Assosiatif, yaitu hipotesis yang menunjukkan dugaan
sementara berkenaan atau berdasarkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Ujian
Akhir Sekolah (UAS) dengan jumlah pensil yang terjual.
Adapun
sumber-sumber perumusan hipotesis dapat berasal dari:
1) Dari peneliti sendiri, yaitu dari sumber pengetahuan umum
peneliti mengenai bidang yang akan diteliti.
2) Dari teori dan konsepsi, yaitu dari teori-teori dan
konsep-konsep yang sudah ada lalu dikendalikan sedemikian rupa sehingga dapat
dibentuk suatu hipotesis penelitian.
3) Dari hasil penelitian terdahulu, yaitu hasil-hasil penelitian yang
sudah ada disusun kembali menjadi hipotesis yang kemudian diuji kembali
kebenarannya.
Sumber-sumber
yang dapat menyebabkan tidak terbuktinya hipotesis.
Hipotesis
dapat diterima tetapi juga dapat ditolak. Hipotesis akan diterima jika
bahan-bahan penelitian membenarkan kenyataan dan juga akan ditolak apabila
bahan-bahan penelitian menyangkal (menolak) kenyataan. Adapun Sumber-sumber
yang dapat menyebabkan hipotesis tidak terbukti adalah:
1)
Landasan
teori. Bila
landasan yang digunakan sudah kadaluarsa, kurang valid dan kurang relevan
diterapkan maka hipotesisnya akan menjadi salah.
2)
Kesalahan
sampling. Keadaan
ini terjadi bila sampel yang diambil tidak representatif baik karena terlalu
kecil maupun kurang merata, sehingga tidak mencerminkan karakteristik
dari populasi.
3)
Kesalahan
alat pengambil data.
Jika alat pengambil datanya tidak valid atau tidak reliabel maka hal yang benar
akan terlihat palsu, begitupun juga sebaliknya.
4)
Kesalahan
rancangan penelitian.
Rancangan penelitian adalah semacam setrategi dan pedoman untuk menentukan
langkah-langkah penelitian guna menguji hipotesis.
5)
Pengaruh
variabel luaran.
Bila pengaruh variabel luaran terdapat data yang sangat kuat, sehingga data
yang dikumpulkan bukan data yang dimaksud, maka hipotesis akan tidak terbukti.
Misal: kenakalan siswa. Penyebab utamanya bukan karena pengaruh teman,
tetapi mungkin karena mencari perhatian gurunya.
Perumusan
hipotesis hendaklah mempertimbangkan:
a. Hipotesis
hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
b. Hipotesis
hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c. Hipotesis
hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
d. Hipotesis
hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data
menguji kebenaran hipotesis itu Secara garis besar dapat dibedakan:
1) Hipotesis
tentang hubungan:
relasi antara 2/lebih subjek" yang bersifat positif. Dan mereka memiliki
tujuan yang sama.
2) Hipotesis
tentang perbedaan:
berlainnya pandangan seseorang/kel dgn orng lain/kel.
3) Commkon sense: pikiran yang memiliki
pandangan luas dan melihat sesuatu secara objektif. Dan didasarkan fakta"
yang mendukung.
4) Ideal: sesuatu yang dilihat,
dirasakan cocok dengan sesuatu lain.
D. Identifikasi,
Klasifikasi dan Pendefinisian Variabel
1. Mengidentifikasi
variabel.
Variabel
merupakan suatu istilah yag berasal dari kata vary dan able yang berarti
“berubah” dan “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu
setiap variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah. Nilai itu
berupa nilai kuantitatif maupun kualitatif. Ukuran kuantitatif maupun
kualitatif suatu variabel adalah jumlah dan derajat atributnya. Dilihat dari
segi nilainya, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel diskrit dan
variabel kontinu. Variabel diskrit nilai kuantitatifnya selalu berupa bilangan
bulat, Variabel kontinu nilai kuantitatifnya bisa berupa pecahan. Apabila
diambil dua bilangan bulat yang wajar sebagai nilai variabel, terdapat tak
hingga banyaknya angka-angka yang mungkin menjadi nilai dari variabel yang
sedang diukur itu. Ini jika digambarkan akan memberi kesan bahwa nilai-nilai
variabel itu bersambung atau kontinu.
Variabel
adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau
faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Variabel Adalah suatu
besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau
hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel, kita akan mmeperoleh lebih mudah
memahami permasalahan. Hal ini dikarenakan kita seolah-olah seudah mendapatkan
jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal
counting (menghitung) atau menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian sains, variable
adalah bagian penting yang tidak bisa dihilangkan.
Variabel
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: kuantitatif dan kualitatif. Variabel
kuantitaif adalah variabel yang didasarkan pada jumlah atau banyaknya, contoh:
luas kota, jumlah mahasiswa, umur, dan sebagainya. Variabel kualitatif adalah
variabel yang didasarkan pada mutu, contoh: kemakmuran, kepandaian, baik, awet,
dan sebagainya.
Lebih jauh
lagi, variabel kuantitaif diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu variabel
diskrit dan variabel kontinum.
1.
Variabel diskrit disebut juga variabel nominal atau variabel
kategorik karena hanya dapat dikategorikan atas dua kutub yang berlawanan,
yakni: wanita-pria; hadir – tidak hadir; cantik – tampan: dan sebagainya.
Sedangkan angka-angka (nominal) dalam variabel diskrit digunakan untuk
menghitung, yaitu banyaknya pria, banyaknya yang hadir, banyaknya yang
cabtik, dan sebagainya. Maka angka-angka dinyatakan sebagai frekuensi.
2.
Variabel kontinum adalah variabel yang menunjukkan adanya
hubuangan atau keterkaitan antara beberapa variabel. Variabel kontinum
diklasifikasikan menjadi 4 variabel, yaitu:
a. Variabel
ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkatan – tingkatan, misalnya:
panjang - kurang panjang – Pendek. Variabel ini juga biasa disebut dengan
variabel “lebih kurang” karena yang satu memiliki kelebihan dibandingkan yang
lain. Contoh: Pak Karim terkaya, Pak Bambang, Pak Qohar tidak kaya.
b. Variabel
interval, yaitu variabel yang menunjukkan adanya jarak , jika dibandingkan
dengan variabel yang lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan
pasti. Misalnya: Jarak rumah Ajis – STAIH 10 km, jarak STAIH – rumah Sule
15 km. Maka selisih jarak rumah Sule dan rumah Ajis dengan STAIH adalah 5 km.
c. Variabel
rasio, yaitu variabel yang menunjukkan perbandingan antara variabel
yang satu dengan variabel yang lain. Variabel ini dalam hubungan antar
sesamanya merupakan “sekian kali” atau “lipat kali”. Contoh: jumlah burung Pak
Joko 16 ekor, jumlah burung Pak Anam 8 ekor. Maka jumlah burung Pak Joko dua
kali lipat dari jumlah burung Pak Anam.
d. Variabel
Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan;
variabel ini bersifat diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara
kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status
perkawinan, jenis pekerjaan
Sekali lagi, variabel adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan
data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka yang
dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sedangkan informasi
adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu penelitian. Data yang
diperoleh dari variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi. Dan
data yang diperoleh dari variabel kontinum disebut data kontinum , berupa
tingkatan, angka jarak atau ukuran. Pada dasarnya banyaknya variabel sangat
bergantung sederhana atau runtutnya penelitian. Makin sederhana rancangan
penelitian, variabelnya makin sedikit, dan sebaliknya.
2. Macam-Macam Variabel
1)
Variabel independen merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya.
2)
Variabel dependen merupakan variabel
yang dipengaruhi karena adanya variabel independen
3)
Variabel moderator merupakan variabel
yang mempengaruhi variabel independen dan dependen
4)
Variabel intervening adalah variabel
yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan
diukur.
5) Variabel
Kontrol Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak diteliti.
6) Variabel
Kuantitatif adalah variable yang menunjukan suatu intensitas yang diukur dengan
angka atau nominal. contoh : harga saham
7) Variabel
Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka.
Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
`3.
Mengklarifikasi variabel
Berdasarkan
proses kauantifikasinya, variabel digolongkan menjadi:
a.Variabel
nominal
b.Variabel
ordinal
c.Variabel
interval
d.Variabel
rasio
Berdasarkan
atas fungsinya dalam penelitian variabel dibedakan menjadi:
1) Variabel bebas (independent variabel),
yaitu variabel yang berfungsi memepengaruhi variabel yang lain, sehingga
variabel ini biasa disebut juga dengan variabel pengaruh. misalnya: metode
ceramah dan metode demonstrasi yang digunakan guru ketika mengajar IPA dapat
mempengaruhi prestasi belajar IPA. Metode yang digunakan guru adalah
contoh variabel bebas atau variabel pengaruh.
2) Variabel tergantung (dependent variabel). Yaitu variabel
yang dipengaruhi oleh variabel lain, sehingga variabel ini sering disebut juga
disebut dengan variabel terpengaruh atau variabel terikat.
misalnya: prestasi belajar IPA dipengaruhi oleh metode yang digunakan guru
ketika mengajar. Prestasi belajar IPA adalah contoh variabel tergantung
karena hasilnya dipengaruhi oleh variabel bebas.
3) Variabel Intervening, yaitu variabel yang berfungsi
menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. hubungan itu dapat
menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh. Contoh:
hubungan antara prestasi dengan metode, hubungan antara susu
dan berat badan orang, dan sebagainya.
4) Variabel moderator, yaitu variabel yang fungsinya ikut
mempengaruhi variabel tergantung serta memperjelas hubungan bebas dengan
variabel bergantung. Contoh: siswa putra-putri.
5) Variabel Kendali, yaitu variabel yang membatasi
variabel lain. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel yang
lain, terutama berkaitan dengan variabel moderator. Contoh: Kelas II MA
Hasanuddin Pare.
6) Variabel rambang, yaitu variabel yang fungsinya dapat
diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas
maupun variabel tergantung. Contoh: hubungan melunasi administrasi dengan
prestasi belajar. Melunasi admistrasi adalah contoh variabel rambang,
karena fungsinya dalam mempengaruhi prestasi belajar tidak pasti.
4. Merumuskan
definisi operasional variabel-variabel
Definisi
operasional dirumuskan berdasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang
dapat diamati (diobservasi)
a. Yang
berdasar atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar yang
didefinisikan itu terjadi
b. Yang
berdasar atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknya (seringkali
menunjuk kepada alat pengambil datanya)
E.
Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data
Alat
pengambil data harus memenuhi syarat-syarat:
1. Validitas
validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak
diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006)
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan
bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian keperilakukan mempunyai
keandalan sebagai alat ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil
pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah
(Harrison, dalam Zulganef, 2006).
Uji
Validitas dan
Uji
Validitas Item adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan seberapa
valid suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji Reliabilitas
item adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan reliabilitas
serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas:
Uji
Validitas Item atau butir dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS.[1]
Untuk proses ini, akan digunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji
ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabel yang dimaksud.
Dalam hal ini masing-masing item yang ada di dalam variabel X dan Y akan diuji
relasinya dengan skor total variabel tersebut.
Agar
penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan
skor total masing-masing variabel ≥ 0,25.[2] Item yang punya r hitung < 0,25
akan disingkirkan akibat mereka tidak melakukan pengukuran secara sama dengan
yang dimaksud oleh skor total skala dan lebih jauh lagi, tidak memiliki kontribusi
dengan pengukuran seseorang jika bukan malah mengacaukan.
Cara
melakukan Uji Validitas dengan SPSS:
1.
Buat skor total masing-masing variable.
2.
Klik Analyze > Correlate >
Bivariate
3.
Masukkan seluruh item variable x ke
Variables
4.
Masukkan total skor variable x ke
Variables
5.
Ceklis Pearson ; Two Tailed ; Flag
6.
Klik OK
7.
Lihat kolom terakhir. Nilai >= 0,25.
8.
Lakukan hal serupa untuk Variabel Y.
2.
Uji Reliabilitas
Uji
Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai
berikut:
Note:
Jika
nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan
seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang
kuat.[3] Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:
·
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas
sempurna
·
Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka
reliabilitas tinggi
·
Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka
reliabilitas moderat
·
Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas
rendah[4]
Jika
alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel: Segera
identifikasi dengan prosedur analisis per item. Item Analysis adalah kelanjutan
dari tes Aplha sebelumnya guna melihat item-item tertentu yang tidak reliabel.
Lewat ItemAnalysis ini maka satu atau beberapa item yang tidak reliabel dapat
dibuang sehingga Alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya.
Reliabilitas
item diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis
dengan SPSS ver. 16.0 for Windows. Akan dilihat nilai Alpha-Cronbach untuk
reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel. Agar lebih teliti, dengan
menggunakan SPSS, juga akan dilihat kolom Corrected Item Total Correlation.
Nilai
tiap-tiap item sebaiknya ≥ 0.40 sehingga membuktikan bahwa item tersebut dapat
dikatakan punya reliabilitas Konsistensi Internal.[5] Item-item yang punya
koefisien korelasi < 0.40 akan dibuang kemudian Uji Reliabilitas item
diulang dengan tidak menyertakan item yang tidak reliabel tersebut. Demikian
terus dilakukan hingga Koefisien Reliabilitas masing-masing item adalah ≥ 0.40.
Cara
Uji Reliabilitas dengan SPSS:
1.
Klik Analyze > Scale >
Reliability Analysis
2.
Masukkan seluruh item Variabel X ke
Items
3.
Pastikan pada Model terpilih Alpha
4.
Klik OK
Jika
nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan
seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang
kuat.[6] Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:
·
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas
sempurna
·
Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka
reliabilitas tinggi
·
Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka
reliabilitas moderat
·
Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas
rendah[7]
F. Penyusunan
rancangan penelitian
Komponen
yang umumnya terdapat dalam rancangan penelitian adalah:
1.
Tujuan Penelitian
2.
Jenis penelitian yang akan di
gunakan
3.
Unit analisis atau populasi
analisis
4.
Rentang waktu dan tempat penelitian
dilakukan
5.
Teknik pengambilan sampel
6.
Teknik pengumpulan data
7.
Operasi variable penelitian
8.
Pengukuran
9.
Teknik analisis data
10. Instrument
pencarian data (misalnya: kuesioner)
G. Penentuan sampel
a. Teknik Pengambilan Sampel:
Nonprobability Sampling
Pengertian Nonprobability
Sampling atau Definisi Nonprobability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik Sampling Nonprobality ini meliputi: Sampling
Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Insidental, Purposive Sampling,
Sampling Jenuh, Snowball Sampling.
1. Sampling Sistematis
Pengertian Sampling
Sistematis atau Definisi Sampling Sistematis adalah teknik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut.Contoh Sampling Sistematis, anggota populasi yang terdiri
dari 100 orang, dari semua semua anggota populasi
itu diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu,
misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai
sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.
2. Sampling Kuota
Pengertian Sampling
Kuota atau Definisi Sampling Kuota adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
kuota yang diinginkan.Contoh Sampling Kuota, akan melakukan penelitian
tentang Karies Gigi, jumlah sampel yang ditentukan 500
orang, jika pengumpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka
penelitian dipandang belum selesai. Bila pengumpulan data dilakukan secara
kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok
harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus
dapat mencari data dari 500 anggota sampel.
3. Sampling Insidental
Pengertian Sampling
Insidental atau Definisi Sampling Insidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4. Purposive Sampling
Pengertian Purposive
Sampling atau Definisi Purposive Sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Contoh Purposive Sampling,
akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk Penelitian
Kualitatif atau
penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
5. Sampling Jenuh (Sensus)
Pengertian Sampling
Jenuh atau Definisi Sampling Jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
6. Snowball Sampling
Pengertian Snowball
Sampling atau Definisi Snowball Sampling adalah teknik penentuan
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang
lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau
dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa
lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang
sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel Purposive dan Snowball.
Contohnya akan meneliti siapa
provokasi kerusuhan, maka akan cocok menggunakan Purposive
Sampling dan Snowball Sampling.
b. Cara Pengambilan Sampel dengan
Probabilitas Sampling
Ada empat macam teknik pengambilan
sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan sampel dengan probabilitas
sampling. Keempat teknik tersebut, yaitu cara acak, stratifikasi, klaster, dan
sistematis.
1. Sampling Acak
Ada beberapa nama untuk menyebutkan
teknik pemilihan sampling ini. Nama tersebut termasuk di antaranya: random
sampling atau teknik acak. Apa pun namanya teknik ini sangat populer dan banyak
dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara
teoretis, semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mendapat responden yang hendak
dijadikan sampel, satu hal penting yang harus diketahui oleh para peneliti
adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk mengetahui jumlah responden yang ada
dalam populasi.
Teknik memilih secara acak dapat
dilakukan baik dengan manual atau tradisional maupun dengan menggunakan tabel
random.
a. Cara Tradisional
Cara tradisional ini dapat dilihat
dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan. Teknik acak ini dapat dilakukan dengan
langkah-langkah seperti berikut:
tentukan jumlah populasi yang dapat
ditemui; daftar semua anggota dalam populasi, masukkan dalam kotak yang telah
diberi lubang penarikan;
kocok kotak tersebut dan keluarkan
lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat; nomor anggota yang keluar adalah
mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian; lakukan terus sampai jumlah
yang diinginkan dapat dicapai.
b. Menggunakan Tabel Acak
Pada cara kedua ini, proses
pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan tabel yang dihasilkan oleh
komputer dan telah diakui manfaatnya dalam teori penelitian. Tabel tersebut
umumnya terdiri dari kolom dan angka lima digit yang telah secara acak
dihasilkan oleh komputer. Dengan menggunakan tabel tersebut, angka-angka yang
ada digunakan untuk memilih sampel dengan langkah sebagai berikut:
identifikasi jumlah total populasi; tentukan
jumlah sampel yang diinginkan; daftar semua anggota yang masuk sebagai
populasi; berikan semua anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya: 000-299
untuk populasi yang berjumlah 300 orang, atau 00-99 untuk jumlah populasi 100
orang; pilih secara acak (misalnya tutup mata) dengan menggunakan penunjuk pada
angka yang ada dalam tabel; pada angka-angka yang terpilih, lihat hanya angka
digit yang tepat yang dipilih. Jika populasi 500 maka hanya 3 digit dari akhir
saja. Jika populasi mempunyai anggota 90 maka hanya diperlukan dua digit dari
akhir saja; jika angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam
populasi menjadi individu dalam sampel. Sebagai contoh, jika populasinya
berjumlah 500, maka angka terpilih 375 masuk sebagai individu sampel.
Sebaliknya jika populasi hanya 300, maka angka terpilih 375 tidak termasuk
sebagai individu sampel; gerakan penunjuk dalam kolom atau angka lain; ulangi
langkah nomor 8 sampai jumlah sampel yang diinginkan tercapai. Ketika jumlah
sampel yang diinginkan telah tercapai maka langkah selanjutnya adalah membagi
dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk desain
penelitian.
Contoh Memilih Sampel dengan
Sampling Acak:
Seorang kepala sekolah ingin
melakukan studi terhadap para siswa yang ada di sekolah. Populasi siswa SMK
ternyata jumlahnya 600 orang. Sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi.
Dia ingin menggunakan teknik acak, untuk mencapai hal itu, dia menggunakan
langkah-langkah untuk memilih sampel seperti berikut.
Populasi yang jumlahnya 600 orang
diidentifikasi.
Sampel yang diinginkan 10% x 600 =
60 orang.
Populasi didaftar dengan diberikan
kode dari 000-599.
Tabel acak yang berisi angka random
digunakan untuk memilih data dengan menggerakkan data sepanjang kolom atau
baris dari tabel.
Misalnya diperoleh sederet angka
seperti berikut: 058 710 859 942 634 278 708 899. Oleh karena jumlah populasi
600 orang maka dua angka terpilih menjadi sampel yaitu: 058 dan 278.
Coba langkah d sampai diperoleh
semua jumlah 60 responden.
2. Teknik Stratifikasi
Dalam penelitian pendidikan maupun
penelitian sosial lainnya, sering kali ditemui kondisi populasi yang ada
terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual dengan karakteristik
berbeda. Di sekolah, misalnya ada kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga. Mereka
juga dapat dibedakan menurut jenis kelamin responden menjadi kelompok laki-laki
dan kelompok perempuan. Di masyarakat, populasi dapat berupa kelompok
masyarakat, misalnya petani, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, dan
sebagainya. Keadaan populasi yang demikian akan tidak tepat dan tidak
terwakili; jika digunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin satu kelompok
terlalu banyak yang terpilih sebagai sampel, sebaliknya kelompok lain tidak
terwakili karena tidak muncul dalam proses pemilihan. Teknik yang paling tepat
dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik sampling dengan cara stratifikasi.
Teknik stratifikasi ini harus digunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui
bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yang memiliki stratifikasi
atau lapisan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ketepatan teknik
stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan dengan menggunakan proporsional
besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh besar kecilnya
jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada. Seperti halnya teknik memilih
sampel secara acak, teknik stratifikasi juga mempunyai langkah-langkah untuk
menentukan sampel yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat
seperti berikut :
Identifikasi jumlah total populasi.
Tentukan jumlah sampel yang
diinginkan.
Daftar semua anggota yang termasuk
sebagai populasi.
Pisahkan anggota populasi sesuai
dengan karakteristik lapisan yang dimiliki.
Pilih sampel dengan menggunakan
prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik random di atas.
Lakukan langkah pemilihan pada
setiap lapisan yang ada.
Sampai jumlah sampel dapat dicapai.
Contoh menentukan sampel dengan
teknik stratifikasi
Seorang peneliti ingin melakukan
studi dari suatu populasi guru SMK yang jumlahnya 900 orang, sampel yang
diinginkan adalah 10% dari populasi. Dalam anggota populasi ada tiga lapisan
guru, mereka adalah yang mempunyai golongan dua, golongan tiga, dan golongan
empat. Dia ingin memilih sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi.
Terangkan langkah-langkah guna mengambil sampel dengan menggunakan teknik
stratifikasi tersebut.
Jawabannya adalah sebagai berikut.
Jumlah total populasi adalah 900
orang.
Daftar semua anggota yang termasuk
sebagai populasi dengan nomor 000-899.
Bagi populasi menjadi tiga lapis,
dengan setiap lapis terdiri 300 orang.
Undilah sampel yang diinginkan 30% x
900 = 270 orang.
Setiap lapis mempunyai anggota 90 orang.
untuk lapisan pertama gerakan penunjuk (pensil) dalam tabel acak. Dan pilih
dari angka tersebut dan ambil yang memiliki nilai lebih kecil dari angka 899
sampai akhirnya diperoleh 90 subjek.
Lakukan langkah 6 dan 7 untuk Iapis
kedua dan ketiga sampai total sampel diperoleh jumlah 270 orang.
3. Teknik Klaster
Teknik klaster merupakan teknik
memilih sampel lainnya dengan menggunakan prinsip probabilitas. Teknik ini
mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan kedua teknik yang telah
dibahas di atas. Teknik klaster atau Cluster Sam¬pling ini memilih sampel bukan
didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau
kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama. Teknik klaster sering
digunakan oleh para peneliti di lapangan yang wilayahnya mungkin luas. Dengan
menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih dapat menghemat biaya dan tenaga
dalam menemui responden yang menjadi subjek atau objek penelitian.
Memilih sampel dengan menggunakan
teknik klaster ini mempunyai beberapa langkah seperti berikut.
Identifikasi populasi yang hendak
digunakan dalam studi.
b. Tentukan besar sampel yang
diinginkan.
Tentukan dasar logika untuk
menentukan klaster.
Perkirakan jumlah rata-rata subjek
yang ada pada setiap klaster.
Daftar semua subjek dalam setiap
klaster dengan membagi antara jurnlah
sampel dengan jumlah klaster yang
ada.
Secara random, pilih jumlah angggota
sampel yang diinginkan untuk setiap klaster.
Jumlah sampel adalah jumlah klaster
dikalikan jumlah anggota populasi per klaster.
Contoh terapan pemilihan sampel
dengan menggunakan teknik klasterMisalkan seorang peneliti hendak melakukan
studi pada populasi yang jumlahnya 4.000 guru dalam 100 sekolah yang ada.
`Sampel yang diinginkan adalah 400 orang. Cara yang digunakan adalah teknik
sampel secara klaster dengan sekolah sebagai dasar penentuan logis klaster yang
ada. Bagaimanakah langkah menentukan sampel tersebut?
Jawabannya adalah sebagai berikut.
Total populasi adalah 4.000 orang.
Jumlah sampel yang diinginkan 400
orang.
Dasar logis klaster adalah sekolah
yang jumlahnya ada 100.
Dalam populasi, setiap sekolah
adalah 4.000/100 = 40 guru setiap sekolah.
Jumlah klaster yang ada adalah
400/40 = 10.
Oleh karena itu, 10 sekolah di
antara 100 sekolah dipilih secara random.
Jadi, semua guru yang ada dalam 10
sekolah sama dengan jumlah sampel yang diinginkan.
4. Teknik Secara Sistematis
Teknik memilih sampel yang keempat
adalah teknik sistematis atau systematic sampling. Teknik pemilihan ini
menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah dengan menentukan pilihan
sampel pada setiap 1/k, di mana k adalah suatu angka pembagi yang telah
ditentukan misalnya 5,6 atau 10. Syarat yang perlu diperhatikan oleh para
peneliti adalah adanya daftar atau list semua anggota populasi.
Untuk populasi yang didaftar atas
dasar urutan abjad pemakaian metode menggunakan teknik sistematis juga dapat
diterapkan. Walaupun mungkin saja terjadi bahwa suatu nama seperti nama yang
berawalan su, sri dalam bahasa Indonesia akan terjadi pengumpulan nama dalam awalan
tersebut. Sisternatis proporsional k dapat memilih dengan baik.
Teknik observasi lapangan khusus
untuk penelitian di lokasi tambang
Pengumpulan Data penelitian
Teknik ini dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan langsung di lapangan. Mengamati tidak hanya melihat,
melainkan merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian yang ada di
lapangan. Teknik ini ada dua macam, yaitu observasi langsung (observasi
partisipasi) yaitu apabila pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan
gejalagejala pada objek yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian, dan
observasi tidak langsung (observasi non-partisipasi) yaitu pengumpulan data
melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala pada objek tidak secara
langsung di lapangan. Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam
observasi adalah sebagai berikut:
1) Membuat catatan anekdot (anecdotal
record), yaitu catatan informal yang digunakan pada waktu melakukan
observasi. Catatan ini berisi fenomena atau peristiwa yang terjadi saat
observasi.
2) Membuat daftar cek (checklist),
yaitu daftar yang berisi catatan setiap faktor secara sistematis. Daftar
cek ini biasanya dibuat sebelum observasi dan sesuai dengan tujuan
observasi.
3) Membuat skala penilaian (rating
scale), yaitu skala yang digunakan untuk menetapkan penilaian secara
bertingkat untuk mengamati kondisi data secara kualitiatif.
4) Mencatat dengan menggunakan alat
(mechanical device), yaitu pencatatan yang dilakukan melalui
pengamatan dengan menggunakan alat, misalnya slide, kamera, komputer, dan
alat perekam suara.
Observasi tersebut dapat terbentang
mulai dari kegiatan pengumpulan data yang formal hingga yang tidak
formal. Bukti observasi seringkali bermanfaat untuk memberikan
informasi tambahan tentang topik yang akan diteliti. Observasi dapat menambah
dimensi-dimensi baru untuk pemahaman konteks maupun fenomena yang akan
diteliti. Observasi tersebut bisa begitu berharga sehingga
peneliti bisa mengambil foto-foto pada situs studi kasus untuk
menambah keabsahan penelitian (Dabbs, 1996: 113).
1) Menentukan populasi dan Sampling
frame
2) Memilih cara pengambilan sampel
3) Menentukan jenis sampel
4) Memilih elemen sampel
5) Melaksanakan pengumpulan data
dilapangan
H. Pengumpulan Data
1. Pengertian Pengumpulan Data
Pengumpulan data
dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.
Langkah-langkah
pengumpulan Data
1) Mendefinisikan
sasaran yang ingin dicapai melalui program perubahan yang akan dilakukan
2) Mengidentifikasikan
variabel-variabel sentral yang terdapat dalam situasi yang dihadapi seeperti
perpindahan pegawai, kinerja yang kurang memuaskan dan lain sebagainya.
3) Memilih
bagaimana metode pengumpulan data apa yang nantinya akan digunakan
4) Mengkondisikan
klien, jenis dan mutu informasi yang diperlukan, penggunaan inrormasi yang
terkumpul, berbagai instrumen lain yang dapat digunakan
5) Wawancara
Metode pengumpulan
data bisa dilakukan dengan cara:
a.WAWANCARA
Menurut Prabowo
(1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu
kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini wawancara akan
dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.
Menurut Patton dalam
proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview
dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang
harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak
terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara
digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus
dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan
tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer
harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit
dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual
saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998).
b.OBSERVASI
Disamping wawancara, penelitian ini
juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi
adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang
tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi
dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara
dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi
terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan
peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data
tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998)
tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat
dalam kejadian yang diamati tersebut.
MACAM-MACAM OBSERVASI
a. Observasi Partisipatif
Peneliti
mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan
berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti.
b. Observasi Terus
Terang atau Tersamar
Peneliti berterus
terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.
c. Observasi tak Berstruktur
Dilakukan dengan
tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas
c.
ANGKET ATAU KUESIONER (QUESTIONNAIRE)
Angket atau
kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung
(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat
pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan
yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan
untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.
Kuesioner merupakan
metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya
terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana
yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas.
Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa
keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden
dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya,
pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya
dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang
diajukan akan lebih tepat dan seragam.
Macam-macam kuisioner
11. Kuesioner
tertutup
Setiap pertanyaan
telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang
paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak
terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya
sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan
tertutup
Dimana pertanyaan
tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang
jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
d. DOKUMEN
Selain melalui
wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang
tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat,
cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini
bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti
perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga
tidak sekadar barang yang tidak bermakna.
e. FOCUS GROUP DISCUSSION
Metode terakhir untuk mengumpulkan
data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya
menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk
menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya,
sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa
pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara
subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas
beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan
akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.
2. Pengertian Data
Data adalah sesuatu
yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu
pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai
bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.
3. Jenis Data
Menurut cara memperolehnya:
1. Data
primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri atau seorang atau suatu
organisasi langsung dari obyeknya.
2. Data
sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan
dan diolah pihak lain (biasanya sudah dipublikasikan)
Menurut sumbernya:
1. Data
internal adalah data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam suatu
organisasi
2. Data
eksternal yaitu data yang menggambarkan suatu keadaan atau kegiatan di luar
suatu organisasi.
Menurut sifatnya:
1. Data
kwaliitatif adalah data yang bukan dalam bentuk angka
2. Data
kwantitatif adalah data dalam bentuk angka
Menurut waktu
pengumpulannya:
1. Cross
section / insidentil adalah dikumpulkan pada suatu waktu tertentu
2. Data
berkala / time series data adalah data yang dikumpulkan secara berkala
K. Penyusunan/ Pembuatan laporan
Laporan merupakan hal yang sangat
penting sehingga pembuatan laporan haruslah tepat.
10 langkah membantu Anda dalam
membuat laporan yang baik, yaitu:
1. Langkah 1: Pilih topik
Ketika menentukan topik, pilihlah yang Anda memang tertarik untuk membahasnya dan bisa mengumpulkan informasi yang cukup. Jika topik terlalu luas, Anda akan mengalami kesulitan dalam mengerjakannya.
Ketika menentukan topik, pilihlah yang Anda memang tertarik untuk membahasnya dan bisa mengumpulkan informasi yang cukup. Jika topik terlalu luas, Anda akan mengalami kesulitan dalam mengerjakannya.
2. Langkah 2: Menempatkan informasi
Gunakanlah informasi dari sejumlah referensi yang beragam dan berasal dari berbagai sumber. Sumbernya bisa dari ensiklopedia, almanak, jurnal-jurnal, buku, majalah, dan surat kabar. Bentuk informasinya bisa saja dalam bentuk berkas, atau pun data digital.
Gunakanlah informasi dari sejumlah referensi yang beragam dan berasal dari berbagai sumber. Sumbernya bisa dari ensiklopedia, almanak, jurnal-jurnal, buku, majalah, dan surat kabar. Bentuk informasinya bisa saja dalam bentuk berkas, atau pun data digital.
3. Langkah 3: Siapkan kartu bibliografi
Menyiapkan kartu bibliografi untuk mendokumentasikan sumber informasi yang Anda gunakan ketika menulis laporan penelitian.
Menyiapkan kartu bibliografi untuk mendokumentasikan sumber informasi yang Anda gunakan ketika menulis laporan penelitian.
4. Langkah 4: Siapkan lembar catatan
Gunakan lembar-lembar catatan untuk menuliskan segala hal dari sumber yang Anda tuliskan dalam penelitian. Berilah nomor pada kartu catatan untuk menyimpan setiap detil dari informasi tersebut.
Gunakan lembar-lembar catatan untuk menuliskan segala hal dari sumber yang Anda tuliskan dalam penelitian. Berilah nomor pada kartu catatan untuk menyimpan setiap detil dari informasi tersebut.
5. Langkah 5: Siapkan outline
Tuliskan outline dengan mengatur beragam catatan yang Anda punya dalam sejumlah bagian, seperti topik, sub topik, detil, dan sub detil dari informasi tersebut.
Tuliskan outline dengan mengatur beragam catatan yang Anda punya dalam sejumlah bagian, seperti topik, sub topik, detil, dan sub detil dari informasi tersebut.
6. Langkah 6: Buat draf
Gunakan segala catatan yang Anda punya dan telah dituliskan dalam bentuk outline untuk menyusun draf penelitian Anda. Dalam menuliskan draf, jangan lupa untuk menggunakan penomoran catatan kaki untuk mengetahui dari mana sumber yang Anda dapatkan.
Gunakan segala catatan yang Anda punya dan telah dituliskan dalam bentuk outline untuk menyusun draf penelitian Anda. Dalam menuliskan draf, jangan lupa untuk menggunakan penomoran catatan kaki untuk mengetahui dari mana sumber yang Anda dapatkan.
7. Langkah 7: Periksa kembali draf
Buatlah perubahan yang Anda butuhkan pada draf yang Anda buat, untuk memastikan bahwa ide telah diekspresikan secara jelas dan penulisan Anda telah akurat.
Buatlah perubahan yang Anda butuhkan pada draf yang Anda buat, untuk memastikan bahwa ide telah diekspresikan secara jelas dan penulisan Anda telah akurat.
8. Langkah 8: Siapkan bibliografi yang
digunakan
Pada akhir penulisan, berilah daftar dari seluruh sumber yang Anda gunakan dalam penelitian. Kartu-kartu bibliografi yang sudah Anda siapkan sebelumnya, akan berguna dalam tahapan ini. Buatlah daftar bibliografi berdasarkan alfabet.
Pada akhir penulisan, berilah daftar dari seluruh sumber yang Anda gunakan dalam penelitian. Kartu-kartu bibliografi yang sudah Anda siapkan sebelumnya, akan berguna dalam tahapan ini. Buatlah daftar bibliografi berdasarkan alfabet.
9. Langkah 9: Siapkan halaman judul dan
tabel daftar isi
Halaman judul adalah halaman pertama dari laporan penelitian. Halaman ini memuat judul laporan, nama Anda, dan tanggal dibuatnya laporan. Daftar isi berada di halaman kedua. Bagian ini berisi topik utama, sub topik yang dinilai penting, dan halaman yang memperkenalkan penelitian Anda.
Halaman judul adalah halaman pertama dari laporan penelitian. Halaman ini memuat judul laporan, nama Anda, dan tanggal dibuatnya laporan. Daftar isi berada di halaman kedua. Bagian ini berisi topik utama, sub topik yang dinilai penting, dan halaman yang memperkenalkan penelitian Anda.
10. Langkah 10: Cek terakhir
Sebelum "membungkus" laporan penelitian, yakinkan bahwa Anda menjawab "Ya" pada setiap pertanyaan berikut:
* Apakah sudah terdapat halaman judul
* Apakah sudah ada daftar isi?
*Apakah seluruh penomoran halaman sudah benar?
* Apakah sudah menyediakan catatan kaki untuk setiap kutipan dan sumber utama informasi yang digunakan?
* Apakah sudah memasukkan bibliografi?
* Apakah sudah menyiapkan berkas cadangan untuk setiap dokumen yang digunakan?
Sebelum "membungkus" laporan penelitian, yakinkan bahwa Anda menjawab "Ya" pada setiap pertanyaan berikut:
* Apakah sudah terdapat halaman judul
* Apakah sudah ada daftar isi?
*Apakah seluruh penomoran halaman sudah benar?
* Apakah sudah menyediakan catatan kaki untuk setiap kutipan dan sumber utama informasi yang digunakan?
* Apakah sudah memasukkan bibliografi?
* Apakah sudah menyiapkan berkas cadangan untuk setiap dokumen yang digunakan?
Tata Cara Penyusunan Laporan, yaitu:
Laporan merupakan bentuk komunikasi
yang dapat dilakukan secara tertulis atau lisan mengenai sesuatu hal tertentu
sesuai dengan tujuan penulisannya. Uraian berikut akan lebih ditekankan pada
pembahasan hal-hal yang berkaitan dengan laporan tertulis. Laporan inilah yang
secara resmi dijadikan sebagai sumber informasi, alat pertanggungjawaban, dan
alat pengambilan keputusan dalam kehidupan organisasi.
Sebelum laporan disajikan secara
lisan, laporan terlebih dahulu disusun dalam bentuk tertulis secara sistematis
sehingga mudah dipahami. Dari segi bentuk tertulis, laporan terbagi menjadi
seperti berikut.
1. Laporan berbentuk formulir atau
matriks, yaitu
laporan yang tinggal mengisi pada blangko yang disediakan.
2. Laporan berbentuk memorandum atau
nota, yaitu laporan yang diuraikan
secara singkat. Laporan ini dibuat dalam rangka proses hubungan kerja antara
atasan dan bawahan atau antar-unsur-unsur dalam suatu instansi.
3. Laporan berbentuk surat, yaitu laporan yang diuraikan lebih
panjang dari memorandum sebagaimana uraian dalam bentuk surat biasa. Jenis
laporan ini dapat dipergunakan untuk bermacam-macam topik.
4. Laporan berbentuk naskah, yaitu laporan yang panjang,
biasanya disusun seperti makalah. Materi laporan dibagi menjadi beberapa topik
dan subtopik.
5. Laporan berbentuk buku, yaitu laporan yang disusun dalam
bentuk buku.
Agar suatu laporan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, dalam proses penyusunan laporan, selain harus
memperhatikan berbagai prinsip dan syarat dalam penyusunan laporan, juga harus
memperhatikan tata caranya. Pada intinya, tata cara penyusunan laporan dimulai
dari tahap persiapan yang mencakup penentuan kerangka permasalahan, tujuan
penulisan laporan, dan proses pengumpulan data, kemudian membuat kerangka laporan,
dan diakhiri dengan tahap penulisan laporan itu sendiri.
Empat (4) tahap penulisan laporan,
yaitu:
1) Tahap Persiapan
Pada
tahap awal ini harus terjawab beberapa pertanyaan penting seperti hal apa yang
akan dilaporkan? Mengapa hal itu harus dilaporkan? Kapan laporan akan disampaiakan?
Data apa yang penting, baik sebagai data utama maupun data pendukung? Dengan
terjawabnya beberapa pertanyaan ini, maka akan dapat dirumuskan secara jelas
latar belakang dan masalah laporan, tujuan laporan, target waktu laporan, data
yang relevanuntuk disajikan, dan sumber-sumber data.
2) Pengumpulan dan Penyajian Data
Setelah
itu, langkah berikutnya adalah merencanakan pengumpulan dan penyajian data.
Dalam proses pengumpulan harus selalu mengacu pada permasalahan dan tujuan yang
telah ditetapkan. Data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber primer
maupun sumber sekunder. Setelah dikumpulkan, kemudian data itu dikelompokkan,
data mana yang menjadi bahan utama dan data pendukung atau penunjang. dan
penyajian data
3) Sistematika Laporan
Tahap
berikutnya adalah menentukan bagian-bagian utama laporan atau lazim disebut
sistematika laporan, kemudian sub-sub bagian laporan yang nantinya akan
dijabarkan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat.
4) Penulisan Laporan
Pada
tahap penulisan laporan harus mengacu pada sistematika yang telah ditetapkan
sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut, mudah dipahami, dan enak
dibaca.
Cara laporan kegiatan, yaitu:
Pertama kita harus tau dulu pengertian Laporan Kegiatan tsb.
Laporan kegiatan adalah suatu ikhtisar tentang hal ikhwal pelaksana suatu kegiatan, yang harus disampaikan oleh pembina kepada pihak yang memberi tugas sebagai pertanggungjawaban.
Pentingnya Laporan Kegiatan Laporan kegiatan merupakan alat yang penting untuk:
- Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.
- Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
- Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
- Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.
Macam Laporan Kegiatan
- Ditinjau dari cara penyampaian, terdapat:
Pertama kita harus tau dulu pengertian Laporan Kegiatan tsb.
Laporan kegiatan adalah suatu ikhtisar tentang hal ikhwal pelaksana suatu kegiatan, yang harus disampaikan oleh pembina kepada pihak yang memberi tugas sebagai pertanggungjawaban.
Pentingnya Laporan Kegiatan Laporan kegiatan merupakan alat yang penting untuk:
- Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.
- Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
- Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
- Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.
Macam Laporan Kegiatan
- Ditinjau dari cara penyampaian, terdapat:
1) Laporan lisan, disampaikan secara
lesan, biasanya dilakukan hal-hal yang perlu segera disampaikan laporan lisan
dapat dengan tatap muka, lewat telepon , wawancara dan sebagainya.
2) Laporan tertulis, disampaikan secara
lengkap dalam bentuk tulisan.
- Ditinjau dari bahasa yang
digunakan, terdapat:
1) Laporan yang ditulis secara populer,
yang menggunakan kata-kata sederhana, kadang-kadang diselingi dengan kalimat
humor / lucu.
2) Laporan yang ditulis secara ilmiah, sebagai
hasil peneliti. Biasanya isinya singkat tetapi padat dan sistimatis serta
logis.
- Ditinjau dari isinya, dapat dibedakan:
1) Laporan kegiatan, misalnya
pelaksanaan perkemahan, pelaksanaan ujian SKU, SKK, Pramuka Garuda.
2) Laporan perjalanan, misalnya laporan
wisata, pengembaraan, penjelejahan dan sebagainya.
3) Laporan keuangan, menyangkut masalah
penerimaan dan penggunaan uang.
Sistimatika Laporan
Hendaknya laporan lengkap, dapat menjawab semua pertanyaan mengenai:
Hendaknya laporan lengkap, dapat menjawab semua pertanyaan mengenai:
apa ( what ), mengapa ( why ), siapa
( Who ), dimana ( where ), kapan ( when ), bagaimana ( how ). Urutan isi
laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima laporan dapat mudah memahami.
Urutan isi laporan antara lain sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Pada pendahuluan disebutkan tentang :
- Latar belakang kegiatan. b. Dasar hukum kegiatan.
- Apa maksud dan tujuan kegiatan.
- Ruang lingkup isi laporan.
2. Isi Laporan
Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain :
- Jenis kegiatan.
- Tempat dan waktu kegiatan.
- Petugas kegiatan.
- Persiapan dan rencana kegiatan.
- Peserta kegiatan.
- Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan, urutan fakta / datanya).
- Kesulitan dan hambatan.
- Hasil kegiatan.
- Kesimpulan dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.
3. Penutup
Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangan- kekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat. Hal-hal yang perlu diperhatikan Laporan diusahakan agar :
- Singkat dan padat.
- Runtut atau sistimatis.
- Mudah dipahami isinya.
- Isinya lengkap.
- Menarik penyajiannya.
- Berpegangan pada fakta, data dan persoalannya.
dan yg terakhir
- Tepat pada waktunya...
Adapun ketepatan yang harus melalui prosedur-prosedur yang tepat pula di mana prosedur pembuatan laporan mencakup tujuh pokok langkah sebagai berikut:
Urutan isi laporan antara lain sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Pada pendahuluan disebutkan tentang :
- Latar belakang kegiatan. b. Dasar hukum kegiatan.
- Apa maksud dan tujuan kegiatan.
- Ruang lingkup isi laporan.
2. Isi Laporan
Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain :
- Jenis kegiatan.
- Tempat dan waktu kegiatan.
- Petugas kegiatan.
- Persiapan dan rencana kegiatan.
- Peserta kegiatan.
- Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan, urutan fakta / datanya).
- Kesulitan dan hambatan.
- Hasil kegiatan.
- Kesimpulan dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.
3. Penutup
Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangan- kekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat. Hal-hal yang perlu diperhatikan Laporan diusahakan agar :
- Singkat dan padat.
- Runtut atau sistimatis.
- Mudah dipahami isinya.
- Isinya lengkap.
- Menarik penyajiannya.
- Berpegangan pada fakta, data dan persoalannya.
dan yg terakhir
- Tepat pada waktunya...
Adapun ketepatan yang harus melalui prosedur-prosedur yang tepat pula di mana prosedur pembuatan laporan mencakup tujuh pokok langkah sebagai berikut:
A. Pengumpulan data dan fakta
Laporan yang tepat adalah laporan
yang lengkap data yang dibutuhkan maupun memuat fakta yang akurat, misalnya
data dan fakta mengenai :
·
Jumlah
surat keputusan yang telah dikeluarkan perusahaan dalam jangka waktu satu
bulan.
·
Bentuk
dan struktur organisasi perusahaan.
·
Jumlah
tenaga kerja per bagian.
·
Rencana
pemakaian anggaran finansial dan sebagainya.
Agar data dan fakta tersebut nyata
dan dapat dipercaya maka pengumpulannya harus melalui cara-cara sebagai
berikut:
1. Melakukan observasi dan pengamatan
sebelum dilakukan perencanaan penelitian yang mantap dan matang.
2. Mengadakan wawancara bagi data dan
fakta yang memerlukan dukungan pendapat yang objective.
3. Melakukan penyebaran daftar
pertanyaan baik dengan sistem sampel maupun dengan sistem yang lainnya.
B. Pemindahan tabulating data dan
fakta
Setelah melakukan pengumpulan data
secara acak atau kasar mengenai observasi atau penelitian yang dilakukan maka
langkah selanjutnya adalah melakukan pemilihan data dan fakta tersebut.
Pemilihan data tersebut bisa dilakukan dengan cara :
·
Pemilihan
data berdasarkan pembedaan cakupan yang diteliti yaitu data tersebut apakah
menyangkut personal perusahaan, finansial maupun pelaksanaan rencana.
·
Dibeda-bedakan
menurut peristiwa dan dampaknya.
·
Dibeda-bedakan
menurut gambar, grafik maupun tabel.
·
Melakukan
tabulating yaitu mengumpulkan data dan fakta yang sesuai dengan cakupan bidang
masing-masing menjadi suatu daftar atau tabel sehingga tidak terjadi
pengulangan kata atau kalimat, sehingga bisa memberikan analisa yang rasional,
objektif dan menunjukkan logika hubungan antara data, fakta peristiwa dan
dampaknya.
C. Membuat kerangka Laporan
Pembuatan kerangka laporan sangat
diperlukan karena dalam kerangka ini termasuk juga didalamnya pemaparan
mengenai bab-bab laporan yang dibuat ataupun inti masalah yang dirangkum dalam
suatu laporan. Pada dasarnya kerangka laporan mencakup 4 bagian pokok yaitu:
1. Pendahuluan
Dengan melihat isi pendahuluan pembaca bisa mengetahui:
Dengan melihat isi pendahuluan pembaca bisa mengetahui:
1.
Maksud
dan tujuan pembuatan laporan.
2.
Maslah
yang akan dibahas.
3.
Batasan
masalah.
4.
Sistematika
penulisan laporan.
5.
Pendekatan
penyelesaian yang digunakan.
2. Tubuh Laporan
Dalam tubuh laporan inilah yang
merupakan pembahasan maupun penyelesaian masalah yang dikemukakan, karena:
·
Di
dalamnya terpapar segala data dan fakta yang telah dipisah-pisahkan menurut
kepentingan penyelesaian.
·
Terdapat
analisa si pelapor.
·
Terdapat
hasil penyelesaian masalah dan kemudian ditarik kesimpulan dan saran dari si
pelapor.
Biasanya bagian tubuh laporan ini
yang merupakan bagian terpanjang dari keseluruhan laporan, oleh karenanya
bagian ini biasanya terbagi-bagi lagi menjadi beberapa bagian, misalnya terdiri
dari:
a. Permasalahan.
b. Batasan masalah.
c. Hipotesa.
d. Latar belakang teori.
e. Bagian (part).
f. Bab-bab (chapters).
g. Sub bab-sub bab (section) dan sebagainya.
b. Batasan masalah.
c. Hipotesa.
d. Latar belakang teori.
e. Bagian (part).
f. Bab-bab (chapters).
g. Sub bab-sub bab (section) dan sebagainya.
3. Saran-saran
Saran-saran disini sudah terangkum
semua penyelesaian masalah secara tegas tanpa memberikan alternatif-alternatif
pilihan lagi. Biasanya pada laporan survei, saran-saran tersebut dimasukkan ke
dalam tiap akhir uraian pada tiap-tiap akhir bab atau bisa juga dapat sekaligus
disatukan sebagai bab terakhir dari seluruh laporan.
4. Konklusi dan Penutup
Konklusi dan penutup sebagai logika
dari hubungan korelasi antara data, fakta dan analisa. Adapun konklusi ini bisa
juga dijadikan kedalam satu bab dengan bab saran-saran karena saran-saran
tersebut merupakan pencerminan kesimpulan yang jelas tanpa pemberian alternatif
lagi. Sedangkan pada penutup disamping tercermin penegasan logika juga berupa
penegasan saran-saran atau harapan penyempurnaan kegiatan-kegiatan selanjutnya
serta implementasi dan follow up dari semua ide-ide yang terpapar.
3.2.2 METODE
PENELITIAN
Metode
penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu
Cara berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada cirri-ciri tertentu yaitu rasional, empiris dan sistematis.
Cara berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada cirri-ciri tertentu yaitu rasional, empiris dan sistematis.
1. Rasional
berarti kegiatan penelitian tersebut dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal,
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
2. Empiris
berarti cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga
orang lainpun dapat mengamatinya.
3. Sistematis
berarti proses yang dilakukan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu
bersifat logis
Kriteria data empiris:
valid (tepat) menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, Reliabelitas, objektifitas
valid (tepat) menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, Reliabelitas, objektifitas
Tiga tujuan penelitian:
1. Penemuan,
berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul
baru yang sebelumnya belum pernah diketahui
2. Pembuktian,
berarti data yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan
terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
3. Pengembangan,
berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang ada.
Fungsi (kegunaan hasil) penelitian:
1. Memahami
berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan
selanjutnya menjadi fakta
2. Memecahkan
berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah.
3. Mengantisipasi
berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
Syarat-syarat latar belakang masalah:
1. Argumentasikan
urgensi penelitian, sehingga orang percaya bahwa hal itu perlu diteliti
2. Bagaimana
meyakinkan pada pembaca bahwa topic itu penting
3. Kemukakan
fakta-fakta awal yang kongkrit
4. Kemukakan
kesenjangan yang ada antara dassain (keadaan yang ada) dengan dassolen (keadaan
yang diinginkan)
5. Perlu
segera ditangani atau perlu diteliti
6. Kemukakan
ide-ide awal
Syarat-syarat rumusan masalah:
1. Berisi
pertanyaan yang akan dijawab melalui pengumpulan data, pengolahan dan analisis
data
2. Rumusan
masalah sebaiknya terdiri dari 2 atau 3
3. Harus
mempunyai rujukan (tinjauan pustaka)
Tinjauan pustaka (bagaimana seorang peneliti
menempatkan teori sebagai satu bangunan ilmiah atau mereview pendapat-pendapat
orang lain) terbagi atas tiga:
ü Landasan
teoritis: setiap teori mempunyai asumsi yang berkaitan dengan kondisi nyata
dimasyarakat.
ü Landasan
empiris: merekonstruksi hasil penelitian orang lain yang kemudian digunakan
sebagai landasan dengan melengkapi banguna ilmiah yang telah ada sebelumnya.
ü Kerangka
pikir merupaka ide (gagasan) yang bersumber dari peneliti itu sendiri dan
melihat hubungan-hubungan setelah membaca referensi, kemudian memilih
pendekatan-pendekatan apa yang digunakan
Jenis-jenis penelitian
Penelitian
menurut tujuan:
ü Penelitian
murni merupakan penelitian yang dilakukan atau diarahkan sekedar untuk memahami
masalah organisasi secara mendalam dan hasil penelitian tersebut untuk
pengembangan ilmu administrsi atau manajemen.
ü Penelitian
terapan mereupakan penelitian yang diarahkan untuk mendapakan informasi yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Penelitian
menurut metode:
ü Penelitian
survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetap
1 data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan
hubungan-hubungan antara variable.
Contoh:
penelitian untuk mengungkapkan kecenderungan masyarakat dalam memilih pemimpin
nasional dan daerah, kualitas SDM masyarakat Indonesia.
ü Penelitian
Ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliyi peristiwa
yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui
factor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
ü Contoh:
penelitian untuk mengungkapakn sebab-sebab terjadinya kebakaran gedung di suatu
lembaga pemerintah, penelitian untuk mengungkapakan sebab-sebab terjadinya
kerusuhan di suatu daerah.
ü Penelitian
eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable
tertentu terhadap variable yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara
ketat. Tredapat empat bentuk metode eksperimen yaitu pre experimental, true
experimental, factorial, dan quai experimental.
Contoh:
penelitian penerapan metode kerja baru terhadap produktifitas kerja, penelitian
pengaruh mobil berpenumpang tiga terhadap kemacetan lalu lintas.
ü Penelitian
naturalistic sering juga disebut metode kualitatif yaitu metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah.
Contoh:
penelitian untuk mengungkapakn makna upacara ritual dari kelompok masyarakat
tertentu, penelitian untuk menemukan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya
korupsi.
ü Policy
research (penelitian kebijaksanaan) adalah suatu proses penelitian yang
dilakukaan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah social yang mendasar,
sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk
bertindak dalam menyelesaikan masalah.
Contoh:
penelitian untuk membuat undang-undang atau peraturan tertentu, penelitian
untuk pengembangan struktur organisasi.
ü Action
research aadalah penelitian yang bertujuan untu mengembangkan metode kerja yang
paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga
dapat meningkat.
Contoh:
penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja dalam pelayanan
masyarakat, penelitian mencari metode mengajar yang baik.
ü Penelitian
evaluasi adalah penelitian yang berfungsi untuk menjelaska fenomena suatu kejadian,
kegiatan dan product.
Contoh:
penelitian proses pelaksanaan suatu peraturan atau kebijakan, penelitian
keluarga berencana.
ü Penelitian
sejarah adalah penelitian yang berkenaan dengan analisis yang logis terhadap
kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu.
Contih:
penelitian untuk mengetahui kapan berdirinya kota tertentu yang dapat digunakan
untuk menentukan hari ulang tahun, penelitian untuk mengetahui perkembangan
peradaban kelompok masyarakat tertentu.
Penelitian menurut tingkat explanasinya:
ü Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable
mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan antara varibel yang satu dengan yang lain.
Contoh:
penelitian yang berusaha menjawab bagaimanakah profil presiden Indonesia,
bagaimanakah etos kerja dan prestasi kerja para karyawan di departemen x.
ü Penelitian
komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
Contoh:
adakah perbedaan profil presiden Indonesia dari waktu ke waktu, adakah
perbedaan kemampuan kerja antara lulusan SMK dengan SMU.
ü Penelitian
asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua
variable atau lebih.
Contoh:
adakah hubungan antara datangnya kupu-kupu dengan tamu, adakah pengaruh
insentif terhadap prestasi kerja pegawai.
Penelitian menurut jenis data dan analisis
ü Penelitian
kualitatif adalah peneltian yang menggunakan data kualitatif (data yang
berbentuk data, kalimat, skema, dan gambar).
ü Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data kuantitatif (data yang
berbentuk angka atau data yang diangkakan
Penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Macam-macam data penelitian
ü Data
kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat sketsa dan
gambar.
ü Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan.
ü Data
diskrit (data nominal) adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan secara
trepisah, secara diskrit atau kategori.
ü Data
kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil
pengukuran.
ü Ordinal
adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.
ü Interval
adalah data yang jaraknya sama tetapi tidam mempunyai nilai 0 (nol) mutlak.
ü Rasio
adalah data yang jaraknya sama.
ü Variable
adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.
Macam-macam istilah dalam penelitian:
ü Variable
independent adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variable terikat (dependen).
ü Variabel
dependen adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variable bebas.
ü Variable
moderator adalah variable yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah)
hubungan antara variable dependen dan variable independent.
ü Variable
intervening adalah variable yang secara teoritis mempengaruhi hub. Antara
variable dependen dan variable independent menjadi hub. Yang tidak langsung dan
tidak dapat diamati dan diukur.
ü Variable
control adalah variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variable independent terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang
tidak diteliti.
ü Paradigma
penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang
perlu dijawab dalam penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistic yang akan
digunakan.
Bentuk-bentuk paradigma atau model penelitian kuantitatif:
ü Paradigma
sederhana adalah paradigma penelitian yang terdiri dari satu variabel
independent dan satu variable dependen.
ü Teknik
sampling adalah teknik pengambilan sample untuk menentukan sample yang akan
digunakan dalam penelitian
Teknik sampling terdiri dari:
ü Probability
sampling adalah teknik pengambilan sample dengan memberikan peluang yang sama
bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample, yang terdiri
dari :
ü Simple
random sampling adalah pengambilan sample dari populasi yang dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut.
ü Proportionate
stratified random sampling adalah pengambilan sample dari populasi yang
dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata secara proporsi dalam
populasi tersebut.
ü Disproporsi
stratified random sampling adalah pengambilan sample dari populasi yang
dilakukan secara acak apabila dalam populasi berstrata tersebut kurang
proporsional.
ü Cluster
sampling adalah teknik pengambilan sample dari populasi yang dilakukan secara
acak apabila dalam populasi tersebut terdiri dari populasi yang sangat luas.
ü Nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sample yang tidak memberi peluang yang sama
bagi setiap unsur dari populasi untuk dipilih menjadi sample, yang terdiri dari
:
ü Sampling
sistematis adalah teknik pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota
popuasi yang telah diberi nimor urut.
Sampling kuota adalah teknik pengambilan sample dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Sampling kuota adalah teknik pengambilan sample dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
ü Sampling
incidental adalah tekhnik penentuan sample berdasarkan kebetulan yaitu siapa
saja yang secara incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sample, apabila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data
ü Sampling
purporsive adalah tekhnik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu
ü Sample
jenuh adalah tekhnik penentuan sample apabila semua anggota populasi digunakan
sebagai sample.
ü Snowball
sampling adalah tekhnik penentuan sample yang mula-mula jumlahnya kecil
kemudian membesar
3.2.3 PENELITIAN OPERASIONAL
A. Pengertian Penelitian(Riset) Operasional
Secara
harfiah kata operation dapat didefenisikan sebagai tindakan-tindakan yang diterapkan
pada beberapa masalah atau hipotesis. Sementara kata riset (research)
adalah suata proses yang terorganisasi dalam mencari kebenaran akan masalah
atau hipotesis tadi. Kenyataannya, sangat sulit untuk mendefenisikan
Operation Research, terutama karena batas-batasnya tidak jelas. Operation
Reseach memiliki bermacam-macam penjelasan, berikut ini beberapa kutipan
defenisi operation research yang dikemukan oleh para ahli operation research
dalam berbagai literature.
Riset
Operasi adalah suatu aplikasi dari berbagai metoda ilmiah untuk tujuan
penguraian terhadap masala-masalah yang kompleks yang muncul dalam pengarahan
dan pengelolaan dari suatu sistem besar (manusia, mesin-mesin, bahan-bahan, dan
uang) dalam bidang perindustrian, bisnis, pemerintahan, dan pertahanan.
Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk suatu model ilmiah dari sistem,
menggabungkan berbagai faktor seperti kesempatan dan resiko, untuk meramalkan
dan membandingkan hasil-hasil dari beberapa keputusan, strategi, atau
pengawasan. Tujuannya adalah membantu pengambil keputusan menentukan
kebijaksanaan dan tindakannya secara ilmiah. (Operation Research Society of
Great Britain).
Riset
Operasi berkaitan dengan menentukan pilihan secara ilmiah bagaimana merancang
dan menjalankan sistem manusia-mesin secara terbaik, biasanya membutuhkan
alokasi sumber daya yang langka. (Dari buku Operation Reseach Principiles and Practice,
karangan A.Ravindram dan Don T. Phillips dan James J. Solberg, dikutip dari
Operation Reseach Society of America).
Riset
Operasional berkaitan dengan menentukan pilihan secara ilmiah bagaimana
merancang dan menjalankan sistem manusia-mesin secara terbaik, biasanya
membutuhkan alokasi sumber daya yang langka.
Operations
research adalah pendekatan dalam pengambilan keputusan yang ditandai dengan
penggunaan pengetahuan ilmiah melalui usaha kelompok antar disiplin yang
bertujuan menentukan penggunaan terbaik sumberdaya yang terbatas. (Churchman,
Ackoff dan Arnoff, 1957).
Operations
research dijelaskan sebagai suatu metode, suatu pendekatan, seperangkat teknik,
sekelompok kegiatan, suatu kombinasi beberapa disiplin, suatu perluasan dari
disipilin-disiplin utama (matematika, teknik, ekonomi), suatu disiplinbaru,
suatu lapangan kerja, bahkan suatu agama. OR mungkin beberapa dari semua hal
ini. (S.L. Cook dalam Little Chid, 1977)
Berbagai
defenisi diatas yang muncul dari berbagai ahli operation research karena begitu
luasnya bidang dan kajian yang dapat dimasuki oleh disiplin ilmu operation
reseach, berbagai defenisi diatas paling tidak ada rangkuman yang bisa diambil
mengenai arti kata riset operasional, yaitu :
Ø Riset Operasional mencakup dua kata yaitu
riset yang harus menggunakan metode ilmiah dan operasional yang
berhubungan dengan proses atau berlangsungnya suatu kegiatan (proses
produksi, proses pengiriman barang / militer / senjata, proses pemberian
pelayanan melalui suatu antrian yang panjang).
Ø Definisi lain
adalah : Riset Operasional adalah aplikasi metode ilmiah terhadap
permasalahan yang kompleks dalam mengarahkan dan mengendalikan sistem yang luas
mengenai kehidupan manusia, mesin-mesin, material dan uang dalam industri,
bisnis, pemerintahan dan pertahanan.
B. Penelitian Operasional
Penelitian operasional (Operational
Research atau OR) merupakan salah satu metoda pene-litian yang sifatnya dinamis, yaitu
suatu proses penerapan metode analisis untuk memecahkan suatu masalah
operasional, dengan meng-identifikasi
penyebab keberhasilan dan kegagalan kegiatan melalui pendekatan operasional.
Dalam pelaksanaannya perlu ada koordinasi antara peneliti dengan pengelola
program di lapangan. Menurut Blomenfeld (1985), penelitian ope-rasional adalah suatu penerapan atau pe-manfaatan metode analitis untuk membantu
pengambil kebijaksanaan memilih beberapa kemungkinan untuk mencapai tujuan. Drake
dkk (1983) juga berpendapat bahwa penelitian ope-rasional adalah suatu reflection in
action (RIA) atau sering disebut bebenah/ perbaikan sambil jalan. Action
menunjukkan adanya kegiatan atau intervensi, perubahan atau perbaikan. Reflection
menunjuk pada monitoring dan evaluasi.
C. Topik-topik
dalam Penelitian Operasional
v Teori
Keputusan (Decision Theory)
v Teori
Permainan (Game Theory)
v Rantai
Markov (Markov Chains)
v Teori
Antrian (Queuing Theory)
v Teori
Persediaan (Inventory Theory)
v Keandalan
(Reliability)
v Peramalan
(Forecasting)
v Simulasi
(Simulation)
D. Ciri-ciri
Penelitian Operasional:
v
Menggunakan metode ilmiah kreatif
v
Berorientasi pada manajemen praktis dari organisasi
v
Menggunakan sudut pandang organisasi
v
Mendapatkan solusi yang terbaik
v
Menggunakan pendekatan tim
E. Langkah-langkah
dalam studi Penelitian Operasional
1.
Mendefinisikan masalah
2.
Merumuskan model matematis
3.
Mengumpukan data yang relevan
4.
Mengembangkan prosedur untuk menentukan solusi
5.
Menguji model
6.
Menyiapkan penerapan
7.
Mengimplementasikan
3.3 OPERASI
Definisi operasional
variabel merupakan proses mengubah kata yang digunakan
dalam definisi nominal. Contoh judul penelitian; “pengaruh media flash dalam
peningkatan hasil belajar IPA di kelas IX,” maka variabelnya adalah media flash
dan hasil belajar. Dan sekaligus menjadi definisi nominal. Definisi
operasionalnya bisa berupa penjelasan dari sisi makna atau mengungkapkan skla
pengukuran untuk masing-masing variable.
Definisi operasional
tidak boleh mempunyai makna yang berbeda dengan definisi nominal. Oleh karena
itu sebelum menyusun defenisi operasional, peneliti harus membuat definisi
nominal terlebih dahulu atau mentukan variabel penelitiannya. Definisi nominal
dari variabel penelitian seharusnya secara eksplisit telah dinyatakan dalam
kerangka pemikiran. Definisi nominal dapat diangkat dari berbagai pendapat para
akhli yang memang banyak membicarakan, menulis tentang variabel yang
ditelitinya. Kalau variabelnya adalah “media flash, maka peneliti harus
mempelajari konsep media flash yang dituangkan dalam definisi operasional.
Definisi operasional
adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat variabel yang diamati.
Definisi operasional mencakup hal-hal penting dalam penelitian yang memerlukan
penjelasan. Definisi operasional bersifat spesifik, rinci, tegas dan pasti yang
menggambarkan karakteristik variabel-variabel penelitian dan hal-hal yang
dianggap penting. Definisi operasional tidak sama dengan tinjauan teoritis.
Definisi operasional hanya berlaku pada area penelitian yang sedang dilakukan,
sedangkan definisi teoritis diambil dari buku-buku literatur dan berlaku umum yang
terkait.
Ada tiga pendekatan
untuk menyusun definisi operasional, yaitu disebut: Tipe A, Tipe B dan Tipe C.
1) Definisi
Operasional Tipe A, disusun berdasarkan pada operasi yang dilakukan, sehingga
menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat
terjadi.
2) Definisi
Operasional Tipe B, disusun berdasarkan perumusan dalam bentuk deskripsi
tentang bagaimana suatu objek (benda tertentu) beroperasi, yakni apa yang
dilakukan atau terdiri dari apa ciri-ciri dinamis objek tersebut.
3) Definisi
Operasional Tipe C, disusun berdasarkan pada penampakan seperti apa obyek atau
gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yang menyusun
karaktersitik-karaktersitik statisnya. Berikut contoh masing-masing dari
definisi operasional tipe A, B, dan C dengan judul penelitian “pengaruh media
flash dalam peningkatan hasil belajar IPA di kelas IX,”:
Definisi
Operasioanal Tipe A. “Media Flash adalah media yang dibuat dari ….. Dengan
demikian, media flash…Definisi Operasioanal Tipe B. “Penggunaan media flash
dalam pembelajaran dapat berupa…. Dan mekanismenya seperti… Oleh karena itu,
setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi
pembelajaran.
3.4. TEKNIK/METODE PENELITIAN OPERASIONAL
Pengertian
teknik/metode penelitian operasional yaitu berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang
optimal dalam menyusun model dari sistem-sistem, baik deterministik maupun
probabilistikyang berasal dari kehidupan nyata. Oleh
karena itu suatu karya riset harus memenuhi kriteria berikut, yaitu: jelas,
terbuka, jujur dan sistematik, atau dengan perkataan lain dapat dilaksanakan
kembali oleh orang lain dengan cara-cara yang sama (reproducable), kecuali
riset yang bersifat rahasia.
Landasan
riset pada dasarnya ialah ilmu pengetahuan (science), dan ilmu
pengetahuan itu sendiri dikembangkan melalui riset. Jadi, terdapat kaitan
yang erat antara riset dan ilmu pengetahuan.
Teknik/metode
penelitian operasional meliputi metode kualitatif dan kuantitatif. Rancangan
studi meliputi non-experimental hingga ex-perimental. Tidak ada satu set
metode atau rancangan penelitian tertentu dalam penelitian operasional. Penerapan
metode tertentu atau penggunaan satu desain terhadap sesuatu hal adalah yang
membedakan operasional penelitian dengan jenis penelitian lainnya. Dalam
analisis, operasional penelitian juga dapat menggunakan metode analisis
kuantitatif dan kualitatif.
Metode
kualitatif adalah metode yang lebih mengupas permasalahan secara mendalam.
Studi kasus termasuk salah satu metode kualitatif.
Metode
kuantitatif adalah metode yang mengupas permasalahan dengan mengolah data. Survey,
analisa isi (kalo gak salah) termasuk metode kuantitatif. kalo mau lebih jelas,
bisa cari tahu di buku MPS (metode penelitian sosial).
2. Menghitung
besaran/berapa banyak
3. Membuktikan
sesuatu (apakah ada hubungan, ada pengaruh, berapa resikonya, mana faktor yang
dominan)
4. Memprediksikan
sesuatu variabel berdasarkan variabel lain
5. Tindakan
atau eksperimen
6. Membuktikan
suatu hipotesa
Pada
penelitian kuantitatif banyak menggunakan hitungan, tabel, statistik dengan
kaidah-kaidah tertentu. tehnik pengumpulan data dengan quesioner
Metode kualitatif secara umum sifatnya:
Metode kualitatif secara umum sifatnya:
1. Menggali
informasi secara mendalam
2.
Menjawab pertanyaan mengapa
3.
Mengetahui tentang motivasi, persepsi, perilaku,
sikap dan kepercayaan
4.
Memungkinkan untuk mendapatkan hal2 yang
tersirat
5.
Mendapatkan suatu hipotesa tehnik yang
digunakan berupa wawancara mendalam, fokus group discussion dan observasi Menggunakan
metode yang mana yang dipilih tergantung dari tujuan penelitiannya. Idealnya
dipadukan antara kualitatif dan kuantitatif sehingga dapat saling melengkapi.
3.4.1.
PENGERTIAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN
KUALITATIF
Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan
dengan nama metode yang tradisional dan metode baru; metode positivistic dan
metode postpositivistic, metode scientific dan artistic, metode konfirmasi dan
temuan. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistic,
scientivic dan metode discovery. Selanjutnya metoda hase kualitatif sering
dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive
research.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional,
karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai
metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode scientific
karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/ empiris, objektif,
terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery,
Karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode
baru karena popularitasnya belum lama, metode ini dinamakan postpositivistik
Karena berlandaskan pada filsafat post positifisme. Metode ini disebut juga
sebagai metode artistic, Karena proses penelitian lebih bersifat seni(kurang
terpola),dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih
berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.
Metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang
di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistic,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan.
Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode
penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting); di sebut juga metode etnographi, karena pada awalnya metode
ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut
metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif.
3.4.2.
PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif
dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar
penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat
konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris
dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena
metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori
yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan
kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka.
Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke
sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang
membangunnya.
Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan
pendekatan kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini:
1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif
lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data
dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang
berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti.
Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya
dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban
dan skor-skornya.
Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik.
Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan
dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
2. Dari segi konsep atau teori, penelitian
kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang
dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk
pengukuran variabel-variabelnya.
Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa
pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para
responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep
sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep,
teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan,
menemukan konsep atau teori.
3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif
merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah
dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa
hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data,
kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.
4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian
kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif
mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian,
penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh,
keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan
cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin
mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para
responden dan latar sosial yang diteliti.
6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size)
responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya
bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus,
persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum
pengumpulan data.
Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan
data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai
informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang
kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya
berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak
berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang
diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi
penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu
proses pencapaian kualitas informasi.
7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan
penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel
(konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian
kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya
memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle,
berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan
interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau
teori sebagai temuan.
8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif
berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam
bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.
9. Dari segi definisi operasional, penelitian
kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu
menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi operasional adalah
petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif
menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan
perspektif etik bukan emik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional,
berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti
telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau
pandangan mereka.
10. (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif
dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik,
sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke
lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung”
informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi
interpretasi.
11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif
memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia
dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian
sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka
dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya
adalah angket atau kuesioner.
12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif
interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan
subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan
penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti
memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep
tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang
sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif
“sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau
analisis statistik.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari beberapa pembahasan diatas
dapat kami ambil kesimpulan sebagai berikut:
Metode
adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan
bidang keilmuan; atau juga suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan rencana tertentu. Penelitian adalah investigasi yang
sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis
mengenai hubungan tertentu antara fenomena. Metode Penelitian Operasional
adalah Hasil suatu riset disebut penemuan (findings) yang berbentuk
kesimpulan dan rekomendasi.
Variabel adalah gejala yang
bervariasi, yang menjadi objek penelitian. Variabel adalah objek penelitian, atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabe dibedakan atas kuantitatif
dan kualitatif. Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
variabel diskrit dan variabel kontinum (ordinal, interval dan
ratio). Pada dasarnya banyaknya variabel sangat bergantung sederhana atau
runtutnya penelitian. Makin sederhana rancangan penelitian, variabelnya makin
sedikit, dan sebaliknya. Menurut fungsinya variabel ada 6 macam, yaitu:
variabel bebas, variabel tergantung, variabel intervening, variabel moderator,
variabel kendali dan variabel rambang. Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah
dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. Jika suatu hipotesis telah terbukti
kebenarannya, ia akan berubah namanya disebut tesis, jadi merupakan teori. Ada dua
macam hipotesis, yaitu hipotesis nihil (hipotesis nol) hipotesis kerja atau
disebut juga hipotesis alternatif (Ha). Bentuk-bentuk
hipotesis ada 3, yaitu: variabel deskriptif, variabel komparatif dan
variabel asosiatif. Sumber-sumber
yang dapat menyebabkan hipotesis tidak terbukti adalah: landasan teori
yang tidak valid, Kesalahan sampling, kesalahan alat pengambil data, kesalahan
perhitungan, kesalahan rancangan penelitian dan pengaruh variabel luaran.
B. SARAN
Setelah
membaca beberapa kesimpulan yang penulis singun di atas maka penulis memberikan
beberapa saran atau upaya yang di perlukan untuk menganti berbagai masalah yang
ada sehingga terhujudnya dalam memahami pentingnya teknik penelitian operasi
dalam makalah ini.
Dengan
demikian uraian singkat dari pembahasan dan penulis makalah perorangan ini
semoga dapat berguna dan memberi mamfaat yang sebaik-baiknya dalam rangka
pembinaan mahasiswa/i di Universitas Oriental Timor Lorosae pada khususnya
kelas B Baucau.
DAFTAR PUSTAKA
3.
Hamidi. 2004. Metode penelitian kualitatif: aplikasi
praktis pembuatan proposal dan laporan penelitian. Malang: umm press. Hal 14-16
5.
Arikunto,
Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik,
Yogyakarta, diterbitkan oleh: Rineka Cipta.
6.
Hadi,
Amirul, & Haryono, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung,
diterbitkan oleh: CV Pustaka Setia.
7.
Narbuko,
Cholid, & Achmadi, Abu, 2008, Metodologi Penelitian, Jakarta,
diterbitkan oleh: PT Bumi Aksara.